8
menyelesaikan atau mencapai minimum 65, sekurang-kurangnya 85 dari jumlah peserta didik yang ada dikelas tersebut. Mulyasa 2002: 99.
Penetapan nilai standart ketuntasan belajar minimum SKBM dilakukan melalui analisis ketuntasan minimum pada setiap KD Kompetensi Dasar.
Setiap KD dimungkinkan adanya perbedaan nilai ketuntasan belajar minimal dan penetapannya harus memperhatikan .
Penetapan nilai standart ketuntasan belajar minimum adalah sebagai berikut:
a Tingkat esensial kepentingan setiap KD terhadap SK standar
Kompetensi yang dicapai oleh siswa pada setiap tahun pelajaran. Contoh: KD yang sangat esensial, harus dicapai oleh siswa 100, sedangkan KD
yang sifatnya pendukung dapat dicapai oleh siswa kurang dari 100. b
Tingkat kompleksitas kesulitan dan kerumitan setiap KD yang harus dicapai oleh siswa.
c Tingkat kemampuan intake rata-rata siswa pada sekolah yang
bersangkutan misal untuk kelas X diambil dari rata-rata nilai mata pelajaran matematika pada waktu PSSBPendaftaran Seleksi Siswa Baru.
d Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan
pembelajaran pada masing-masing sekolah. Depdiknas,2006:1
2.2. Mengajar
Mengajar adalah proses membantu seseorang untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Mengajar bukanlah menstransfer pengetahuan dari
9
orang yang sudah tahu guru kepada yang belum tahu murid, melainkan membantu seseorang agar dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya lewat
kegiatannya terhadap hal-hal yang dapat disaksikan dengan panca indera dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah fenomena dan obyek yang
ingin diketahui. Dalam hal ini penyediaan prasarana dan situasi yang memungkinkan dialog secara kritis perlu dikembangkan. Pola kegiatan
belajar mengajar terjadi pada interaksi antara guru dengan anak didik dan bahan pengantar sebagai perantaranya. Bahri 1997:29.
Dalam strategi belajar mengajar menggunakan model konstruktivisme: 1 Pusat kegiatan belajar mengajar adalah peserta didik yang aktif, 2
Pembelajaran dimulai dari yang sudah diketahui dan dipahami peserta didik, 3 Bangkitkan motivasi belajar peserta didik yang membuat materi pelajaran
sebagai hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan peserta didik, dan 4 Guru harus segera mengenali materi pelajaran dan metode pembelajaran yang
membuat peserta didik bosan. ini harus segera ditanggulangi. Mulyasa 2002: 242.
2.3. Metode Mengajar
Bagaimana mengkomunikasikan matematika kepada murid, bagaimana memberikan kemudahan kepada murid untuk mempelajari
matematika yang dilihat dari segi interaksi guru dan murid.
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif Cooperative Learning memerlukan pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk
10
bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar. Nurhadi 2004: 60.
Pembelajaran kooperatif secara sadar menciptakan interaksi yang saling menyayangi atau saling mencintai, sehingga sumber belajar bagi
siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa. Manusia adalah makhluk hidup yang individual dan berbeda satu sama lain, karena
sifatnya yang individual dan manusia yang satu membutuhkan manusia yang lain, sehingga sebagai konsekuensi logisnya manusia harus menjadi
makhluk sosial, makhluk yang berinteraksi dengan sesamanya, karena satu sama lain saling membutuhkan, maka harus ada interaksi yang saling
menyayangi atau saling mencintai. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang
saling mengasihi antar sesama siswa.
Model pembelajaran Jigsaw
, langkah yang dapat diambil adalah: 1 para siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen.
Setiap kelompok diberi materi tertentu untuk dipelajari, 2 ketua kelompok membagi materi guru agar menjadi topik-topik kecil untuk dipelajari oleh
masing-masing anggota kelompok, 3 anggota kelompok yang mempelajari topik-topik kecil yang sama bertemu untuk mendiskusikan topik kecil
tersebut sampai mengerti benar isi dari topik kecil tersebut, dan 4 kemudian siswa itu kembali ke kelompok asalnya dan bergantian mengajar
teman dalam satu kelompoknya Suyitno 2004: 8.
11
2.4. Matematika