berlumpur clay loam karena tanah tersebut baik untuk pematang karena kompak, kuat, dapat menahan air dan tidak pecah pecah. Marta 2009. Peningkatan
kandungan pasir sebanyak 21,08 dapat meningkatan produksi udang vaname dan peningkatan sebesar 30,0 tanah liat dapat menaikan produksi udang
vaname Mustafa 2009. 3.6 Klasifikasi Lahan
Elevasi tambak yang baik adalah yang dapat melakukan pengeluaran dan memasukan air dengan cara gravitasi, sehingga minimal beda elevasi 1,5 m
sampai dengan pasang menjangkau pemasukan air kedalam tambak, Schmittou 2004. Pertambakan Teluk Banten mempunyai ketinggian atau elevasi dari titik
nol 1,5 - 2 m. Prosentase kemiringan lahan sekitar 2 sehingga merupakan dataran landai. Kondisi ini menyebabkan untuk mengisi air dan mengeluarkan
air kedalaman pertambakan digunakan parit atau sungai dan tambak intensif untuk penyediaan suplai air laut pada digunakan pompa. Klasifikasi lahan
berdasarkan hasil analisis yang menggunakan USDA The United State Department of Agricultural, Pesisir Teluk Banten di sepanjang pesisir pantai
utara mulai Kecamatan Tirtayasa sampai Bojonegara mempunyai kemampuan lahan termasuk Kelas III dengan kharakteristik yaitu lahan ini bernilai sedang
yang dapat diusahakan untuk pemeliharaan yang intensif seperti penterasan, penanaman searah garis kontur dan sebagainya.
3.7 Hutan Bakau
Hutan bakau mempunyai manfaat yang sangat tinggi dalam menjaga ekosistem di pantai dan sebagai parasarana menjaga kelestarian sumber daya
kelautan dan perikanan yang berkelanjutan. Hutan bakau dikenal sebagai jalur hijau green belt yang harus dpertahankan dengan lebar minimal 130 kali nilai
rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan dari garis pantai surut terendah. Kawasan pantai di Kecamatan Tirtayasa, Pontang, Banten.
Kondisi hutan bakau ini sudah banyak mengalami penyusutan akibat abrasi dan perubahan konversi lahan. Meskipun demikian upaya penanaman kembali
mangrove jenis Rhyzophora sp di sekeliling petakan dan saluran air tambak sudah mulai tumbuh pesat dan bahkan pertambakan BAPPL Karangantu sudah menjadi
sentra bibit mangrove. Ketertarikan para pembudidaya udang menanam bakau sudah mulai meningkat karena keuntungan sudah mulai dirasakan. Hutan bakau
dapat memperbaiki kualitas air dalam tambak melelui proses perombakan bahan organik yang cepat dan menghindari hama tambak karena hama sudah
mendapatkan habitatnya di kawasan hutan bakau.
Wilayah Pantai Sebelah Barat mulai dari Pelabuhan Karangantu sepanjang garis pantai lebih dari 1.000 m mengalami abrasi selebar 30 m. Pada sisi timur
Pelabuhan Karangantu sampai Sungai Cibanten mengalami penambahan pantai yang disebabkan adanya perubahan pola arus sebagai akibat pembangunan
wilayah pantai yang tidak mengikuti pola arus air laut. Berdasarkan peta rupa bumi tahun 2007 sebaran tutupan hutan mangrove daerah Pesisir Teluk Banten
terutama di wilayah pesisir Barat dan pulau-pulau kecil Teluk Banten tumbuh hutan mangrove di sepanjang pantai Teluk Banten dengan jenis yang dominan
adalah Avicenia sp. Tabel 3.2 menjelaskan tentang tutupan lahan pantai.
Sedangkan Lampiran 13 menjelaskan tentang penutupan lahan di Kabupaten Serang.
Tabel 3.2 Tutupan lahan di pesisir Teluk Banten Tahun 2010 No Jenis Tutupan Lahan
Luas Tutupan Lahan Hektar Ha
Area Km
2
1 Mangrove
746,72 7,47
0,50 2
Tambak 7.261,85
72,62 4,84
Total 149.930,32
1.499,30 100,00
Sumber: Hasil interpretasi Citra Satelit SPOT-4 tahun 2010 Pemda Kab. Serang, 2011
Hutan mangrove merupakan ekosistem utama pendukung kehidupan penting di wilayah pesisir dan kelautan. Selain mempunyai fungsi ekologis
sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, tempat pemijahan dan asuhan nursery ground berbagai macam biota, penahan abrasi pantai, dari angin taufan
dan tsunami, pencegah interusi air laut dll. Hutan bakau juga mempunyai fungsi ekonomis yang tinggi seperti sebagai penyedia kayu, obat-obatan, teknik
penangkapan ikan dan lain lain. Fakta menunjukkan bahwa pada wilayah-wilayah dengan jumlah lahan mangrove menjadi budidaya tambak, kebanyakan tingkat
kesejahteraan pembudidaya ikan masih pada tingkat pra-sejahtera. Silvofishery merupakan salah satu metode rehabilitasi hutan mangrove. Pendekatan antara
konservasi dan pemanfaatan kawasan mangrove ini memungkinkan untuk mempertahankan keberadaan mangrove Kondisi hutan mangrove saat ini dapat
dilihat pada Gambar 3.2 yang menjelaskan tentang pertambakan sebelah barat Pelabuhan Karangantu.
Gambar 3.2 Pertambakan dan hutan mangrove di sisi barat Pelabuhan Karangantu.
3.8 Teknologi Budidaya
Terdapat tiga teknologi yang diterapkan oleh para pembudidaya udang di pesisir Teluk Banten yaitu intensif, semi intensif dan ekstensif atau tradisional.
1 Budidaya intensif
Perkembangan teknologi budidaya udang intensif mengalami fluktuasi yang tajam. Pada tahun 1992 luas budidaya udang sekitar 1.200 ha yang berada di