Definisi Operasional METODE PENELITIAN

4.6. Definisi Operasional

1. Kopi Indonesia yang dimaksud adalah kopi hasil produksi yang dijual dalam keadaan belum tanpa diolah terlebih dahulu. 2. Produksi domestik kopi Indonesia merupakan jumlah total produksi kopi Indonesia yang dihasilkan oleh Perkebunan Negara PBN, Swasta PBS dan Perkebunan Rakyat PR yang tersebar di seluruh propinsi di Indonesia yang dinyatakan dalam satuan ton. Periode waktu yang digunakan adalah 1980-2005. 3. Konsumsi domestik kopi Indonesia merupakan jumlah total konsumsi kopi Indonesia yang dinyatakan dalam satuan ton. Periode waktu yang digunakan adalah 1980-2005. 4. Volume ekspor kopi adalah jumlah kopi yang diekspor ke luar negeri, tidak termasuk ekspor ilegal, dinyatakan dalam satuan ton. Periode waktu yang digunakan adalah tahun 1980-2005. 5. Harga domestik kopi adalah harga produsen dari kopi mentah belumtanpa olahan setelah disesuaikan dengan Indeks Harga Konsumen Indonesia yang terjadi di pasar dalam negeri, dinyatakan dalam satuan Rp ton. Periode waktu yang digunakan adalah tahun 1980-2005. 6. Harga ekspor kopi adalah harga di tingkat eksportir FOB yang dinyatakan dalam satuan ribu USDton. Periode waktu yang digunakan adalah 1980-2005. 7. Luas areal tanam merupakan luas seluruh areal tanam perkebunan kopi Indonesia dan dinyatakan dalam satuan hektar ha. Periode waktu yang digunakan adalah 1980-2005. 7. Nilai tukar yaitu nilai tukar Rupiah terhadap mata uang negara tujuan ekspor kopi Indonesia. Kebijakan nilai tukar yang dipakai oleh Indonesia adalah kebijakan nilai tukar mengambang. Periode waktu yang digunakan adalah 1980-2005. 8. Pendapatan yaitu GDP per kapita negara tujuan ekspor kopi Indonesia. Periode waktu yang digunakan adalah 1980-2005.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Luas Areal, Produksi, Produktivitas dan Ekspor

Komoditi Kopi Indonesia 5.1.1. Perkembangan Luas Areal Perkebunan Kopi Indonesia Tahun 1980- 2005 Komoditi kopi dalam perdagangan internasional pada saat ini menduduki urutan. Hingga tahun 1997 Indonesia termasuk produsen kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Colombia. Namun sejak tahun 1998, kedudukan Indonesia digeser oleh Vietnam. Hal ini disebabkan keberhasilan Vietnam dalam meningkatkan produksi kopinya lebih dari 10 kali lipat dalam waktu 10 tahun 1990-2000 dan menempatkan Vietnam sebagai produsen kopi terbesar ketiga di dunia Budhijana, 2002. Pengembangan areal perkebunan kopi terus berlanjut setelah Indonesia merdeka, dan perkembangan yang paling pesat terjadi pada periode 1975-1985. Pada tahun 1980 luas areal perkebunan kopi Indonesia tercatat 707 464 hektar. Kemudian perkembangan areal perkebunan kopi berjalan lambat bahkan terjadi penyusutan setelah terjadi peningkatan luas areal perkebunan kopi tertinggi pada tahun 1997 yaitu 1 170 028 hektar Tabel 7. Penyusutan areal perkebunan kopi berlangsung dari tahun 1998 dari 1 153 369 hektar menjadi 1 127 277 hektar pada tahun 1999. Hal ini disebabkan terjadinya krisis perdagangan kopi dunia. Produksi kopi dunia yang berada diatas konsumsi kopi dunia menyebabkan harga kopi dunia menurun. Menurunnya harga kopi dunia berdampak pada perkembangan luas areal perkebunan kopi Indonesia. Petani kopi memilih untuk melakukan konversi tanaman, dengan menanam tanaman lain selain kopi. Pada tahun 2000