Data hasil uji friabilitas tablet natrium diklofenak F5-F7 dapat dilihat pada Tabel 4.15. Friabilitas dari keempat formula tablet memenuhi syarat, yaitu
lebih kecil dari 0,8. Hal ini disebabkan oleh komposisi tablet terdiri dari granul dan serbuk halus. Untuk formula F5 yang mengandung SNTA diperoleh friabilitas
yang lebih kecil dari tablet F6 dan F7, yaitu sebesar 0,50 Lampiran 27. Tablet yang komposisinya terdapat SNTA dapat mengisi celah-celah di antara bahan-
bahan penyusun tablet sehingga tablet menjadi lebih kompak, kuat, dan tahan terhadap benturan pada saat pengemasan dan distribusi.
Tabel 4.15. Pengaruh formula terhadap uji friabilitas, kekerasan, dan waktu hancur dari tablet natrium diklofenak yang diformulasi dengan SNTA, SMTA,
dan Avicel
Formula Friabilita
s Kekerasa
n kg Waktu hancur menit
Dengan cakram Tanpa
cakram
F5 SNTA 0,50
7,98 ± 0,18
16,30 ± 0,13 16,78 ± 0,34
F6 SMTA 0,75
7,21 ± 0,24
5,48 ± 0,14 5,63 ± 0,08
F7 Avicel PH 102
0,75 7,15 ±
0,29 5,40 ± 0,18
5,55 ± 0,16
4.4.2.4 Kekerasan Tablet
Hasil uji kekerasan tablet natrium diklofenak dengan menggunakan SNTA, SMTA, dan Avicel PH 102 terdapat pada Tabel 4.15 dan Lampiran 28. Menurut
Parrot 1971 syarat kekerasan tablet antara 4-8 kg. Hasil uji kekerasan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tablet natrium diklofenak F5-F7 memenuhi
persyaratan, yaitu berada dalam kisaran 4-8 kg.
Universitas Sumatera Utara
Tablet F5 yang mengandung SNTA merupakan tablet yang paling keras. Ini dikarenakan SNTA memiliki ukuran partikel yang sangat kecil dan kristalinitas
yang tinggi, sehingga menghasilkan tablet dengan kekerasan yang lebih tinggi Suzuki dan Nakagami, 1999. Selain itu, SNTA memiliki indeks kompresibilitas
dan indeks Hausner yang tinggi, sehingga penggunaan SNTA dalam formula tablet natrium diklofenak menghasilkan tablet dengan kompresibilitas dan
kekerasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tablet yang diformulasi dengan selulosa mikrokristal Avicel PH 102 dan SMTA. Kekerasan tablet yang baik akan
memudahkan penanganan pada pengemasan dan transportasi Lachman, dkk, 1994.
4.4.2.5 Waktu Hancur
Waktu hancur tablet natrium diklofenak F5-F7 dapat dilihat pada Tabel 4.15 dan Lampiran 29. Waktu hancur dari tablet natrium diklofenak yang
menggunakan Avicel dan SMTA F6-F7 memiliki waktu hancur yang kurang dari 15 menit. Waktu hancur tablet F5 yang menggunakan SNTA 10 bb adalah lebih
dari 15 menit. Kompresi partikel yang lebih kecil pada tekanan pemadatan yang sama mengakibatkan porositas tablet yang lebih kecil, sehingga medium disolusi
menjadi lebih sulit untuk memasuki dan membasahi bagian dalam tablet, yang berakibat memperlama waktu hancur tablet tersebut Sun dan Grant, 2001.
4.4.3 Profil Disolusi Tablet Natrium Diklofenak yang Diformulasi dengan SNTA, SMTA, dan Avicel PH 102
Profil disolusi obat secara in vitro dilakukan dengan menggunakan dissolution tester pada medium pH 6,8 dan pH berganti selama 480 menit dapat
dilihat pada Gambar 4.18 dan Gambar 4.19. Tablet dibuat menggunakan Avicel,
Universitas Sumatera Utara
SMTA, dan SNTA. Pembuatan tablet menggunakan SNTA diharapkan dapat memperlambat pelepasan obat. Oleh karena itu, uji disolusi ini perlu dilakukan
untuk mengetahui profil disolusi obat dari sediaan tablet yang dibuat. Pengujian disolusi sediaan yang dibuat dibandingkan dengan sediaan yang beredar di
perdagangan, yaitu Voltaren
®
.
60 120
180 240
300 360
420 480
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
110
P e
le p
a s
a n
o b
a t
Waktu menit F7 Avicel PH 102
F6 SMTA F5 SNTA
Voltaren
Gambar 4.18. Profil disolusi tablet natrium diklofenak yang diformulasi dengan Avicel PH 102 F7, SMTA F6, SNTA F5, dan Voltaren
®
dalam medium pH 6,8
60 120
180 240
300 360
420 480
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
110
pH 6,8 pH 1,2
F7 Avicel PH 102 F6 SMTA
F5 SNTA Voltaren
P e
le p
a s
a n
o b
a t
Waktu menit
Gambar 4.19. Profil disolusi tablet natrium diklofenak yang diformulasi dengan
Universitas Sumatera Utara
Avicel PH 102 F7, SMTA F6, SNTA F5, dan Voltaren
®
dalam medium pH berganti
Data disolusi obat dalam medium pH 6,8 dan pH berganti dapat dilihat pada Lampiran 30-31. Tablet yang diformulasi dengan Avicel PH 102 dan SMTA
melepaskan obat mencapai 90 dalam menit ke-60, begitu juga dengan tablet Voltaren
®
. Sedangkan tablet yang mengandung SNTA pada menit ke-60 melepaskan obat sebanyak 45,13 dan menit ke-240 mencapai 95,22. Tablet
yang menggunakan SNTA melepaskan obat dengan lebih lambat. Ukuran partikel SNTA yang lebih halus menyebabkan luas permukaan yang lebih besar sehingga
partikel natrium diklofenak tersaluti oleh SNTA. Hal ini mengakibatkan pembasahan tablet terhambat dan pelepasan obat pun menjadi lebih lambat.
Uji disolusi dalam medium pH berganti dilakukan dalam medium pH lambung buatan pH 1,2 selama 2 jam, kemudian medium diganti dengan cairan
usus buatan pH 6,8, dan pengujian dilanjutkan hingga 8 jam. Pelepasan natrium diklofenak dari tablet dengan formula F6, F7, dan Voltaren
®
dalam medium asam mencapai 29-33. Hal ini dikarenakan natrium diklofenak praktis tidak larut
dalam asam dan larut dalam basa dan air Bravo, dkk., 2002. Tablet F5 dalam waktu 120 menit melepaskan natrium diklofenak sebanyak 16,12. Natrium
diklofenak dilepaskan lebih sedikit dari tablet yang diformulasi dengan SNTA. Setelah medium lambung buatan diganti dengan medium usus buatan, diperoleh
persen pelepasan obat natrium diklofenak dari tablet Voltaren
®
, F6, dan F7 lebih besar dari 90 dalam menit ke-180. Sedangkan tablet F5, persen pelepasan obat
dari natrium diklofenak mencapai 93,82 dalam menit ke-300. Tablet F5 yang diformulasi dengan SNTA memiliki laju pelepasan obat yang lebih lambat dari
tablet yang diformulasi dengan selulosa mikrokristal dan tablet Voltaren
®
.
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis statistik dengan metode Anova dengan taraf kepercayaan 95 dan post hoc test yang menggunakan Tukey test menunjukkan perbedaan
yang signifikan pada pelepasan obat dari uji disolusi formula F5, F6, F7, dan Voltaren
®
dalam medium pH 6,8 dan pH berganti p ≤ 0,05 Lampiran 32 dan 33.
4.4.4 Kinetika Pelepasan Obat