Harga Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang PXJPRt Konsumsi Domestik Kopi Indonesia Ct

Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, maka diuji dengan d Durbin Watson DW, dan diperoleh DW sebesar 1.64 yang nyata pada taraf 5. Nilai DW ini berada pada selang dl d 4-du dengan nilai dl sebesar 0.98 dan 4- du sebesar 2.12, sehingga nilai DW sebesar 1.64 menunjukkan tidak ada masalah autokorelasi. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas, maka dilakukan dengan cara membandingkan koefisien determinasi R 2 dengan koefisien korelasi sederhana peubah-peubah bebas r ij yang dikuadratkan lihat Tabel 24. Dengan memperhatikan matriks tersebut menunjukkan bahwa nilai R 2 lebih besar dari r 2 , sehingga dapat dikatakan tidak ada masalah multikolinearitas yang serius. Berapa besar pengaruh peubah-peubah bebas terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini :

1. Harga Ekspor Kopi Indonesia ke Jepang PXJPRt

Parameter dugaan pada peubah harga ekspor kopi Indonesia ke Jepang bernilai 5.003, artinya bila terjadi peningkatan harga ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar satu USDton, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar 5.003 USDton Harga ekspor kopi Indonesia ke Jepang berpengaruh nyata pada taraf 10 terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar 0.29, artinya bila terjadi peningkatan harga ekspor sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar 29 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar 0.29 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang tidak responsif inelastis terhadap perubahan harga ekspor kopi Indonesia ke Jepang dalam jangka pendek. Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar 0.32, artinya bila terjadi peningkatan harga ekspor sebesar seratus persen, maka akan meningkatkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar 32 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar 0.32 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang tidak responsif inelastis terhadap perubahan harga ekspor kopi Indonesia ke Jepang dalam jangka panjang.

2. Konsumsi Domestik Kopi Indonesia Ct

Parameter dugaan pada peubah konsumsi domestik kopi Indonesia bernilai -0.147, artinya bila terjadi peningkatan konsumsi domestik kopi Indonesia sebesar satu ton, maka akan menurunkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar 0.147 ton. Konsumsi domestik kopi Indonesia berpengaruh nyata pada taraf 10 terhadap volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang. Sementara itu, parameter dugaan bertanda negatif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai elastisitas jangka pendek yang diperoleh sebesar -0.44, artinya bila terjadi peningkatan konsumsi domestik kopi Indonesia sebesar seratus persen, maka akan menurunkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar 44 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka pendek sebesar -0.44 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang tidak responsif inelastis terhadap perubahan konsumsi domestik kopi Indonesia kopi Indonesia dalam jangka pendek. Nilai elastisitas jangka panjang yang diperoleh sebesar -0.48, artinya bila terjadi peningkatan konsumsi domestik kopi Indonesia sebesar seratus persen, maka akan menurunkan volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang sebesar 48 persen, ceteris paribus. Nilai elastisitas jangka panjang sebesar -0.48 ini menunjukkan bahwa volume ekspor kopi Indonesia ke Jepang tidak responsif inelastis terhadap perubahan konsumsi domestik kopi Indonesia kopi Indonesia dalam jangka panjang.

3. GDP Jepang YJPRt