Model sistem dinamik Metode Penelitian
Sedangkan Gambar 7.3 menjelaskan tentang hubungan sub model dalam pengelolaan tambak udang di pesisir Teluk Banten.
Pengelolaan Budidaya Udang di Tambak Berkelanjutan
Daya Dukung
1. Kesesuaian Lahan 2. Kualitas air
3. Infrastruktur 4. Suplai air
5. Regulasi 6. Kompetensi SDM
7. Teknologi 8. Sarana dan Prasarana
Produksi
1. Modal 2. Teknologi Budidaya
3. Daya dukung 4. Kesesuian lahan
5. Kelembagaan 6. S arana dan prasarana
7. Jumlah Penduduk 8. Kompetenssi SDM
Kesesuaian Lahan
1. Kualitas air 2. ketersediaan air
3. Kualitas tanah 4. Infrastruktur
Gambar 7.3. Skema hubungan antar sub model pengelolaan kawasan tambak 7.3 Hasil dan Pembahasan
7.3.1 Hubungan simpang kausal
Analisa selanjutnya dibuat diagram simpang kausal causal loop diagram yaitu diagram yang dibutuhkan untuk menggambarkan sebuah konsep umpan balik pada struktur
dalam suatu dinamik. Evaluasi keberlanjutan secara integrasi dalam bidang kelautan dapat diproses dengan menggunakan sistem dinamik ISA, dengan mengolah data dari hasil
wawancara, lokakarya, bersama stakeholders dan diolah menggunakan causal loop Videira 2012. Hubungan sebab
– akibat merupakan inti dari sistem. Terdapat 2 dua ciri utama yang menonjol dari sistem dinamik Kholil et al. 2014 yaitu 1. Hubungan sebab
– akibat antar variabel
– variabel nya yang membangun model dinamik. 2. Umpan balik feed back sebagai respon atas hubungan sebab
– akibat tersebut. Struktur pembentuk model merupakan struktur umpan balik yang diungkapkan dengan lingkaran tertutup yang saling
mempengaruhi. Rancangan diagram sebab-akibat atau causal loop diagram CLD disini menggambarkan hubungan yang saling mempengaruhi antar variabel.
Pada Gambar 7.4 menjelaskan hubungan simpang kausal antar peubah-peubah dalam menjamin keberlanjutan fungsi ekologi, ekonomi dan sosial pengelolaan kawasan tambak
udang berkelanjutan di pesisir Teluk Banten. Hubungan diagram Gambar 7.4 dibagi dalam 3 blok kelompok building block yaitu blok kelompok 1 satu adalah produksi, blok
kelompok 2 dua adalah daya dukung dan blok kelompok 3 tiga adalah kesesuaian lahan. Berdasarkan diagram tersebut dapat dijelaskan produksi dipengaruhi oleh modal, luasan
tambak, daya dukung, kualitas SDM. Semakin tinggi modal produksi akan semakin naik,
demikian sebaliknya. Lahan dan daya dukung yang semakin besar maka akan memperbesar produksi dan pengurangan lahan akan mengurangi produksi dengan harapan variabel lain
tidak berubah. Pada blok 2 yaitu daya dukung sangat besar dipengaruhi oleh SDM, kesesuaian lahan. Peningkatan daya dukung dengan peningkatan SDM, modal, teknologi,
sarana dan prasarana serta kesesuain lahan. Sedangkan kesesuaian lahan dipengaruhi secara timbal balik oleh kualitas air, kuantitas air, limbah domestik yang diperankan perumahan.
Teknologi, sarana prasarana dan modal dapat mereduksi limbah serta meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia. Daya dukung, kesesuaian dan lahan luas tambak sangat
erat kaitannya dengan modal dan SDM yang berpengaruh terhadap produksi. Disinilah terbentuk hubungan sebab-akibat tersebut.
Ls Perumahan -
industri Luas
tam bak
Produksi udang
Modal
D .D ukung tam bak
K ual itas SD M
K ual K uantitas air
Sarpras
K esesuaian lahan
Teknol ogi
Lim bah
Gambar 7.4 Hubungan simpang kausal antar variabel yang mempengaruhi keberlanjutan kawasan budidaya udang.
Teknologi budidaya udang yang diterapkan di pesisir Teluk Banten terdiri dari intensif, semi intensif dan tradisional. Untuk mengelola masa yang akan datang perlu dibuat
skenario ketiga teknologi tersebut.