nira dapat menghasilkan bioetanol dengan kadar etanol sekitar 95 Effendi, 2010.
2.6 Tandan Aren
Tandan buah pohon aren Gambar 2.6 terdiri dari banyak tangkai yang panjangnya kira-kira 2 kaki 60,96 cm. Semua tandan bergantungan pada sebuah
tangkai yang lebih besar dan penuh dengan buah yang berwarna hijau bila masih muda dan coklat kekuning-kuningan bila masak. Kadang-kadang pada satu pohon
terdapat 4 sampai 5 tandan buah aren yang masing-masing mempunyai bobot sekitar 100 kg Heyne, 1987.
Gambar 2.6. Tandan buah aren http:www.pantonanews.com Tandan aren yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari industri
kolang kaling yang terdapat di Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Industri kolang kaling ini merupakan sentra terbesar produksi bahan kolang
Universitas Sumatera Utara
kaling yang pemasarannya menjangkau Jakarta, Medan, Batam, Pekan Baru, Aceh, bahkan sampai ke Malaysia. Buah kolang kaling diperoleh dari para
pengumpul yang berasal dari daerah Langkat, Dairi, Padang Sidempuan, dan Pakpak Barat Anonim, 2012. Buah aren yang bijinya akan diolah menjadi
kolang kaling dibawa ke pabrik masih lekat pada tandannya. Tandan aren ini merupakan bagian dari tanaman aren yang berkayu dan
memiliki sifat fisik yang kuat karena menjadi tempat bergantung banyak buah. Beberapa komponen senyawa kimia yang terdapat pada tandan aren dapat dilihat
Tabel 2.5. Tabel 2.5. Komponen kimia tandan aren
Parameter Kadar
Lignin 27,74
Holoselulosa 68,11
α-selulosa 33,79
Kadar air 11,10
Ekstraktif 1,80
Sumaiyah, dkk., 2013 Pada industri kolang-kaling terdapat limbah padat berupa tandan dan kulit
buah aren. Tandan aren yang telah diambil buahnya dibiarkan bertumpuk dan mengering. Pemanfaatan tandan aren ini masih sangat terbatas, yaitu hanya
sebagai kayu bakar. Dengan mengetahui kandungan bahan kimia dari tandan aren, maka tandan aren ternyata dapat digunakan sebagai salah satu sumber selulosa
untuk diolah menjadi selulosa mikrokristal dan nanokristal yang akan dimanfaatkan dalam bidang farmasi.
2.7 Tablet