Sosial Model Pengelolaan Kawasan Budidaya Udang Berkelanjutan Di Pesisir Teluk Banten

Teluk Banten. Rendahnya kapasitas kelembagaan pembudidaya akan sangat melemahkan dalam pengelolaan kawasan. Koordinasi antar lembaga dan stake holders menjadi penting untuk bersama sama menjadikan kawasan yang saling menguntungkan. Kebutuhan program prioritas adalah lingkungan yang mendukung budidaya udang, infrastruktur yang memadai dan ketersediaan modal. Kendala yang menojol adalah penegakan regulasi masih rendah dan kerja sama antar sektor masih lemah. Upaya pemecahan masalah adalah ditetapkannya tata ruang kabupatenkota yang berkaitan dengan wilayah pertambakan, tata ruang pesisir termasuk Teluk Banten, tersusunnya sistem pembinaan kawasan tambak. Peran lembaga perguruan tinggi dan lembaga penelitian menjadi penting untuk melakukan monitoring dan evaluasi serta perencanaan dalam pembangunan kawasan. Penerapan teknologi berkelanjutan dan kompetensi SDM, Pengendalian kualitas air kawasan timur dan Pengendalian infeksi penyakit udang kawasan timur sama dengan pengelolaan kawasan barat. Berdasarkan hasil pemetaan dapat diketahui luas kawasan barat, tengah dan timur seperti pada Tabel 8.1 dibawah ini. Tabel 8.1 Luas Pengelolaan kawasan barat, tengah dan timur No Wilayah Kelas Kesesuaian Tambak Luas Ha 1 Barat Sangat Sesuai 0,3 0,0 Sesuai 651,6 13,0 2 Tengah Sangat Sesuai 129,7 2,6 Sesuai 1.984,6 39,5 3 Timur Sangat Sesuai 10,8 0,2 Sesuai 2.251,3 44,8 Total Luasan 5.028,3 100,0 8.2 Pembuatan berbasis MS excel aplikasi penilaian pengelolaan kawasan budidaya udang yang keberlanjutan Tujuan pembuatan aplikasi ini adalah menyediakan perangkat pengolahan data yang akan memudahkan dalam menilai merencanakan dan pengelolaan kawasan budidaya udang yang berkelanjutan. Ruang lingkup kegiatan adalah pengolahan data hasil pengukuran di lapangan dan membuat kesimpulan pengelolaan kawasan budidaya udang. Tampilan aplikasi ini diawali dengan tampilan halaman pertama sebagai pembukaan yaitu “ Selamat Datang asesment kawasan budidaya udang keberlanjutan ”. Metoda ini menggunakan 4 indikator yaitu kesesuaian lahan, daya dukung, kelembagaan dan sosial. Salah satu parameter sosial yang sangat menentukan adalah keamanan. Meskipun parameter lainnya sangat layak kalau keamanan tidak dapat menjamin atau nilai nol, maka kawasan tersebut hendaknya ditunda atau dibatalkan karena tidak berkelanjutan.

8.2.1 Kesesuaian lahan

Untuk menentukan tingkat kesesuaian lahan dipengaruhi 3 tiga parameter yang menonjol yaitu parameter kualitas air, tanah, dan infrastruktur atau pendukung budidaya. Parameter kualitas air terdapat indikator yaitu suhu, salinitas, pH, BOD , COD, TSS, pasang surut. Indikator kualitas tanah antara lain pH, potensial redoks, teksur tanah, unsur hara, elevasi. Parameter infrastruktur atau pendukung adalah jarak dari sungai dan laut, jalan dan ketersediaan listrik serta curah hujan. Menilai lokasi maka dilakukan dengan merubah kualitatif menjadi kuantitatif. Untuk itu diperlukan standard kriteria kesesuaian lahan. Tabel