Teknologi Budidaya Dr- Ing Ir. Widodo Setiyo Pranowo, M.Sc,
kawasan tambak umumnya pendek dan tidak membawa air tawar dari hulu. Sungai ini merupakan saluran yang membawa air laut masuk dan keluar dari
petakan tambak. Pada saat pasang terjadi suplai air tambak dan pengeluaran air dari dalam tambak pada saat surut. Jumlah saluran ini cukup banyak lebih dari
40 saluran air. Sedangkan untuk air tawar menggunakan sumber air yang berasal dari sungai besar yang mempunyai hulu dari kabupaten, kota. Sumber lain air
tawar adalah air hujan. Terdapat lima sungai besar yang mempengaruhi tambak pesisir Teluk Banten yaitu sungai
a. Sungai Cibanten yang melalui Kecamatan Kasemen, Serang b. Sungai Ciujung yang melewati Kecamatan Pontang, Tirtayasa, dan kecamatan
lain mencakup Kota Serang, Kabupaten Serang, Pandeglang, Lebak dan Bogor
c. Sungai Linduk yang melewati Kecamatan Pontang d. Sungai Sawah Luhur yang melewati kecamatan Kasemen dan Kota Serang.
Sungai ini mempunyai peran besar dalam mempengaruhi pertambakan, karena kondisi fisik air yang membawa partikel perkotaan, pertanian, perdesaan dan
industri terbawa ke wilayah pesisir.
Sungai Ciujung merupakan sungai terbesar di daerah ini yang sumber mata airnya berasal dari Gunung Halimun. Sungai Ciujung sebagian airnya telah
dimanfaatkan untuk keperluan irigasi yang dialirkan melalui bendungan. Sungai Cibanten air mengalir melalui Kota Serang dan sumber airnya berasal dari
Gunung Karang, Gunung Payung, dan Gunung Kupak. Sungai ini mengalir ke arah utara dan bermuara di Teluk Banten. Tabel 3.3 menjelaskan debit aliran air di
sungai.
Tabel 3.3 Sungai dan debit alirannya yang bermuara di Teluk Banten No. Sungai
Stasiun pengukuran Wilayah
Kabupaten Kota Debit Rata-Rata
Bulanan m
3
dt 1
Cibanten Cibanten-Kasemen
Serang 3.268
2 Ciujung
Ciujung – Kragilan Serang
46.065 3
Ciujung Ciberang
– Sabagi Serang 17.763
Sumber: DPU Provinsi Banten 2012. Kondisi air laut di pantai terlihat keruh kekuningan terutama terutama
musim hujan dan kondisi ini menandakan terjadi erosi di daerah hulu Pemeliharaan lingkungan di kawasan sempadan sungai yang berada di sungai
besar atau saluran belum mendapatkan perhatian serius. Penataan air di kawasan pertambakan sering berpindah fungsi dan tata letak. Belum tertatanya kondisi ini
menyebabkan tambak rentan terhadap infeksi penyakit. 3.10 Pasang surut air laut
Sebagian besar pertambakan di pesisir Teluk Banten mengandalkan pasang surut pasut laut untuk memasukan dan mengeluarkan air dari dalam
petakan tambak. Tambak yang dikelola secara intensif sudah mengandalkan pompa untuk manajemen air, meskipun untuk mengisi tandon air masih
menggunakan pasut. Di Pesisisr Teluk Banten selama 24 jam terjadi dua kali pasang dan dua kali surut, atau disebut pasang surut harian ganda semi diurnal
tide. Di tempat lain juga terjadi fenomena lain yaitu, satu kali air pasang dan satu kali air surut, dan keadaan ini disebut pasang surut harian tunggal diurnal tide.
Apabila pengukuran dilakukan selama satu bulan pada saat terjadi bulan pasang besar seperti sekarang ini di Teluk Banten yaitu bulan Oktober sampai Mei ini
akan jelas terlihat range jangkauan terbesar. Perbedaan tinggi pasut ini sangat terlihat pada saat bulan purnama yang menghasilkan nilai dari beda air tertinggi
dan air terendah. Pada bulan gelap disebut pasang surut perbani spring tide. Perbedaan pasut terendah terjadi pada bulan Agustus dan September, kejadian
pasut hampir tidak terlihat. Pada kondisi ini para petambak terutama tradisional mengeringkan petakan tambak
Berdasarkan tipe pasang surut dikenal beberapa type yaitu 1. Tipe diurnal yaitu bila dalam sehari terjadi satu satu kali pasang dan satu kali surut ; 2. Tipe
semi diurnal yaitu bila dalam sehari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang hampir sama tingginya dan 3. Tipe pasang surut campuran yaitu sehari
terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang tidak sama tingginya. Pada bulan Oktober sampai Desember di pesisir Teluk Banten terjadi pasang siang yang lebih
tinggi daripada pasang malam. Bulan Januari sampai Mei pasang malam lebih tinggi daripada pasang siang. Jadi ketinggian pasut terjadi dua kali pasang dan dua
kali surut yang sangat berbeda dalam tinggi dan waktu. Pasang surut setengah harian semidiurnal mendominasi tipe pasut di daerah tersebut, sehingga pasang
surut di Pesisir Teluk Banten adalah pasut bertipe campuran dengan tipe ganda yang menonjol. Berdasarkan pengamatan pasang surut pesisir Teluk Banten
selama satu tahun diperoleh beda fluktuasi dari titik nol zero datum atau titik garis pantai pada surut terendah adalah 110 Cm.
Tabel 3.4 Perkiraan pasut di Karangantu, Banten tahun 2015
No. Bulan
Pukul Ketinggian
air tertinggi Cm
Pukul Ketinggian
air terendah Cm
1. Januari 08
– 10.00 110 cm
17 – 21
20 2. Februari
07 – 10.00
100 17
– 19 20
3. Maret 6.00
–09.00 90 15
– 18 30
4. April 22 - 24
90 12
20 5. Mei
21 - 24 100
9 – 12
20 6. Juni
21 – 23
110 6
– 11 20
7. Juli 20 - 22
110 5
– 9 20
8. Agustus 19 - 20
100 7
20 9. September
18 - 21 80
3 – 6
30 10. Oktober
9 – 11
90 24
– 1 30
11. November 9 -- 11
110 18
– 22 20
12. Desember 8
– 11 110
24 – 3
30
Sumber : Dishidros TNI AL 2015. Tabel 3.4 merupakan data pasut yang di peroleh dari Dishidros TNI AL,
selama tahun 2015 di titik pengamatan Tanjung Priok pada koordinat 06
o
0545” S dan 106
o
53’10”. yang mendekati pesisir Teluk Banten. Tambak udang yang baik terletak pada daerah yang mempunyai pasang surut 2
– 3 m Haliman dan Dian 2005. Pada beberapa pertambakan di Teluk Banten dengan ketinggian pasang 1
m di lokasi budidaya udang, menunjukkan hasil produksi yang baik Farchan, 2007. Fluktuasi pasut yang baik untuk tambak adalah 1,5
– 2,5 meter Tenedero et al. 1986. Pasang kurang dari 1,5 m memerlukan pompa untuk memasukan air