Apabila pengukuran dilakukan selama satu bulan pada saat terjadi bulan pasang besar seperti sekarang ini di Teluk Banten yaitu bulan Oktober sampai Mei ini
akan jelas terlihat range jangkauan terbesar. Perbedaan tinggi pasut ini sangat terlihat pada saat bulan purnama yang menghasilkan nilai dari beda air tertinggi
dan air terendah. Pada bulan gelap disebut pasang surut perbani spring tide. Perbedaan pasut terendah terjadi pada bulan Agustus dan September, kejadian
pasut hampir tidak terlihat. Pada kondisi ini para petambak terutama tradisional mengeringkan petakan tambak
Berdasarkan tipe pasang surut dikenal beberapa type yaitu 1. Tipe diurnal yaitu bila dalam sehari terjadi satu satu kali pasang dan satu kali surut ; 2. Tipe
semi diurnal yaitu bila dalam sehari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang hampir sama tingginya dan 3. Tipe pasang surut campuran yaitu sehari
terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang tidak sama tingginya. Pada bulan Oktober sampai Desember di pesisir Teluk Banten terjadi pasang siang yang lebih
tinggi daripada pasang malam. Bulan Januari sampai Mei pasang malam lebih tinggi daripada pasang siang. Jadi ketinggian pasut terjadi dua kali pasang dan dua
kali surut yang sangat berbeda dalam tinggi dan waktu. Pasang surut setengah harian semidiurnal mendominasi tipe pasut di daerah tersebut, sehingga pasang
surut di Pesisir Teluk Banten adalah pasut bertipe campuran dengan tipe ganda yang menonjol. Berdasarkan pengamatan pasang surut pesisir Teluk Banten
selama satu tahun diperoleh beda fluktuasi dari titik nol zero datum atau titik garis pantai pada surut terendah adalah 110 Cm.
Tabel 3.4 Perkiraan pasut di Karangantu, Banten tahun 2015
No. Bulan
Pukul Ketinggian
air tertinggi Cm
Pukul Ketinggian
air terendah Cm
1. Januari 08
– 10.00 110 cm
17 – 21
20 2. Februari
07 – 10.00
100 17
– 19 20
3. Maret 6.00
–09.00 90 15
– 18 30
4. April 22 - 24
90 12
20 5. Mei
21 - 24 100
9 – 12
20 6. Juni
21 – 23
110 6
– 11 20
7. Juli 20 - 22
110 5
– 9 20
8. Agustus 19 - 20
100 7
20 9. September
18 - 21 80
3 – 6
30 10. Oktober
9 – 11
90 24
– 1 30
11. November 9 -- 11
110 18
– 22 20
12. Desember 8
– 11 110
24 – 3
30
Sumber : Dishidros TNI AL 2015. Tabel 3.4 merupakan data pasut yang di peroleh dari Dishidros TNI AL,
selama tahun 2015 di titik pengamatan Tanjung Priok pada koordinat 06
o
0545” S dan 106
o
53’10”. yang mendekati pesisir Teluk Banten. Tambak udang yang baik terletak pada daerah yang mempunyai pasang surut 2
– 3 m Haliman dan Dian 2005. Pada beberapa pertambakan di Teluk Banten dengan ketinggian pasang 1
m di lokasi budidaya udang, menunjukkan hasil produksi yang baik Farchan, 2007. Fluktuasi pasut yang baik untuk tambak adalah 1,5
– 2,5 meter Tenedero et al. 1986. Pasang kurang dari 1,5 m memerlukan pompa untuk memasukan air
ke dalam tambak dan lebih besar 25 m akan memerlukan tanggul yang kuat dan besar.
3.11 Kependudukan
Pertambakan Teluk Banten berbatasan dengan perdesaan, sehingga perkembangan penduduk mempunyai pengaruh besar terhadap lingkungan, sosial
dan ekonomi. Penyediaan tenaga kerja, infrastruktur, pasar dan pendukung dipengaruhi oleh penduduk sekitar. Perekonomian tumbuh seiring dengan
pertumbuhan pertambakan karena hasil budidaya udang yang baik akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi masyarakat. sosial budaya masyarakat
dalam penyediaan tenaga kerja, keamanan, dan kualitas perairan. Mata pencaharian penduduk pesisir sebagian besar nelayan, pembudidaya tambak,
rumput laut, pegawai dan pedagang. Pemukiman tumbuh pesat sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk Kabupaten Serang terus meningkat
setiap tahunnya. Tahun 2005 jumlah penduduk Kabupaten Serang 1.364.950 jiwa dan pada tahun 2010 sebanyak 1.403.228 jiwa, meningkat sebesar 38.278 jiwa,
Tahun 2013 sebesar 1.450.894 sehingga periode 2005 samapai 2013 naik sebesar 85.944 jiwa. Jumlah penduduk Kota Serang tahun 2012 sebesar 611.897 jiwa,
Laju pertumbuhan penduduk selama periode 2010-2012 sebesar 2,91 persen. Rata-rata anggota rumah tangga di Kota Serang sebesar 4,65 orang per rumah
tangga, dan tingkat kepadatan penduduk mencapai sekitar 2.294 jiwa per kilometer persegi dan sebagian besar penduduknya mendiami daerah perkotaan
Kasemen dengan jumlah rumah tangga = 18.873 dan jumlah penduduk 91.490 orang. BPS Kota Serang 2014. Tabel 3.5 menjelaskan perkembangan jumlah
penduduk di Kabupaten Serang dan Kota Serang tahun 2005-2010. Tabel 3.5 Perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Serang dan Kota Serang
tahun 2005-2010
No. Kecamatan Jumlah Penduduk Jiwa
2005 2006
2007 2008
2009 2010
1 Kabupaten
Serang 1.364.950 1.308.104 1.320.008 1.332.914 1.345.557 1.403.228
2 Kota Serang
41.938 40.109
40.608 41.005
41,382 37.831
Jumlah total 1.406.888 1.348.213 1.360.616 1373.919 1.386.939 1.441.059
Sumber : BPS Kabupaten Serang 2014 dan Kota serang 2014. Sedangkan jumlah penduduk setiap kecamatan yang berada dalam wilayah
pesisir Teluk Banten tahun 2005 – 2010 disajikan dalam Tabel 3.6
3.12 Kualitas Sumber Daya Manusia
Indeks pembangunan Manusia IPM banyak digunakan untuk mengetahui derajat kesejahteraan masyarakat dan di Kabupaten Serang menunjukkan
peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005- 2009 laju pertumbuhannya sebesar 0,86 per tahun sampai tahun 2009. IPM di Kabupaten Serang telah
mencapai angka 68,27 dan masih dibawah IPM Provinsi Banten 70,06 dan IPM Nasional 71,17 Pemda Kabupaten Serang, 2012. Perkembangan perdesaan
dalam pembangunan yang membawa perubahan sosial dan budaya cukup besar. Pergeseran dari masyarakat petani-nelayan menjadi masyarakat perkotaan-
industri, merupakan proses yang biasanya mempunyai dampak perubahan sosial dan budaya.
Tabel 3.6 Perkembangan jumlah penduduk di kecamatan pesisir Teluk Banten Tahun 2005-2010
No. Kecamatan Jumlah Penduduk Jiwa
2005 2006
2007 2008
2009 2010
1 Pontang
55.524 53.743 50.995 51.495 51,811 48.635 2
Tirtayasa 41.938 40.109 40.608 41.005 41,382 37.831
3 Kasemen
37.347 35.639 36.083 36.435 36,735 36.887 Total
134.809 129.491 127.686 128.935 129.928 123.353 Sumber : BPS Kabupaten Serang 2014; BPS Kota Serang 2014.
3.13 Pertumbuhan Industri
Pertumbuhan industri di kabupaten dan kota Serang secara langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi keberlanjutan kawasan pesisir. Di Wilayah
Barat yaitu di kecamatan Kramat Watu dan Bojonegara yang berbatasan dengan wilayah pertambakan, telah beralihnya fungsi lahan pertambakan untuk industri
hulu yaitu pengolahan minyak, pengolahan gula refine sugar, galangan kapal dan kawasan industri lain.
Berdasarkan data pada tahun 2007, tercatat ada 15.372 unit usaha industri terdiri atas industri besar dan sedang, industri kecil formal dan industri kerajinan
rumah tangga non formal. Zona Industri Bojonegara, Pulo Ampel dan Kramatwatu menampung 147 perusahaan yang bergerak di bidang industri mesin
logam dasar, industri kimia, industri maritim dan pelabuhan. Zona Industri Serang Timur menampung 283 perusahaan industri yang bergerak di bidang industri
elektronika, sepatu, garment dan sebagainya Pemda Kabupaten Serang, 2012. Pembangunan industri dan bangunan di wilayah pantai yang tidak sesuai dengan
karakteristik pantai menyebabkan kerusakan beberapa dan pencemaran tanah dan air. Sebagai contoh pembangunan dermaga yang mempunyai panjang lebih dari
100 m dan konstruksi yang tidak mengikuti pola arus menyebabkan abrasi di beberapa kawasan pantai. Berdasarkan direktori industri besarsedang tahun 2012,
di kota Serang terdapat 20 buah perusahaan industri besar dan sedang menyerap tenaga kerja sebanyak 894 orang. Tahun 2008-2009 terjadi peningkatan jumlah
industri dan berdasarkan direktori industri besarsedang di Kabupaten Serang, yakni dari 151 perusahaan 2008 menjadi 157 perusahaan 2009 dengan laju
pertumbuhan sebesar 3,97 dan Sementara itu, perusahaan industri kecilrumah tangga baik tempat tetap atau tidak tetap. Pada tahun 2009 jumlah usahanya
sebanyak 10.316 unit. Jumlah tersebut berkurang cukup drastis jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 11.347 perusahaan. Terjadinya
penurunan jumlah industri kecilrumah tangga, merupakan dampak dari terjadinya krisis global yang melanda dunia pada tahun 2008 Pemda Kabupaten Serang
2012. Zona industri barat meliputi Kecamatan Bojonegara, Puloampel dan sebagian Kramatwatu bagian utara. Kawasan ini terletak di sepanjang Teluk
Banten ke arah utara. Jenis industri yang dikembangkan di wilayah ini antara lain industri mesin, logam dasar, industri kimia, industri maritim dan pelabuhan.
Prospek Zona Industri Serang Barat berkembang terus dengan beroperasinya Pelabuhan Internasional Bojonegara, Pelabuhan Cigading, akses jalan tol Jakarta
– Merak, jalur rel kereta api Jakarta – Merak. Zona Industri Serang Timur diperuntukan bagi kegiatan aneka industri yang bersifat padat karya, seperti
plastik, tas, keramik, tekstil, garmen, elektronik dan lain-lain Pemda Kabupeten
Serang, 2012. Kebutuhan lahan untuk industri besar dan menengah adalah sebesar kurang lebih 5.143 ha Pertumbuhan industri diyakini dapat
meningkatkan perekonomian namun terdapat perubahan dari pertanian dan perikanan menjadi industri dan jasa Dampak negatif terdapat ketimpangan
kesejahteraan, lingkungan tambak. Apabila pengawasan lemah dapat menurunkan produktivitas tambak akibat pencemaran dan perubahan lahan.
3.14 Iklim
Pesisir Teluk Banten dipengaruhi oleh dua musim yaitu musim hujan yang biasanya pada bulan Oktober sampai bulan April dan kemarau biasanya
mulai bulan Mei sampai September. Mempunyai bulan basah 5 bulan dan bulan kering 7 bulan. Termasuk type iklim D3. BPS Kabupaten Serang, 2014.
Tekanan udara terendah 1.0006,9hPa, rata- rata 1.011,1 hPa dan tertinggi 1.009,0 hPa, penguapan rata
– rata 3,7 mm, terendah 0,6 mm dan tertinggi 7 mm Kecepatan angin 1,5 km dan tertinggi 9 kmjam BPS Kota Serang, 2014. Curah
hujan pada tahun 2013 terendah adalah 0,00 dan tertinggi 101 mmbulan, sedangkan suhu terendah 23°C dan tertinggi sebesar 33°C. Tabel 3.7 menjelaskan
tentang curah hujan mm di Utara Serang tahun 2013. Tabel 3.7 Curah hujan mm di Utara Serang tahun 2013
Bulan
Terendah Tertinggi
Rata – Rata
Januari 0,0
64,0 -
Februari 0,0
35,0 15,0
Maret 0,0
101,0 11,0
April 0,0
36,0 15,0
Mei 0,0
85,0 5,0
Juni 0,0
14,0 13,0
Juli 0,0
64,0 4,0
Agustus 0,0
44,0 10,0
September 0,0
46,0 17,0
Oktober 0,0
9,0 3,0
November 0,0
39,0 9,0
Desember 0,0
84,0 95,0
Sumber : BPS Kabupaten Serang 2014. Fluktuasi curah hujan ditampilkan pada Gambar 3.4 yang menjelaskan tentang
grafik curah hujan mm di Utara Serang tahun 2013.
Bulan C
u rah
h u
jan m
m