II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sejarah Tanaman Kopi
Kopi berasal dari dataran tinggi Ethiopia pada abad 9. Dari Ethiopia kemudian menyebar ke Mesir dan Yaman dan pada abad 15 menyebar lebih luas
ke Persia, Turki dan Afrika Utara.
1
Pada tahun 1511, karena efek yang ditimbulkan maka para imam konservatif dan ortodoks melarang untuk
mengkonsumsi kopi. Pada tahun 1524, karena popularitas komoditas kopi ini maka larangan tersebut dihilangkan oleh Sultan Selim I dari Kesultanan
Utsmaniyah Turki. Pada abad 17 kopi mulai menyebar ke Benua Eropa Kanisius, 2005.
Komoditas kopi merupakan spesies tanaman berbentuk pohon kecil yang termasuk dalam famili
Rubiaceae dan genus Coffea. Di seluruh dunia kini terdapat sekitar 4 500 jenis kopi yang dapat dibagi dalam empat kelompok besar,
yaitu: 1 Coffea Canephora, yang salah satu jenis varietasnya menghasilkan kopi dagang Robusta, 2 Coffea Arabica menghasilkan kopi dagang Arabika, 3
Coffea Excelsa menghasilkan kopi dagang Excelsa, dan 4 Coffea Liberica menghasilkan kopi dagang Liberika.
Tanaman kopi tumbuh tegak, bercabang, bila dibiarkan dapat tumbuh mencapai tinggi hingga 12 meter, memiliki daun berbentuk bulat telur dengan
ujung agak meruncing dan mempunyai sistem percabangan yang berbeda dengan tanaman lain Siswoputranto, 1993.
1
httpwww.wikipedia.org This watermark does not appear in the registered version -
Genus Coffea merupakan salah satu genus penting yang mempunyai nilai ekonomi dan dikembangkan secara komersial, terutama Coffea Arabica Kopi
Arabika, Coffea Canephora dengan varietas Robusta Kopi Robusta dan Coffea Liberica Kopi Liberika Turnip, 2002.
2.2. Komoditi Kopi di Indonesia
Tanaman kopi sudah diusahakan sejak masa penjajahan Belanda yaitu
pada tahun 1669 dengan jenis kopi Arabika. Namun tanaman kopi baru berhasil
dibudidayakan pada tahun 1699, setelah Belanda menduduki Pulau Jawa. Dari Pulau Jawa kopi menyebar ke Pulau Sumatera, Sulawesi, Bali dan Timor. Sejak
itulah tanaman kopi mulai berkembang dan diusahakan dalam perkebunan besar maupun perkebunan rakyat Spillane, 1990.
Kopi jenis Arabika merupakan jenis kopi yang pertama kali dibudidayakan di Indonesia. Kopi jenis ini menjadi andalan ekspor pemerintah Belanda yang
dikenal dengan nama Kopi Jawa atau Java Coffee. Setelah hampir 100 tahun Java Coffee menjadi andalan ekspor pemerintah Belanda, pasca tahun 1876 terjadi
penurunan produksi kopi jenis Arabika akibat serangan penyakit jamur Hemileia Vastratix B. Akibat penyakit ini, produksi kopi menurun sebesar lebih dari 60
persen. Untuk mengantisipasi kekurangan produksi kopi, maka sejak tahun 1900 pemerintah Belanda membudidayakan kopi jenis Robusta setelah sebelumnya
gagal membudidayakan kopi jenis Liberika. Kopi jenis Robusta yang relatif tahan penyakit kemudian berkembang hampir ke seluruh wilayah Indonesia. Pada pasca
perang dunia kedua, Indonesia dikenal sebagai penghasil kopi terbesar ketiga dunia, setelah Brazil dan Kolombia Lubis, 2002.
Kopi jenis Robusta ditanam hampir di seluruh wilayah Indonesia dengan daerah sentra produksi di pulau Sumatera adalah Sumatera Selatan, Lampung dan
Sumatera Utara, sedangkan di pulau Jawa berada di Jawa Tengah dan Jawa Timur Turnip, 2002. Kopi jenis Arabika masih dibudidayakan tetapi ditanam hanya di
wilayah tertentu saja yang dianggap memenuhi persyaratan tumbuh kopi jenis Arabika yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sulawesi Selatan, Bali dan Jawa
Timur Sihotang, 1996.
2.3. Luas Areal dan Produksi Kopi Indonesia