BSA, kemudian diinkubasi pada suhu 35-37
o
C selama 24-48 jam, koloni yang tumbuh diamati dan dihitung dengan coloni counter. Biakan diduga Salmonella
positif jika: Pada BGA: koloni dari tidak berwarna, menjadi merah muda sampai merah, dari
translusen hingga keruh dengan lingkaran merah muda hingga merah. Pada BSA: koloni berwarna coklat abu-abu sampai hitam dan kadang-kadang
dengan kilap logam. Warna media di sekitar koloni mula-mula coklat, jika masa inkubasi ditambah warna koloni menjadi hitam Pelczar, 1986.
3.7.8 Uji Angka Pseudomonas aeruginosa
Sebanyak 1 g sampel ditimbang dengan caraaseptik dan dimasukkan ke stomaker steril. Kemudian ditambahkan LB secukupnya sampai volume 10 ml
dan diaduk homogen selama 30 detik. Diperoleh suspensi dengan konsentrasi 10
-1
gml. Selanjutnya dibuat suspensi dengan konsentrasi 10
-2
dan 10
-3
gml dengan larutan TSB kemudian semuanya diinkubasi pada suhu 35-37
o
C selama 48 jam. Diambil biakan yang menunjukkan pertumbuhan positif dengan alat untuk
digoreskan atau disebarkan pada permukaan media lempeng cetrimide agar CETA dan diinkubasi pada suhu 35-37
o
C selama 48-72 jam. Diamati adanya pertumbuhan koloni spesifik berwarna kehijauan. Selanjutnya dibuat suspensi
pekat dalam 0,5 ml TSB untuk diinokulasikan pada media lempeng Pseudomonas agar P PAP, PAF, dan nutrient agar NA miring. Semua media diinkubasi pada
suhu 35-37
o
C selama 24 jam untuk NA miring dan 72 jam untuk PAP dan PAF Pelczar, 1986.
3.7.9 Penentuan pH
Universitas Sumatera Utara
Serbuk selulosa mikrokristal ditimbang sebanyak 2 g, kemudian diaduk dengan 100 ml akuades selama 5 menit, dan pH dari cairan supernatan diukur
dengan pH meter. Persyaratan pH untuk selulosa mikrokristal adalah 5-7 Ohwoavworhua dan Adelakun, 2005a.
3.7.10 Susut Pengeringan
Susut pengeringan adalah kadar bagian yang menguap dari suatu zat. Sebanyak 2 g serbuk selulosa mikrokristal ditimbang seksama, diletakkan dalam
cawan petri, kemudian dikeringkan dalam oven pada 105
o
C hingga diperoleh berat konstan. Susut pengeringan ditentukan sebagai perbandingan berat kering
terhadap berat sampel dan dinyatakan dalam persentase Ohwoavworhua dan Adelakun, 2005a.
3.7.11 Penentuan Kadar Abu Total
Sebanyak 2 g serbuk selulosa mikrokristal ditimbang seksama dimasukkan ke dalam krus porselin yang telah dipijar dan ditara, kemudian diratakan. Krus
dipijarkan perlahan-lahan sampai arang habis, pemijaran dilakukan pada suhu 600
o
C selama 2 jam kemudian didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap Ditjen POM, 1995.
3.7.12 Berat Jenis Nyata
Berat jenis nyata Dn dari serbuk selulosa mikrokristal ditentukan dengan menggunakan piknometer. Benzen digunakan sebagai cairan pencelup. Serbuk
ditimbang dengan berat w. Benzen dimasukkan ke dalam botol dan ditimbang, diperoleh harga a. Kemudian serbuk dimasukkan ke dalam botol yang berisi
cairan. Ketika serbuk dimasukkan, sebagian cairan akan keluar dari botol. Berat
Universitas Sumatera Utara
botol yang berisi sisa cairan dan serbuk ditimbang, diperoleh harga b. Berat jenis serbuk dihitung menurut persamaan berikut Ohwoavworhua dan Adelakun,
2005a:
Dn = w
[ a+w −b ] x GP …………….. 3.3
Dengan w = berat serbuk GP = gravitasi pelarut 0,88 grcm
3
a = berat botol + pelarut b = berat botol + sisa pelarut + serbuk.
3.7.13 Berat Jenis Ruahan