BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Penelitian eksperimental dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Pada pembuatan dan karakterisasi SMTA dan SNTA, yang termasuk variabel bebas adalah proses hidrolisis yang digunakan
sedangkan variabel terikat adalah karakterisasi SMTA dan SNTA. Untuk penggunaan SMTA dan SNTA dalam tablet natrium diklofenak, yang menjadi
variabel bebas adalah formulasi tablet dan variabel terikatnya adalah sifat tablet
Universitas Sumatera Utara
dan pelepasan obat dari tablet. Uji toksisitas akut dilakukan dengan melihat pengaruh pemberian konsentrasi SMTA pada tingkat kematian dan tingkah laku
mencit. Uji perbandingan pelepasan natrium diklofenak dari tablet yang
diformulasi dengan SNTA, SMTA, Avicel PH 102, dan tablet yang ada di perdagangan Voltaren
®
dalam medium pH 6,8 dan pH berganti secara in vitro dengan menggunakan ANOVA satu arah.
3.2 Bahan dan Alat 3.2.1 Bahan
Bahan yang digunakan adalah tandan kosong dari pohon aren sesuai dengan hasil identifikasi tanaman pada Lampiran 1 yang dikumpulkan dari
pabrik kolang-kaling di Selesai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Avicel diperoleh dari Mingtai Chemical Co. Ltd Lampiran 2. Lactose spray
drieddidapatkan dari PT Kimia Farma Plan Jakarta Lampiran 3. Natrium diklofenak diberikan oleh PT Hokiwan Farma India Lampiran 4 melalui PT
Indofarma. Bahan kimia yang digunakan adalah hidrogen peroksida dari Bratachem, asam klorida, benzen, etanol, iodum,kalium dihidrogen fosfat, kalium
kromat, kalium iodida, kupri etilen diamin, zink klorida, natrium hidroksida, dan natrium sulfit dari Merck yang pro analisis p.a..
3.2.2 Alat
Blender Sico Hamada, oven, neraca listrik Mettler Toledo, desikator, mesin cetak tablet single punch Ateliers, Strong Cobb Hardness tester Erweka,
desintegration tester Erweka, alat disolusi, stopwatch, termometer, mortar, stamper, lemari pengering, ayakan, cawan porselen, alat uji sudut diam, alat uji
Universitas Sumatera Utara
waktu alir, alat indeks tap, pH meter Hanna, pompa vakum, membran dialisis dengan molecular weight cut off MWCO 12.000-14.000 yang diperoleh dari
Fisher Scientific Japan,Fourier TransformInfra Red Shimadzu- IR Prestige 21,Scanning Electron MicroscopyJSM-35 C Sumandiu, TransmissionElectron
Microscopy LEICA EM UC7-NT TEM, XRD Shimadzu XRD-7000 X-ray diffractometer MAXima, dan alat-alat gelas laboratorium.
3.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas Farmasi USU, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Serpong, Universitas Gajah Mada,
dan Politeknik Negeri Lhokseumawe Aceh Utara.
3.4 Prosedur Penelitian 3.4.1 Pembuatan Larutan Pereaksi
Larutan Asam Klorida 2,5 N
Asam klorida pekat diukur sebanyak 208,4 ml,kemudian ditambahkan air suling secukupya sampai volume 1000 ml.
Larutan Asam Nitrat 3,5
Asam nitrat pekat diukur sebanyak 53,84 ml, kemudian ditambahkan air suling secukupya sampai volume 1000 ml.
Larutan Iodum 0,1 N
Iodum ditimbang sebanyak 14 g, dilarutkan dalam larutan 36 g KI dalam 100 ml air, lalu ditambahkan 3 tetes HCl , kemudian diencerkan dengan air secukupya
sampai volume1000 ml.
Universitas Sumatera Utara
Larutan Natrium Hidroksida 2
Natrium hidroksida ditimbang sebanyak 2,0 g, kemudian dilarutkan dalam akuades secukupya sampai volume 100 ml.
Larutan Natrium Hidroksida 17,5
Natrium hidroksida ditimbang sebanyak 17,5 g, kemudian dilarutkan dalam akuades secukupya sampai volume 100 ml.
Larutan Natrium Sulfit 2
Natrium sulfit ditimbang sebanyak 2 g, kemudian dilarutkan dalam akuades secukupya sampai volume 100 ml.
Larutan Zink Klorida Teriodinasi
Zinkum klorida ditimbang sebanyak 20 g, lalu ditambahkan KI sebanyak 6,5 g dalam 10,5 ml air dan Iodum sebanyak 0,5 g. Kemudian campuran dihomogenkan
selama 15 menit.
3.4.2 Penyiapan Bahan
Tandan aren yang telah dikumpulkan, dipotong-potong kecil dengan ukuran 1-2 cm, dikeringkan di udara terbuka, dihaluskan, dan disaring melalui
ayakan 20 dan 60 mesh. Hasil saringan lolos dariayakan 20 mesh dan tertahan pada 60 mesh.
3.5 Isolasi α-Selulosa Tandan Aren
Isolasi α-selulosa tandan aren dilakukan dengan memodifikasi metode yang dilakukan oleh Ohwoavworhua dan Adelakun 2005b, yaitu sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Serbuk tandan aren sebanyak 75 g dimasukkan ke dalam beaker glass, kemudian ditambahkan 1 liter campuran HNO
3
3,5 dan 10 mg NaNO
2
, dicelupkan dalam penangas air pada suhu 90
o
C selama 2 jam. Setelah itu disaring dan ampas dicuci hingga filtrat netral. Selanjutnya didigesti dengan 750 ml larutan yang
mengandung NaOH 2 dan natrium sulfit 2 pada suhu 50
o
C selama 1 jam,kemudian disaring dan ampas dicuci sampai netral. Selanjutnya dilakukan
pemutihan dengan 250 ml larutan natrium hipoklorit 1,75 pada temperatur mendidih selama 0,5 jam. Kemudian disaring dan ampas dicuci sampai pH filtrat
netral. Setelah itu dilakukan pemurnian α-selulosa dari sampel dengan 500 ml larutan NaOH 17,5 pada suhu 80
o
C selama 30 menit. Kemudian disaring, dicuci hingga pH filtrat menjadi netral. Dilanjutkan dengan pemutihan dengan larutan
hidrogen peroksida 10 pada suhu 60
o
C selama 15 menit. Kemudian disaring dan dicuci benar-benar dengan akuades, dan dikeringkan pada suhu 60
o
C dalam oven vakum dan tekanan 30 cmHg selama 1 jam.
3.6 Pembuatan Selulosa Mikrokristal Tandan Aren