PEMBAHASAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
dalam penelitian ini jenis zikir yang digunakan adalah lafaz “Ya Lathyf” yang diajarkan dalam satu kali pelatihan, dan menghasilkan angka signifikansi lebih
rendah p=0.000. Sebagaimana yang dilakukan Maimunah 2011, Yuliza 2012 juga
melakukan penelitian yang sama yaitu mengenai pengaruh zikir terhadap kecemasan namun menggunakan responden berbeda yaitu pasien pre-operasi
Sectio Caesaraea SC yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh antara zikir terhadap tingkat kecemasan pasien pre-operasi setelah dilakukan intervensi
p=0.001. Hal yang membedakan penelitian penelitian ini dengan penelitian Yuliza 2012 adalah interval waktu penelitian, Yuliza 2012 melakukan
penelitian selama 2 bulan dengan jumlah responden 15 orang, sedangkan penelitian ini dilakukan selama 2 hari dengan melibatkan 48 responden.
Perbedaan ini dikarenakan kecemasan yang dialami dialami mahasiswa saat menghadapi ujian praktikum lebih ringan dari pada kecemasan yang dialami
pasien pre-operasi. Allah S.W.T berfirman :
Artinya: “ Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang dengan mengingat Allah, ingatlah dengan mengingat Allah-lah hati
menjadi tenang.” QS. Ar-
Ra’du: 28.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh ayat diatas, bahwa mengingat Allah, yang salah satunya dapat dilakukan dengan berzikir, dapat membuat hati menjadi
tenang. Seseorang yang mengalami kecemasan, hatinya menjadi risau dan gelisah, dan dengan berzikir dapat menghilangkan kegelisahan dan kecemasan tersebut
Zainul, 2007 dan menumbuhkan rasa percaya diri Maimunah, 2011. Potter dan Perry 2005 menyebutkan bahwa aktivitas spiritual seperti berdoa dan meditasi
dapat menurunkan stres. Assegaf 2009 menyebutkan bahwa kulitas respon relaksasi akan lebih optimal jika disertai dengan zikir, karena rasa berharap akan
kasih sayang Allah dapat menumbuhkan optimisme dan menyeimbangkan gejolak emosi, hal tersebut akan menormalkan metabolisme tubuh dan memperbaiki
regulasi hormon. Dengan berzikir sebelum mengikuti ujian praktikum, dapat menurunkan kecemasan yang dialami mahasiswa saat menghadapi ujian tersebut.
Selama menjalani intervensi zikir, responden juga melakukan tehnik relaksasi autogenik, yaitu mengulang-ulang kalimat zikir dalam keadaan relaksasi.
Kecemasan sering dihubungkan dengan kejadian penurunan variabilitas detak jantung Heart Rate VariabilityHRV yang disebabkan oleh peningkatan kerja
saraf simpatis dan penurunan kerja saraf parasimpatis Gallo dan Harry, 2008; Carlstedt, 2009; Miu et al., 2009; Everly dan Jeffrey, 2012. Miu et al. 2009
dalam penelitiannya menemukan bahwa autogenik dapat meningkatkan HRV dan mengefektifkan vagal control terhadap kerja jantung. Schalmann et al. 2010
menyebutkan bahwa autogenic training dapat menyeimbangkan aktivitas saraf simpatis dan parasimpatis pada sistem saraf autonom.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa zikir yang dibarengi dengan tehnik autogenik dapat menurunkan kecemasan secara signifikan p=0.000. Hal
ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Kanji et al. 2004 tentang pengaruh autogenik yang menyimpulkan bawa autogenik dapat menurunkan
kecemasan yang dialami mahasiswa keperawatan p0.001 dan pasien post- operasi coronary angioplasty p0.001. Hidderlay dan Martin 2004 juga
menunjukkan hal yang sama dalam penelitiannya mengenai pengaruh autogenik terhadap kecemasan pasien kanker stadium awal yang menyimpulkan bahwa
relaksasi autogenik dapat menurunkan kecemasan p=0.0027. Penelitian ini memiliki beberapa perbedaan dengan apa yang dilakukan
Kanji et al. 2004 dalam penelitiannya, diantaranya penggunaan instrumen untuk mengukur kecemasan, penelitian ini menggunakan Hamilton Anxiety Scale
Ham-A sedangkan Kanji et al. 2004 menggunakan State-Trait Anxiety Inventory STAI. Perbedaan ini disebabkan karena penggunaan interval waktu
penelitian yang berbeda. STAI merupakan kuesioner kecemasan yang terdiri dari 40 pertanyaan Tusaie dan Joyce, 2013 sehingga sangat sesuai digunakan untuk
penelitian yang dilakukan dalam waktu lama 2 bulan, seperti yang dilakukan oleh Kanji et al. 2004, sedangkan Ham-A hanya terdiri dari 14 pernyataan dan
dianggap tidak terlalu panjang sehingga sangat sesuai untuk digunakan dalam penelitian ini yang dilakukan dalam waktu yang relatif singkat.
Intervensi zikir yang dilakukan oleh responden, selain mengandung unsur autogenik, juga memuat unsur meditasi, sehingga ketika melakukan zikir,
responden juga melakukan proses meditasi. Bermeditasi dapat memunculkan respon relaksasi Losyk, 2005 yang dapat menurunkan respon fight-or-flight
melawan atau terbang pada sistem saraf simpatis dengan meningkatkan respon saraf parasimpatis Hanson, 2011; Johnson, 2012. Keadaan cemas dapat
meningkatkan kerja amygdalaAntony dan Murray, 2008; Essau dan Thomas, 2012 dan menyebabkan perubahan frekuensi detak jantung dan respon autonom
lainnya Hjemdhal et al., 2011. Goldin dan James 2010 menyebutkan bahwa meditasi dapat menurunkan aktifitas amygdala sehingga dapat menurunkan respon
autonom terhadap kecemasan tersebut. Penelitian ini menunjukkan bahwa relaksasi zikir yang dibarengi dengan
meditasi dapat menurunkan kecemasan mahasiswa saat menghadapi ujian skill-lab p=0.000, hal ini sejalan dengan yang dilakukan Beauchemin et al. 2008
mengenai pengaruh meditasi terhadap kecemasan dan penampilan akademik siswa berkebutuhan khusus yang menyimpulkan adanya penurunan kecemasan setelah
melakukan meditasi p0,05. Namun, sebuah telaah juranl mengenai meditasi menyebutkan bahwa setidaknya ada 15 penelitian tentang efek meditasi yang
tidak menemukan efek positif yang jelas terhadap gangguan depresi dan kecemasan, namun pendapat ini tidak disertai alasan, meditasi hanya digunakan
sebagai tindakan alternatif Saeed et al., 2010. Selama proses intervensi zikir, responden melakukan tehnik relaksasi
autogenik dan meditasi, dibarengi dengan penggunaan tehnik napas dalam, ini merupakan kunci pada intervensi ini. Seperti halnya relaksasi, tehnik napas dalam
dapat mengaktifkan sistem saraf parasimpatis, menurunkan frekuensi jantung dan tekanan darah, mengurangi konsumsi oksigen, dan meningkatkan fungsi
pernafasan dan sistem kardiovaskular Brody dan Paula, 2009; Seaward, 2012. Tehnik napas dalam disebut juga tehnik pernafasan diafragma difraghmatic
breathing, tehnik dasar pernafasan diafragma adalah dengan mengurangi frekuensi nafas menjadi 4-6 kali permenit Seaward, 2012.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi zikir dengan menggunakan tehnik napas dalam dapat menurunkan kecemasan yang dialami
mahasiswa, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Chiang et al. 2009 mengenai pengaruh pernafasan diafragma terhadap kecemasan pasien anak
dengan asma yang menunjukkan adanya penurunan kecemasan yang siginifikan pada kelompok perlakuan.
Ghofur dan Eko 2007 mengemukakan hasil yang sama dalam penelitiannya tentang pengaruh tehnik napas dalam terhadap kecemasan pada ibu
persalinan kala I yang menemukan adanya perbedaan yang signifikan p=0.000 antara kecemasan sebelum dan setelah pelakuan. Penelitian ini memiliki
perbedaan dalam penggunaan desain penelitian dengan penelitian yang dilakukan Ghofur dan Eko 2007. Penelitian ini menggunakan rancangan randomized
control group pre-test and post-test design, yaitu dengan membagi responden menjadi kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sebagai pembanding,
sedangkan Ghofur dan Eko 2007 menggunakan one group pretest-postest, yaitu hanya menggunakan satu kelompok perlakuan, dan tidak memiliki kelompok
pembanding, sehingga dapat menyebabkan bias hasil. Kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak diberikan perlakuan
zikir sebelum post-test. Digunakannya kelompok kontrol bertujuan sebagai pembanding untuk kelompok perlakuan, baik untuk nilai pre, nilai post, dan beda
antara keduanya. Dalam hal ini, responden pada kelompok kontrol dibiarkan menggunakan cara adaptasi masing-masing ketika menghadapi ujian praktikum,
seperti halnya dengan membaca doa, atau dengan mengulang-ulang materi yang akan diujikan.
Pada penghitungan uji beda rata-rata antara skor kecemasan pre dan post pada kelompok kontrol menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan
p=0.000. Namun perbedaan skor kecemasan ini menunjukkan adanya peningkatan. Pada saat pre-test ditemukan bahwa rata-rata kecemasan kelompok
kontrol adalah 12,00 sedangkan pada post-test menunjukkan rata-rata 22,33. Peningkatan skor kecemasan ini menunjukkan adanya peningkatan kecemasan
kelompok kontrol saat menghadapi ujian praktikum. Peningkatan kecemasan yang paling signifikan terlihat dari peningkatan tingkat kecemasan berat, dimana saat
pre-test menunjukkan tidak ada anggota kelompok kontrol yang mengalami kecemasan berat 0 sedangkan saat post-test yang mengalami kecemasan berat
meningkat menjadi 5 orang 20,8. Hasil penelitian ini yang menemukan bahwa kelompok kontrol mengalami
peningkatan kecemasan sejalan dengan penelitian yang dilakukan Suyamto et al. 2009 tentang pengaruh relaksasi otot terhadap kecemasan mahasiswa
keperawatan menghadapi ujian ahir program, dan penelitian yang dilakukan Kanji et al. 2006 tentang pengaruh autogenik terhadap kecemasan yang dialami
mahasiswa keperawatan. Keduanya menyimpulkan bahwa kelompok yang tidak diberikan perlakuan kelompok kontrol mengalami peningkatan kecemasaan saat
pot-test. Pada pilot study menunjukkan bahwa kecemasan mahasiswa saat menghadapi ujian praktikum dapat meningkat ketika semakin dekat dengan waktu
ujian. Ketika seseorang tidak bisa beradaptasi dengan baik terhadap kekhawatirannya, maka perasaan cemas akan terus meningkat. Begitupula yang
dialami kelompok kontrol, kecemasan yang dibiarkan terus menerus tanpa dilakukan penanganan akan semakin meningkat saat waktu ujian semakin dekat.
Keterbatasan Penelitian
Dalam penyusunan penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan yang diakui belum dapat dipenuhi dan menjadi kekurangan dalam penelitian ini.
Berbagai kekurangan tersebut terdapat pada isi dan metodologi penelitian. 1. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kecemasan menggunakan
kuesioner, sehingga penilaian kecemasan responden sangat bersifat subjektif dan sangat dimungkinkan adanya bias data.
2. Houthrone effect; subjek penelitian mengetahui bahwa dirinya sedang menjadi responden penelitian sehingga dapat mempengaruhi respon saat
diteliti.
77