Metoda Analisis Data Dr- Ing Ir. Widodo Setiyo Pranowo, M.Sc,

3 KONDISI SAAT INI EXISTING KAWASAN BUDIDAYA UDANG DI PESISIR TELUK BANTEN Data kondisi saat ini yang dikumpulkan adalah potensi pertambakan di yang berkaitan dengan ekologi, sosial, budaya, dan ekonomi yang terdapat di pertambakan pesisir Teluk Banten Peta tentang informasi lahan pertambakan dan lingkungannya akan menjadi prioritas untuk melengkapi data yang diperlukan dalam mengkaji kondisi saat ini Analisa kondisi eksisting dilakukan dengan menjelaskan berdasarkan data yang tersedia, literatur dan pendapat para ahli. 3.1 Geografis Lokasi pertambakan di kawasan pesisir Teluk Banten termasuk wilayah Kabupaten Serang dan Kota Serang dan termasuk dalam wilayah administrasi Provinsi Banten. Daerah ini memiliki kedudukan strategis dari berbagai sektor seperti industri, pertanian, kelautan dan perikanan. Sesuai RUTR jumlah kecamatan di pesisir Teluk Banten yang dikembangkan untuk pertambakan terdiri dari 3 kecamatan yaitu Pontang, Tirtayasa dan Kasemen. Wilayah administrasi Kabupaten Serang disajikan pada lampiran 1. Peta administrasi Kota Serang disajikan pada Lampiran 3 dan peta Provinsi Banten disajikan pada Lampiran 4. Penelitian kawasan pertambakan di pesisir Teluk Banten didasarkan RUTR Kabupaten Serang dan Kota Serang, Provinsi Banten Secara geografis termasuk dalam desa Banten pada titik koordinat 05°57ˊ13˝ LS 106°6ˊ6˝ BT sampai Sungai Ciujung Desa Tengkurak pada koordinat 05°57ˊ48˝ LS dan 106°21ˊ26˝ BT. Jarak dari Kota Serang 10 km atau 23 km dari Kota Cilegon dan 90 km dari Jakarta, sehingga terdapat akses kemudahan dalam pasar, penyediaan sarana dan prasarana. Wilayah pertambakan Teluk Banten berbatasan dengan rincian sebagai berikut: Utara : Teluk Banten dan Laut Jawa; Selatan : Perdesaan dan perkotaan kecamatan ; Barat : Kawasan perindustrian, jasa, perdagangan dan pelabuhan Internasional Bojonegara, perdesaan wilayah Serang dan Kota Cilegon serta Timur : Pertambakan, pertanian dan perdesaan. Luas kecamatan yang terdapat di pesisir Teluk Banten disajikan pada Tabel 3.1 Tabel 3.1 Luas Kecamatan di Pesisir Teluk Banten No. Kecamatan Kecamatan Luas Jumlah Desa Km 2 dari luas kabkota 1. Kasemen Kasemen 63,36 23,75 10 2. Pontang Pontang 64,85 3,74 15 3. Tirtayasa Tirtayasa 64,46 3,72 14 Potensi tambak pesisir Teluk Banten 192.67 39 Sumber: BPS Kabupaten Serang 2015, BPS Kota Serang 2015 Ditinjau dari kondisi geografis, pertambakan di Teluk Banten mempunyai sumber air dari teluk yang mempunyai arah arus berubah, sehingga bisa terjadi air Teluk digunakan lagi sebagai budidaya udang tanpa selesai proses pemurnian kembali purifikasi. Pembangunan pantai yang saat ini dilaksanakan di pesisir Teluk Banten tidak berdasarkan aliran arus balik dari pengeluaran air di muara sungai, sehingga menyebabkan sebagian besar air buangan tambak, sungai dan industri digunakan kembali untuk pemeliharaan tambak tanpa waktu untuk proses penguraian atau pemuliaan kembali dengan sempurna. Akibatnya bahan organik maupun anorganik yang dapat berfungsi sebagai inang host belum terurai secara baik sehingga menyebabkan udang rentan terhadap infeksi penyakit. Menghadapi masalah ini teknologi suplai air harus dibuat dengan membangun sistem penyediaan air pemeliharaan yang bersih. Salah satu cara adalah dengan membuat tandon air, perbaikan lingkungan dengan tanaman bakau, aplikasi probotik yang membantu mempercepat proses pemuliaan air yang tersedia, sistem pengelolaan penyediaan air yang dibangun dengan memperhatikan daya dukung.

3.2 Pelabuhan

Aktifitas pelabuhan dan kapal yang memanfaatkan jalur pelayaran sangat mempengaruhi wilayah pertambakan. Jenis pelabuhan yang berada di sepanjang pesisir Teluk Banten adalah pelabuhan sebanyak 5 buah yaitu Pelabuhan Internasional Bojonegara, Pelabuhan Samudra Karangantu, Tengkurak, Pontang dan Lontar. Gambar 3.1 menjelaskan tentang kondisi Pelabuhan Perikanan Samudra Karangantu Gambar 3.1 Pelabuhan Perikanan Samudra Karangantu

3.3 Kondisi Geofisik

Pertambakan Teluk Banten mempunyai ketinggian atau elevasi dari titik nol antara 1,5 - 2 m. Kemiringan lahan sekitar 0,2 m sehingga tanahnya datar. Tekstur tanah disusun oleh tanah liat dan berlumpur. Pantai yang landai menyebabkan suplai air terbatas dan untuk mengambil air bersih dengan memasang agak ke tengah sejauh sekitar 100 m. Wilayah pantai sebelah barat mulai dari Pelabuhan Karangantu sepanjang 400 m mengalami abrasi secara vertikal 50 m, meskipun pada tahun 1990 masih mengalami penambahan pantai. Pada sisi timur Pelabuhan Karangantu sampai Sungai Cengkok mengalami penambahan pantai. Kondisi ini disebabkan adanya perubahan pola arus sebagai akibat pembangunan di pantai yang tidak mengikuti geomorfologi air laut. Penggalian pasir laut dilakukan oleh perusahaan penggali tambang dengan volume lebih sekitar 125 juta m 3 sehingga menimbulkan beberapa konflik masyarakat terutama wilayah Timur di Kecamatan Lontar. Efek sosial dan lingkungan yang besar disuarakan oleh masyarakat Desa Lontar dan sekitarnya. Hutan mangrove tumbuh di sepanjang pantai Teluk Banten didominasi oleh jenis Avicenia sp, namun dalam perkembagannya saat ini sudah banyak mengalami penyusutan meskipun terdapat reboisasi di areal pertambakan dengan jenis Rhyzophora sp.

3.4 Jenis tanah

Tanah mempunyai peran yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan pemeliharaan udang di tambak. Mengetahui jenis tanah sangat penting untuk identifikasi sifat-sifat tanah yang sangat berhubungan dengan tingkat kesuburan dan kemampuan tanah. Tanah aluvial merupakan jenis tanah yang lebih dipengaruhi oleh bahan induk dan topografinya daripada pengaruh iklim dan vegetasi. Secara fisika terbentuknya tanah aluvial terbatas pada : lembah sungai, dataran pantai, dan bekas danau. Jenis tanah yang dipilih untuk tambak harus kedap air atau tidak porous sehingga tambak tidak bocor. Jenis tanah liat saja kurang baik untuk dijadikan lokasi tambak, karena jenis tanah ini bersifat kaku kalau kering dan lekatlengket kalau becek dan menjadi lembek kalau diairi. Oleh karena itu jika tanah liat ini bercampur dengan tanah dan endapan maka kekakuannya akan berkurang dan kemampuan memegang airnya lebih besar Widiatmaka et al. 2015. Kondisi geologi Kabupaten Serang disajikan dalam Lampiran 10. Sedangkan cekungan air tanah disajikan dalam Lampiran 11. Jenis tanah di pesisir Teluk banten dapat dibedakan berdasarkan ukuran butir tanah yaitu kasar, sedang dan halus. Penyebaran jenis tanah aluvial dengan kedalaman efektif tanah 90 cm dan tekstur tanah kasar terdapat di bantaran Sungai Ciujung bagian hilir, tekstur tanah halus terdapat di bantaran Sungai Ciujung bagian tengah dan dataran pantai. Kegunaan jenis tanah ini umumnya baik digunakan untuk sawah atau palawija dataran rendah serta perikanan Pemda Kabupaten Serang 2011. Podsolik dengan kedalaman efektif tanah 90 cm dan tekstur tanah halus penyebarannya memanjang dari Pontang ke arah tenggara sampai Kragilan dan sebelah utara Cikande Pemda Serang 2011.

3.5 Tekstur tanah

Tekstur tanah tambak di pesisir Teluk Banten liat berdebu dan berpasir. Tekstur tanah menentukan produktivitas tambak sebab akan mempengaruhi porousitas lahan, kemampuan menyerap dan melepaskan unsur hara. Tekstur tanah lempung berpasir paling baik untuk membuat tanggul dan tekstur lempung akan memudahkan reaksi kimia dan fisik dengan udara luar Tenedero 1986. Tanah yang baik untuk tambak adalah tanah yang mempunyai kandungan liat dan lumpur tinggi, makin subur tanahnya maka makin tumbuh lebar klekap, tanah dengan lempung berlumpur silty loam sangat baik untuk pertumbuhan klekap, sedangkan tanah lempung loam dan lumpur silt masih baik untuk pertumbuhan klekap. Tanah pasir dan pasir berlumpur kurang baik untuk tambak karena sangat porous dan miskin unsur hara Mintardjo 1984. Tanah lempung merupakan tanah yang baik untuk membangun tambak Schmittou 2004. Sebaran jenis tanah di kabupaten Serang ditampilkan pada lampiran 12. Tekstur tanah yang ideal untuk kegiatan usaha budidaya udang adalah tanah liat berpasir sandy clay atau liat berlumpur clay loam karena tanah tersebut baik untuk pematang karena kompak, kuat, dapat menahan air dan tidak pecah pecah. Marta 2009. Peningkatan kandungan pasir sebanyak 21,08 dapat meningkatan produksi udang vaname dan peningkatan sebesar 30,0 tanah liat dapat menaikan produksi udang vaname Mustafa 2009. 3.6 Klasifikasi Lahan Elevasi tambak yang baik adalah yang dapat melakukan pengeluaran dan memasukan air dengan cara gravitasi, sehingga minimal beda elevasi 1,5 m sampai dengan pasang menjangkau pemasukan air kedalam tambak, Schmittou 2004. Pertambakan Teluk Banten mempunyai ketinggian atau elevasi dari titik nol 1,5 - 2 m. Prosentase kemiringan lahan sekitar 2 sehingga merupakan dataran landai. Kondisi ini menyebabkan untuk mengisi air dan mengeluarkan air kedalaman pertambakan digunakan parit atau sungai dan tambak intensif untuk penyediaan suplai air laut pada digunakan pompa. Klasifikasi lahan berdasarkan hasil analisis yang menggunakan USDA The United State Department of Agricultural, Pesisir Teluk Banten di sepanjang pesisir pantai utara mulai Kecamatan Tirtayasa sampai Bojonegara mempunyai kemampuan lahan termasuk Kelas III dengan kharakteristik yaitu lahan ini bernilai sedang yang dapat diusahakan untuk pemeliharaan yang intensif seperti penterasan, penanaman searah garis kontur dan sebagainya.

3.7 Hutan Bakau

Hutan bakau mempunyai manfaat yang sangat tinggi dalam menjaga ekosistem di pantai dan sebagai parasarana menjaga kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan. Hutan bakau dikenal sebagai jalur hijau green belt yang harus dpertahankan dengan lebar minimal 130 kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan dari garis pantai surut terendah. Kawasan pantai di Kecamatan Tirtayasa, Pontang, Banten. Kondisi hutan bakau ini sudah banyak mengalami penyusutan akibat abrasi dan perubahan konversi lahan. Meskipun demikian upaya penanaman kembali mangrove jenis Rhyzophora sp di sekeliling petakan dan saluran air tambak sudah mulai tumbuh pesat dan bahkan pertambakan BAPPL Karangantu sudah menjadi sentra bibit mangrove. Ketertarikan para pembudidaya udang menanam bakau sudah mulai meningkat karena keuntungan sudah mulai dirasakan. Hutan bakau dapat memperbaiki kualitas air dalam tambak melelui proses perombakan bahan organik yang cepat dan menghindari hama tambak karena hama sudah mendapatkan habitatnya di kawasan hutan bakau. Wilayah Pantai Sebelah Barat mulai dari Pelabuhan Karangantu sepanjang garis pantai lebih dari 1.000 m mengalami abrasi selebar 30 m. Pada sisi timur