h Peningkatan akses modal Kebutuhan modal budidaya udang sangat besar. Penyediaan modal dapat bersumber
dari perbankan, anggaran pemerintah APBN dan APBD, pihak swasta, dunia usaha dan industri, dorongan melalui orgram CSR corporate social responsibility. Guna memenuhi
kebutuhan modal pelayanan KUR lebih dipercepat dan dipermudah. Untuk memudahkan dalam pengelolaan perlu lembaga khusus yang mengatur sektor permodalan dengan
indikator adalah tersedianya skim kredit, terfasilitasinya nya permodalan dengan bank lembaga keuangan lainnya.
7. Pengendalian kualitas air kawasan barat
Air menjadi faktor utama dalam keberhasilan budidaya karena udang hidup dan melakukan segala aktivitas di dalam air. Pengelolaan air dilakukan di dalam kawasan dan di
luar kawasan. Peningkatan kualitas air di pesisir Teluk Banten dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
a Perbaikan sarana dan prasarana penyediaan air b Pengawasan dan pengendalian kualitas air dengan pengendalian buangan limbah
industri di kawasan Teluk Banten barat dan timur yang membuang limbah ke laut. c Pencegahan dan penanggulangan abrasi pantai. Termasuk pengendalian penambangan
pasir laur di kawasan timur teluk banten d Terpadunya pengelolaan hutan bakau di kawasan pesisir. Untuk itu perlu penanaman
mangrove dikawasan pesisir Teluk Banten di dalam tambak dan pantai e Aplikasi teknologi budidaya udang yang ramah lingkungan
f Pengawasan dan pengendalian peraaturan dan perundangan
g Peningkatan kesadaran dan kerjasama masyarakat, industri dan stake holders. h Keterpaduan pembangunan di hulu sungai sehingga berkurangnya limbah yang dibawah
dari wilayah hulu sungai. Terkendalinya penebangan hutan yang mengakibatkan erosi di wilayah pesisir
i Tersusunya peraturanperundangan penataan kawasan pesisir
j Terselenggaranya monitoring kualitas air secara reguler
k Pengendalian penduduk di kawasan pesisir 8. Pengendalian infeksi penyakit udang kawasan barat
Peningkatan industri di kawasan barat yaitu industri hulu dan kawasan timur yang dikenal dengan industri hilir, secara perlahan mengubah ekologi dan mulai banyak kegagalan
kaeran serangan penyakit udang. Untuk menekan infeksi penyakit kegiatan yang dilakukan antaraa lain :
a Tersedianya kualitas dan kuantitas air yang baik untuk pemeliharaan udang di tambak
dengan penggunaan tandon dan aplikasi bakteri yang mempercepat proses penguraian air limbah.
b Tersedianya benur yang kualitas unggul c Monitoring dan evaluasi infeksi hama dilakukan secara rutin dan pada waktu yang tepat
d Terbatasnya patogen di areal pertambakan yang dapat menginfeksi udang e Terbatas nya host atau inang patogen
f Tersedianya sarana dan prasarana pencegahan penyakit yang baik biosecurity.
8.1.2 Pengelolaan budidaya udang kawasan tengah
Daerah ini mempunyai potensi yang dapat ditingkatkan produksinya. Namun terdapat beberapa kegiatan yang menjadi prioritas dalam pengelolaan budidaya udang.
1. Sosial
Kesenjangan sosial dan tidak terakomodasi nya dengan baik kepentingan masyarakat sekitar merupakan pemicu stabilitas keamanan tambak udang. Daerah kawasan tengah
pesisir Teluk Banten relatif mendapatkan tekanan sosial khususnya keamanan. Pengembangan wilayah ini perlu adanya koordinasi dengan lembaga, desa, organisasi,
kelompok masyarakat atau individu menjadi penting untuk menjaga keamanan, sehingga perlu menjaga secara bersama sama oleh adanya perangkat yang memerlukan keberadaan
dalam mengelola kawasan budidaya udang. Pelibatan masyarakat sekitar dalam kegiatan budidaya menjadi prioritas dalam perekrutan tenaga kerja. Ditinjau dari pengaruh kegiatan
sekitar, pengaruh domestik dan industri relatif lebih kecil. 2. Pembangunan infrastruktur
Pendukung atau penunjang budidaya udang seperti jalan, saluran dan jaringan listrik mendapatkan prioritas di daerah ini. Pada beberapa lokasi di kawasan Tengah ini masih
mempunyai sarana dan prasarana yang belum memadai untuk budidaya udang. Saluran air sebagai suplai air dari sumber air berpengaruh terhadap suplai pemasukan dan pengeluaran
air. Kawasan sentra budidaya udang infrastruktur ini harus mendapatkan prioritas dalam pengembangan kawasan. Sungai yang baik akan mempermudah dalam manajemen
pemasukan dan pengeluaran air sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam penyediaan air bersih budidaya dan air limbah budidaya. Lahan dipetakkan untuk dapat dikelola secara
intensif, semi intensif dan ekstensif dan berdasarkan daya dukung. Berdasarkan analisis daya dukung dapat dipetakan luas tambak di pesisir Teluk Banten termasuk wilayah barat
dan timur adalah teknologi ekstensif atau tradisional seluas 4.173,5 ha; semi intensif seluas 698,93 ha dan intensif seluas 155,87 ha. Ditinjau dari hasil analisis kesesuaian lahan
kawasan tambak yang sangat sesuai berada pada kawasan ini Sebagai contoh daerah Ujung Domas dan Linduk cukup baik untuk budidaya udang secara intensif, tetapi infrastruktur
yang belum memadai menyebabkan para investor enggan untuk menanamkan modalnya disana. Analisa produktivitas menjadikan luas tambak yang dapat dikelola secara intensif
adalah 149,16 ha atau 2,88 , tambak semi intensif 732,86 ha atau 14,1 dan tambak ekstensif seluas 4.88,6 ha atau 82,95 .
3. Pembangunan industri dan jasa pada kawasan tengah harus melalui perijinan yang diatur oleh pemerintah. Industri yang menggunakan kawasan ini sebagai dukungannya harus
industri ramah lingkungan. Implementasi dan pengawasan rencana umum tata ruang RUTR harus dilakukan pengawasan yang ketat.
4. Kelembagaan pengelolaan budidaya udang kawasan tengah
Pengawasan kebijakan dan perundangan oleh berbagai lembaga dan masyarakat menjadi titik terlemah dalam pengendalian lingkungan. Untuk itu perlu dukungan penyediaan
sarana dan prasarana produksi, SDM yang kompeten dan pemanfaatan lahan yang seimbang oleh sektor terkait. Kendala
– kendala dan upaya pemecahan masalah sama dengan pengelolaan kawasan barat. Penegakan peraturan dan peraturan yang lemah menyebabkan
perubahan tataruang dan peruntukan lahan sehingga dapat berpotensi menurunkan kualitas lingkungan yang dapat mengakibatkan produktivitas lingkungan berubah dan bahkan
cenderung turun. Pengawasan lingkungan yang intensif dapat mencegah degradasi
lingkungan dan peluang timbulnya konflik berbagai sektoral. Penerapan teknologi berkelanjutan dan kompetensi SDM dan pengendalian kualitas air serta Pengendalian infeksi
penyakit udang sama dengan kawaan barat
8.1.3 Pengelolaan budidaya udang kawasan Timur
1 Perbaikan ekologi Budidaya udang yang dilaksanakan pada lahan yang tidak sesuai dengan potensi maka
mengakibatkan suskes sesaat. Perkembangan produksi udang dan luasan tambak di pesisir Teluk Banten yang terus menurun dari tahun 1995 sampai sekarang mengindikasikan bahwa
daerah tersebut masih belum dikelola sesuai kapasitas lahan. Jenis komoditas yang dipelihara cenderung tidak ada variasi yaitu ikan mujaer, bandeng dan bahkan beberapa komoditas
sudah tidak dibudidayakan karena mengandalkan benih dari alam seperti kepiting. Inovasi yang ada hanya pengembangan rumput laut Gracillaria sp dan udang vaname, namun
produksinya masih berfluktuatif. Kawasan Timur pada tahun 1992
– 2000 merupakan kawasan yang banyak digunakan untuk budidaya udang. Pada saat ini banyak yang dialihkan
untuk budidaya tradisional atau semi intensif dan bahkan ada yang tidak digunakan idle. Pada tahun 1995 di kawasan pesisir wilayah Timur sudah mencapai sekitar 500 ha dan
tahun 2015 hanya 40 Ha. Pada kawasan ini bermuara sungai besar dan salah satunya sungai Ciujung yang mempunyai hulu di beberapa kabupaten dan kota. Tekanan perumahan menjadi
kuat karena pertumbuhan penduduk di pesisir dan kawasan hulu sungai. Rehabilitasi sarana dan prasarana serta penguatan kembali daya dukung menjadi arahan dalam mengembalikan
kejayaan udang di kawasan ini.
4 Monitoring dan evaluasi lingkungan yang intensif Untuk membangkitkan kawasan ini maka monitoring dan evaluasi secara intensif
perlu dilakukan dengan baik. Peran pemerintah dan masyarakat dalam mengintrol kondisi disini sangat perlu untuk meyediakan lahan yang sesuai untuk budidaya perikanan khususnya
udang. Penerapan teknologi yang ramah lingkungan seperti teknologi tertutup dan penggunaan plastik sebagai penahan air di petakan tambak dapat membantu peningkatan
produksi secara berkelanjutan. Tandon menjadi sangat penting untuk menyediakan air budidaya udang yang sesuai. Salah satu upaya peningkatan daya dukung di kawasan Timur
adalah meningkatkan ketersediaan air dan kemampuan memurnikan kembali purifikasi dengan menyeimbangkan probiotik atau bakteri pengurai limbah sehingga mampu
menyediakan air untuk pemeliharaan udang sesuai dengan kualitas air budidaya udang. Sementara bagian lain peningkatan daya dukung dapat dilakukan antara lain kombinasi
teknologi tradisional dan modern, penerapan manajemen lebih baik better management practices, pemilihan lokasi yang tepat, berorientasi daya dukung lahan, efisiensi penggunaan
lahan dan air, penerapan teknologi tepat sasaran, sarana dan prasarana yang memadai dan ketersediaan hutan mangrove sesuai kebutuhan budidaya udang. Lokasi budidaya udang
tidak pernah dilakukan penelitian secara menyeluruh atau komprehensif. Penelitian dan pemanfaatan potensi hanya berdasarkan ketersediaan infrastruktur tetapi tidak berdasarkan
potensi tanah, air dan kemampuan lahan memulihkan kembali ke kondisi normal melalui proses purifikasi. Kondisi ini mengakibatkan lahan tambak intensif semakin luas tidak
digunakan budidaya udang idle.
3 Kelembagaan pengelolaan budidaya udang kawasan timur Lembaga pengelola yang menangani kawasan timur ini sangat komplek yang terdiri
dari pemerintah, swasta dan individual yang berdomisili di sekitar Sungai yang bermuara di