Simpulan Saran SIMPULAN DAN SARAN

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik antara lain: 1 Kinerja pengelolaan areal eks HPH PT MJRT daerah penyangga Taman Nasional Kerinci Seblat kurang baik, karena tutupan hutan berupa hutan primer yang tersisa sekitar 30; 2 Kondisi areal eks HPH hampir terlihat sebagai sumberdaya open access, pada beberapa lokasi telah terjadi konversi menjadi lahan perkebunan dan ladang masyarakat; 3 Belum terdapat kebijakan dan aturan yang jelas atas pengelolaan daerah penyangga TNKS dan beberapa aturan formal yang ada tidak mampu menjadi kontrak atas pengelolaan areal tersebut; 4 Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat pada daerah penyangga, ongkos pelaksanaan kontrak pengelolaan areal tersebut bila dilakukan oleh pemerintah sangat tinggi; 5 Sebagai daerah penyangga TNKS, pengelolaan eks HPH PT MJRT harus berfungsi sebagai sumber pendapatan masyarakat; 6 Beberapa alternatif kebijakan yang dapat dilakukan adalah: a penguatan property rights; b membangun institusi lokal; c mengembangkan agroforestry; dan d pemberdayaan ekonomi produktif.

5.2. Saran

Mengingat strategisnya fungsi daerah penyangga sebagai pelindung bagi Taman Nasional Kerinci Seblat TNKS, maka pemerintah harus segera menetapkan zona penyangganya. Untuk keperluan pengembangan ekonomi daerah dan mata pencaharian masyarakat sekitar hutan agar masyarakat tidak merambah ke daerah yang masih berhutan dan berbatasan dengan taman nasional. Oleh karenanya perlu dibuat model dan bentuk pemanfaatan hutan pada daerah penyangga dengan melibatkan masyarakat sekitar namun tidak mengubah fungsi pokok kawasan hutan. Pada kawasan hutan alam agar tetap dipertahankan tutupannya, sedangkan pada kawasan hutan sekunder dapat dimanfaatkan dalam bentuk agroforestry dengan pemanfaatan yang terbatas. DAFTAR PUSTAKA Alikodra, H.S., M. Thohari, S. Soedargo, H. Muntasib, dan N. Santoso. 1985. Buku I: Pedoman perencanaan pengembangan kawasan penyangga Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Anonim. 2006. Laporan hasil kegiatan Conservation Response Unit CRU Seblat Bengkulu. Kerjasama antara Balai Konservasi Sumberdaya Alam BKSDA Bengkulu, Fauna dan Flora Indonesia FFI dan International Elephant Foundation IEF. Bengkulu. Anonim, 2001. Perencanaan pengelolaan areal eks HPH PT. Kopeka Raya. [Laporan Penelitian]. Kerjasama Dinas Kehutanan Provinsi Jambi dengan Lembaga Penelitian Universitas Jambi. Arifin, B. 2001. Pengelolaan sumberdaya alam Indonesia: Perspektif ekonomi, etika dan praksis kebijakan. Penerbit Erlangga. Jakarta. Basuni, S. 2003. Inovasi institusi untuk meningkatkan kinerja daerah penyangga kawasan konservasi Studi kasus di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat [Disertasi]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. [BTNKS] Balai Taman Nasional Kerinci Seblat. 2002. Kerangka kerja pengelolaan Taman Nasional Kerinci Seblat 2002-2006. Kerjasama ICDP-Komponen A dengan BTNKS dan Ditjen PHKA. Jambi. [DEPHUT] Departemen Kehutanan. 2001. Laporan pemeriksaan HPH Independent Consession AuditsICA PT Maju Jaya Raya Timber Propinsi Bengkulu. Kerjasama dengan Konsultan PT Sarbi Moerhani Lestari. Bogor. Fauzi, Y., Y.E. Widyastuti, I. Satyawibawa, R. Hartono. 2004. Kelapa sawit: budidaya, pemanfaatan hasil limbah, analisis usaha pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta. Hairiah, K., Widianto dan Sunaryo. 2003. Bahan ajar 1: Sistem agroforestri di Indonesia. World Agroforestry Centre ICRAF Southeast Asia Regional Office. Bogor. Indonesia. Hermawan, T.T., A. Affianto, A. Susanti, E. Soraya, W. Wardhana, dan S. Riyanto. 2005. Pemanfaatan ruang dan lahan di Taman Nasional Gunung Ciremai: Suatu rancangan model. Pustaka Latin. Bogor. Hernawan, E. 2001. Analisis perubahan penutupan hutan di areal paska pengelolaan HPH menggunakan teknik penginderaan jauh Studi kasus: bekas HPH di batas TNKS Propinsi Bengkulu [Tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. ICDP-TNKS Komponen C1. 2002. Kawasan Eks- Maju Jaya Raya Timber Kabupaten Bengkulu Utara: kekayaan hayati dan nilai pentingnya. Laporan Teknis No. 13 97 Indonesia Corruption Watch dan Greenomics Indonesia. 2004. Desain sistem perizinan konsesi hutan. Bahasan literatur terhadap implementasi model perizinan konsesi hutan berbasis peranserta masyarakat dan transparansi. Kertas Kerja No. 02, November 2004. Jakarta. http:www.greenomics.orgdocswp02.pdf. [7 Januari 2006] ______ . 2004. Model perizinan konsesi hutan. Bahasan literatur terhadap implementasi model perizinan konsesi hutan berbasis peran serta masyarakat dan transparansi. Kertas Kerja No. 01, Desember 2004. Jakarta. http:www.greenomics.orgdocswp01.pdf. [10 Oktober 2005] Kartodihardjo, H. 2006a. Bahan Kuliah Analisis Kelembagaan dan Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Alam. Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor. ______. 2006b. Sumberdaya daya alam, komoditi dan arah pengelolaannya. Paper Lepas. Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor. ______ . 1999. Masalah kebijakan pengelolaan hutan alam produksi. Pustaka Latin. Bogor. MacKinnon, J., K. MacKinnon, G. Child, J. Thorsell. 1990. Managing of protected areas in the tropics. Hari Harsono Amir, penerjemah: Pengelolaan kawasan yang dilindungi di daerah tropika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Muhshi, M.A., 1999. Hambatan dan tantangan pembangunan hutan tanaman industri. Disampaikan dalam pertemuan tahunan 1999 Jaringan Kerja LitbangTerpadu Perusahaan HTI Patungan Lingkup PT INHUTANI I, 18 – 20 Oktober 1999 di Hotel Sahid Raya Yogyakarta. www.latin.or.id. [18 Maret 2005]. North, D.C. 1990. Institutions, institutional change and economic performance. Cambridge University Press. New York. Ohorella, A. L. 2003. Penguatan institusi pengelolaan hutan alam produksi dalam rangka otonomi daerah di Maluku Tengah [Tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Pakpahan, A. 1989. Kerangka analitik untuk penelitian rekayasa sosial: perspektif ekonomi institusi. Dalam Prosiding Patanas: Evolusi Kelembagaan Pedesaaan di Tengah Perkembangan Teknologi. Pusat Penelitian Agro Ekonomi, Balitbang Pertanian. Bogor. Rangkuti, F. 2001. Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Rasmusen, L.N., dan R.M. Dick. 1995. Local organizations for natural resource management: Lesson from theoritical and empirical literature. Sambas Basuni, penerjemah: Organisasi-organisasi lokal untuk pengelolaan sumberdaya alam: Pelajaran dari literatur teoritik dan empirik. EPTD-IFPRI. Washington, D.C. Saaty, T.L. 1993. Pengambilan keputusan bagi para pemimpin. Proses hirarki analitik untuk pengambilan keputusan dalam situasi kompleks. Seri Manajemen No. 134. terjemahan. PT Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta. 98 Sanim, B., Y. Syaukat, M.N. Aidi, M. Ridwansyah. 2006. Kajian kelembagaan dan ekonomi sumberdaya eks areal hutan konsesi yang berbatasan dengan Taman Nasional Kerinci Seblat. Laporan Penelitian Hibah Pascasarjana. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor: Singarimbun M., dan S. Effendi [Editor]. 1989. Metode peneliitan survai. Edisi Revisi. LP3ES. Jakarta. Sudrajat, A. 2002. 21 Isu desentralisasi otonomi kehutanan. Dalam Mencari format desentralisasi kehutanan pada masa transisi. Sudrajat, A. dan I. Yustina editor. Nectar Indonesia. Jakarta. Pp 2-15. Suhendang, E. 2004. Kemelut dalam pengurusan hutan: Sejarah panjang kesenjangan antara konsepsi pemikiran kenyataan. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Suparna, N. 2005. Kawasan hutan negara antara legal formal dan kenyataannya. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Paradigma Pengelolaan Sumberdaya Alam Indonesia di Masa Mendatang. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor, 11 Juni 2005. Tadjudin, D. 2000. Manajemen kolaboratif. Pustaka Latin. Bogor. _______. D. 1999. Model Kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan hutan alam produksi. www.latin.or.id. [18 Maret 2005]. Wardojo, W. 2002. Kesiapan departemen kehutanan dalam penyelengaraan desentralisasi bidang organisasi dan manajemen serta penyediaan sarana dan prasarana. Dalam Mencari Format Desentralisasi Kehutanan pada Masa Transisi. Sudrajat, A. dan I. Yustina editor. Nectar Indonesia. Jakarta. Pp 61-71. LAMPIRAN – LAMPIRAN 100 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN “ANALISIS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN DAERAH PENYANGGA TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT: Studi Kasus di Eks HPH PT Maju Jaya Raya Timber Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu” Assalamu’alaikum Wr, Wb. Kami sedang melakukan penelitian dalam rangka penulisan Tesis: Nama : Idham Khalik, SP NRP : P052040231 Program Studi : Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor IPB Kami melakukan survai di desa-desa di dalam dan sekitar eks HPH PT Maju Jaya Raya Timber PT MJRT Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu untuk mengetahui bagaimana pandangan rumah tangga BapakIbu terhadap perlindungan daerah tanggkapan air pada areal eks HPH di daerah panyangga TNKS khususnya yang terdapat di kabupaten ini. Kami akan mengajukan beberapa pertanyaan dan jawaban BapakIbu akan kami jaga kerahasiannya. Kami sangat berterima kasih jika BapakIbu bersedia menjawab pertanyaan kami. Kecamatan : Putri Hijau Desa : ……………………….. Nama Responden : ……………………….. Umur : ……………………….. Pendidikan terakhir : ……………………….. Pekerjaan : ……………………….. I. DATA RUMAH TANGGA 1. Berapa jumlah anggota rumah tangga BapakIbu? ……orang No Nama Umur Sex LP Pendidikan Pekerjaan 1 2 3 4 5 MASYARAKAT 101 2. Berapa pendapatan kotor rumah tangga BapakIbu secara keseluruhannya setiap bulan dan sumbernya? Rp. ……………………… total pendapatan No Sumber Rp Bulan a Pertanian tanaman pangan …………. sebutkan b Perkebunan sawit, karet,……. sebutkan c Hasil hutan kayu d Hasil hutan non kayu e Gaji PNS pegawai lainnya f Warung g Lain-lain ………….. sebutkan 3. Berapa pengeluaran rumah tangga BapakIbu secara keseluruhannya setiap bulan dan peruntukannya? Rp. ……………………… total pengeluaran No Peruntukan Rp Bulan a Pangan b Pendidikan c Kesehatan d Pakaian e Rekreasi dan social f Kredit motor mobil g Lain-lain ………….. sebutkan 4. Apakah BapakIbu penduduk asli daerah ini? 0=bukan 1= ya 5. Jika bukan penduduk asli, sudah berapa lama BapakIbu tinggal di sini? …… tahun. II. KARAKTERISTIK FISIK-TEKNIS SUMBERDAYA 1. Berapa luas areal usahatani yang dimiliki keluarga Bapak Ibu? No Jenis usahatani Jarak dari tempat tinggal km Luas ha Produksi KgBlnHa Harga jual RpKg 1. Sawit 2. 3. 4. 5. 2. Apa saja usahatani yang ditanam sebagai sumber pangan keluarga? No Jenis usahatani Jumlah Kghari Pemanfaatan Nilai Rp 1. Padi Beras 2. 3. 4. 5. Harian Mingguan Tahunan 102 3. Apa saja usahatani yang ditanam sebagai tanaman keras? No Jenis usahatani Jumlah Kghari Pemanfaatan Nilai Rp 1. Sawit 2. 3. 4. 5. Harian Mingguan Tahunan 4. Apa saja hasil hutan yang dimanfaatkan untuk kebutuhan keluarga? Khusus Tanaman obat-obatangetahdll No Jenis Tanaman Jumlah Pemanfaatan Peruntukan Nilai Rp 1. Kayu 2. Bambu 3. Rotan 4. 5. sesuaikan dengan satuan lokal batang ikatKg Harian Mingguan Tahunan Obatmakananpeliharaansebutkan…… 5. Apa saja hasil hutan yang dimanfaatkan untuk kebutuhan keluarga? khusus Hewan No Jenis Hewan Jumlah Yang dimanfaatkan Pemanfaatan Nilai Rp 1. Ikan Daging 2. Burung 3. …… 4. 5. sesuaikan dengan satuan lokal ekorKg Harian Mingguan Tahunan

III. KARAKTERISTIK KOMUNITAS