Konsumsi Kopi Indonesia Total Luas Areal Perkebunan Indonesia Lt

Produksi kopi Indonesia tahun sebelumnya berpengaruh nyata pada taraf 5 terhadap produksi kopi Indonesia. Sementara itu, parameter dugaan bertanda positif sesuai dengan hipotesis yang diharapkan.

5.3.2. Konsumsi Kopi Indonesia

Hasil dugaan persamaan konsumsi kopi Indonesia menunjukkan bahwa semua tanda parameter dugaan sesuai dengan hipotesis yang diharapkan Tabel 19. Peubah penjelas yang digunakan meliputi GDP per kapita riil Indonesia YIRt dan harga domestik riil kopi Indonesia PDRt. Sementara peubah endogen adalah konsumsi kopi Indonesia Ct. Dari hasil regresi persamaan produksi diperoleh koefisien determinasi R 2 sebesar 68.0 persen yang berarti 68.0 persen perubahan naikturun konsumsi kopi Indonesia dapat dijelaskan oleh variasi peubah-peubah penjelas dalam persamaan yaitu oleh YIRt dan PDRt. Sedangkan 32 persen dijelaskan oleh faktor- faktor lain yang tidak terdapat dalam persamaan. Variabel penjelas pada persamaan secara bersama-sama dapat menjelaskan keragaman variabel endogen yang ditunjukkan oleh nilai F statistik yang nyata pada taraf 5 persen. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, maka diuji dengan d Durbin Watson DW, dan diperoleh DW sebesar 1.98 yang nyata pada taraf 5 persen. Nilai DW ini berada pada selang dl d 4-du dengan nilai sebesar 1.22 dan 4-du sebesar 2.45, sehingga nilai DW sebesar 1.98 menunjukkan tidak ada masalah autokorelasi. Tabel 19. Hasil Dugaan Persamaan Konsumsi Kopi Indonesia Tahun 1980-2005 Variabel Notasi Parameter dugaan Taraf Nyata Elastisitas Intersep GDP per kapita riil Indonesia Harga domestik riil kopi Indonesia Intersep YIRt PDRt 84707 0.130 -0.005 0.022 a 0.407 0.064 a - 0.0008 0.11 R 2 = 68.0 F statistik = 9.09 Durbin Watson d = 1.98 P value = 0.001 Keterangan : a= nyata pada taraf 10 Untuk mengetahui ada tidaknya mulikolinearitas maka dilakukan dengan cara membandingkan koefisien determinasi R 2 dengan koefisien korelasi sederhana peubah bebas r ij yang dikuadratkan lihat Tabel 20. Dengan memperhatikan matriks tesebut menunjukkan bahwa nilai R 2 lebih besar dari r 2 , sehingga dapat dikatakan tidak ada masalah multikolinearitas. Tabel 20. Matriks Korelasi Antar Peubah-Peubah Beba s r ij y a n g Dikuadratkan pada Persamaan Konsumsi Kopi IndonesiaTahun 1980-2005 Peubah Ct YIRt YIRt 0.279 PDRt 0.219 0.016 Berapa besar pengaruh peubah-peubah penjelas terhadap produksi kopi Indonesia dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini :

1. GDP Indonesia YIRt