1. Value added adalah aktivitas yang memberikan nilai terhadap produk dan
pelanggan sehingga aktivitas ini harus selalu ditingkatkan. Aktivitas yang termasuk di dalamnya adalah aktivitas proses yaitu mengubah bahan baku
menjadi produk setengah jadi atau produk jadi. 2.
Necessary non value added adalah aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah tapi perlu dilakukan. Aktivitas yang termasuk didalamnya adalah:
a. Kegiatan pemindahan material
b. Kegiatan transportasi
c. Kegiatan penyimpanan
3. Non value added adalah aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah
terhadap produk dan bias direduksi atau dihilangkan. Aktivitas yang termasuk di dalamnya adalah kegiatan menunggu delays
3.2.2. Pendekatan Six Sigma
3
Six Sigma adalah metodologi peningkatan kualitas diciptakan di Motorola di tahun 1980-an dan merupakan metode perbaikan proses yang sangat disiplin
yang mengarahkan perusahaan untuk fokus pada mengembangkan produk dan memberikan dan layanan yang sempurna. Six Sigma adalah istilah statistik yang
mengukur seberapa jauh suatu proses menyimpang dari kesempurnaan. Ide utama di balik Six Sigma adalah jika produk cacat yang ada dalam proses dapat diukur
maka cara untuk menghilangkannya dan mendekati nol cacat dapat ditemukan secara sistematis. Pada tahun 1985, Bill Smith, Engineer Motorola menciptakan
3
Abdurrahman Coskun. Ibid, hal 2
Universitas Sumatera Utara
istilah Six Sigma, dan menjelaskan bahwa Six Sigma merupakan 3,4 cacat per juta peluang adalah tingkat optimal untuk kualitas keseimbangan dan biaya. Ini adalah
terobosan nyata dalam proses peningkatan kualitas dimana produk cacat diukur terhadap jutaan peluang setiap hari.
Six Sigma berkaitan dengan semua cara tentang mengurangi variasi pada proses. Standar deviasi σ merupakan indikator pada variasi proses yang sesuai
antara mean dari distribusi dan batas spesifikasi. Six Sigma proses menunjukkan bahwa 6 standar deviasi muat di setiap sisi dari mean, antara mean, dan batas
spesifikasi. 6 Sigma sama dengan 99,9997 jika dinyatakan dalam persentase akurasi atau 3,4 cacat per juta kesempatan untuk membuat cacat.
Tingkat kualitas sigma adalah ukuran yang digunakan untuk menunjukkan seberapa sering cacat yang mungkin terjadi. Sigma adalah istilah matematika dan
merupakan ukuran utama dari variabilitas. Ini menekankan perlunya kontrol kedua rata-rata dan variabilitas proses. Tingkat Sigma yang berbeda terkait
dengan cacat per juta peluang. Misalnya, Sigma level 1 menunjukkan bahwa mentolerir 690.000 cacat per sejuta peluang dengan 69 dan sigma level 6 hanya
mentolerir 3,4 cacat per juta peluang dengan 0,00034. Tingkat kualitas sigma yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Tingkat Kualitas Sigma Sigma
Cacat dalam Persentase
Cacat dalam Sejuta Kesempatan DPMO
1 69
690.000 2
31 308.537
3 6,7
66.807 4
0,62 6.210
5 0,023
233 6
0,00034 3.4
Universitas Sumatera Utara
3.2.3. Pendekatan Lean Six Sigma