kopi yang mengalami penurunan pada tahun 2000 terjadi karena harga kopi dunia yang menurun akibat over supply kopi dari negara produsen terutama Brazil dan
Vietnam.
2.6. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai perdagangan kopi Indonesia di pasar dalam negeri dan internasional dilakukan oleh Darmansyah 1986 dengan mengunakan model
regresi. Dalam penelitiannya mengkaji daya saing kopi Indonesia di pasar internasional dan integrasi pasar kopi Indonesia di pasar internasional, baik
horizontal maupun vertikal. Diperoleh hasil bahwa Indonesia mempunyai daya saing dari segi produksi kopi jenis Robusta dibanding negara- negara produsen dan
eksportir kopi lainnya dan integrasi pasar horizontal antara Indonesia dengan negara-negara produsen kopi lainnya kurang baik, terdapat kecenderungan bahwa
naiknya harga kopi negara lain diikuti dengan turunnya harga kopi Indonesia. Pada penelitian Suryono 1991 mengkaji struktur ekspor kopi Indonesia
serta penawaran dan permintaan kopi di dalam negeri pada periode 1966-1989. Hasil dari penelitian ini bahwa ekspor kopi Indonesia lebih banyak dipengaruhi
oleh faktor- faktor non ekonomi seperti produksi, sedangkan faktor ekonomi seperti harga dan pendapatan tidak berpengaruh. Penawaran kopi dalam negeri
dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar mata uang, kebijaksanaan devaluasi dan penawaran kopi tahun sebelumnya sedangkan permintaan kopi dipengaruhi oleh
harga. Penelitian ini menggunakan model persamaan simultan, model regresi linier dan non linier berganda.
Sihotang 1996 dalam penelitiannya mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan permintaan kopi di pasar domestik pada periode
1969-1993. Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan sistem yang menggunakan model ekonometrika dengan pendugaan parameter dilakukan
dengan metode 3SLS. Hasil dari penelitian ini bahwa produksi kopi Indonesia tidak responsif terhadap harga kopi dan komoditas subsitusi di pasar domestik,
harga ekspor, luas areal dan tingkat upah, kecuali kopi jenis Robusta yang responsif terhadap luas areal dalam jangka panjang. Permintaan kopi di pasar
domestik tidak responsif terhadap harga kopi, harga komoditi subsitusi dan komplementer dan pendapatan per kapita, namun sangat responsif terhadap
pasokan ekspor. Lifianthi 1999 dalam penelitiannya mengkaji dampak kebijakan ekonomi
terhadap produksi dan ekspor kopi di Propinsi Sumatera Selatan pada periode 1970-1996. Penelitian ini menggunakan model ekonometrika persamaan simultan
dengan metode Three Stage Least Squares 3SLS, model grafik dan model ARIMA. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kebijakan menaikkan harga
pupuk berdampak pada pada penurunan produksi kopi, penerimaan petani dan ekspor kopi Propinsi Sumatera Selatan. Sedangkan penerapan kuota ekspor kopi
akan menambah produksi kopi, penerimaan petani dan ekspor kopi Propinsi Sumatera Selatan. Penghapusan sistem standar mutu kopi akan mengurangi
penerimaan devisa cukup besar dan hanya akan menaikkan penerimaan petani dengan persentase yang kecil.
Pada penelitian Lubis 2002 mengkaji mengenai dampak liberalisasi perdagangan terhadap industri kopi Indonesia dan perdagangan kopi dunia pada
periode 1985-1997 dengan menggunakan model persamaan simultan dengan metode 2SLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan kebijakan
domestik pada penurunan suku bunga bank 20 persen, kenaikan harga pupuk 25 persen, kenaikan tingkat upah di subsektor perkebunan sebesar 25 persen dan
devaluasi Rupiah terhadap USD sebesar 50 persen akan menyebabkan harga domestic dan penerimaan devisa negara meningkat. Selain itu, melemahnya nilai
tukar Rupiah terhadap USD lebih meningkatkan penerimaan devisa negara dibandingkan kebijakan tunggal lainnya. Perubahan kebijakan domestik yang
menyebabkan berubahnya harga kopi Robusta dunia merupakan indikasi bahwa kopi Robusta Indonesia memiliki peran penting bagi perdagangan kopi dunia.
Perubahan harga ekspor Indonesia sebagai akibat perubahan faktor eksternal juga merubah harga dunia.
Turnip 2002 dalam penelitiannya mengkaji potensi ekonomi beberapa negara tujuan ekspor kopi Indonesia yang dipengaruhi oleh jumlah penduduk,
pendapatan per kapita dan perubahan nilai tukar mata uang negara tujuan ekspor. Berdasarkan indikator di atas maka Amerika Serikat, Portugis dan Inggris
memiliki potensi pasar untuk tujuan ekspor kopi Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan ekonometrika dengan model regresi linier berganda
berdasarkan Metode Kuadrat Terkecil Biasa OLS. Pada penelitian Sambudi 2005 mengkaji mengenai pengaruh variabel
yang mempengaruhi produksi dan ekspor kopi jenis Arabika. Penelitian ini meyimpulkan bahwa variabel
trend waktu dan dummy tahun krisis tidak
berpengaruh nyata terhadap produksi kopi jenis Arabika. Variabel pendapatan dan trend waktu tidak berpengaruh nyata terhadap ekspor kopi jenis Arabika.
Variabel harga dan nilai tukar berpengaruh nyata pada produksi maupun ekspor
kopi jenis Arabika. Penelitian ini menggunakan model regresi berganda dengan pendugaan parameter dilakukan dengan metode OLS.
III. KERANGKA PEMIKIRAN