Pemeriksaan Keabsahan MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN GEOMETRI RUANG MELALUI PEMANFAATAN PORTFOLIO DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

27 • Siklus ketiga: Peneliti melakukan perbaikan data yang kurang sesuai dengan membuat rencana pembelajaran yang sesuai rencana pembelajaran sebelumnya dengan melanjutkan materi menggambar bangun ruang dan melukis bidang ruang, sehingga memperoleh hasil yang lebih kelihatan kreativitasnya serta dapat menciptakan fantasi dalam belajar siswa, selanjutnya diperoleh data yang ketiga dan dianalisis. Dilakukan refleksi ulang lagi sehingga dapat digunakan sebagai acuan yang lebih kelihatan kreativitasnya untuk menysun perencanaan pada siklus selanjutnya. • Siklus keempat: Peneliti melakukan kegiatan belajar mengajar lagi dengan sub pokok bahasan yang sama pada tahap siklus III dikembangkan lagi untuk mencari luas bidang irisannya agar lebih mantap dalam menentukan hasil mendiskripsi data tersebut dan tidak membuat rencana pembelajaran lagi, sehingga memperoleh hasil yang lebih jelas. Kemudian data diolah dan dianalisis.

3.4. Pemeriksaan Keabsahan

Pada penelitian ini peneliti hanya mengukur kreativitas dan hasil belajar siswa, sehingga mendapatkan pemahaman konsep pada pokok bahasan ruang dimensi tiga guna mengetahui tingkat kreativitas belajar tentang materi tersebut adalah sebagai berikut: Untuk menilai suatu pemahaman konsep terhadap materi geometri ruang, menggunakan dua jenis pedoman yang bisa digunakan untuk menentukan nilai mengubah skor menjadi nilai sebagai hasil evaluasi yaitu: 1 dengan cara membandingkan skor yang diperoleh siswa dengan suatu standar yang sifatnya absolut 2 dengan cara membandingkan skor yang diperoleh setiap kelompok siswa. Suherman. 2001: 224. Bentuk tes penguasaan materi ini yang melalui portfolio untuk individual maupun kelompok berbentuk uraian subyektif.soal tes untuk tiap kelompok hanya satu soal, sedangkan soal tes untuk individual sebanyak delapan butir soal hasil diskusi tiap kelompok, dengan pemberian skor komulatif yang derajat kesukaran dan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan soal relatif berbeda tergantung sub pokok bahasannya, sehingga pemberian skor totalnya juga berbeda. Bentuk tes penguasaan yang lainnya adalah ulangan harian yang berbentuk pilihan ganda dengan lima option sebanyak lima butir soal, kemudian diselesaikan dengan penyelesaiannya dan disertai kisi-kisinya dengan pemberian skornya ditentukan. Untuk menentukan tingkat penguasaan setiap siswa pada materi ini dengan mendiskrpsikan suatu data yang menggunakan SPSS dan menggunakan batas ketuntasan SKBM standard ketuntasan belajar minimal di SMA 6 pada tahun pelajaran 2005-2006 kelas X ditentukan 61. Skor yang diperoleh setiap siswa diubah menjadi nilai dengan menggunakan acuan tertentu, diharapkan jumlah nilai yang didapat oleh setiap siswa sesuai dengan batas ketuntasan. Bentuk pengamatan guru terhadap materi ini adalah dengan pengukuran ranah afektif dalam bentuk skala Likert yaitu disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh lima respons yang menunjukkan tingkatan yaitu skor 1 – 5 dengan kategori: 1 = sangat kurang kreatif, 2 = kurang kreatif, 3 = cukup kreatif, 4 = kreatif, 5 = sangat kreatif. Tiap butir pada setiap aspek yang dinilai ditentukan skornya yang berdasarkan pertimbangan penilaian dengan cara melingkari yang sesuai. Hasilnya adalah berupa skor rata-rata dari skor pada setiap butir item. Interpretasinya adalah tergantung rata-rata skor yang diperoleh dari banyaknya lingkaran pilihannya. Ketentuan rata-rata skor yang dicapai untuk siswa kreatif dengan mendapatkan presentase ≥ 61. Arikunto. 2003.

3.5. Analisis Data