65
4.7.1. Karakteristik Sosial
Karakteristik sosial kepala keluarga contoh yang dikemukakan dalam penelitian ini meliputi: tingkat umur kepala keluarga, jumlah anggota keluarga,
tingkat pendidikan formal. Kondisi sosial ini mempengaruhi pandangan mereka terhadap sumberdaya alam. Tabel 13 berikut menyajikan secara detail
karakteristik sosial kepala keluarga contoh di daerah penyangga TNKS. Tabel 13. Karakteristik sosial kepala keluarga contoh di daerah penyangga TNKS
No Karakteristik Kategori
Non Trans-
migrasi Trans-
migrasi Gabung-
an
25 -34 tahun 10,00
14,00 12,00
35 - 44 tahun 46,00
30,00 38,00
45 - 54 tahun 26,00
32,00 29,00
55 tahun ke atas 18,00
24,00 21,00
1 Tingkat umur
kepala keluarga
Jumlah 100 100 100
Kecil 2 orang 6,00
8,00 7,00
Sedang 3 - 4 orang 80,00
74,00 77,00
Besar 4 orang 14,00
18,00 16,00
2 Jumlah Anggota
Keluarga
Jumlah 100 100 100
Tidak tamat SD 10,00
2,00 6,00
Tamat SD
26,00 84,00 50,00 Tamat SLTP
48,00 6,00
27,00 Tamat
SLTA 14,00 16,00 15,00
Diploma Sarjana 2,00
2,00 2,00
3 Tingkat Pendidikan
formal
Jumlah 100 100 100
Tingkat umur berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam menghasilkan barang dan jasa. Kemampuan ini terkait dengan kondisi fisik dan
kemampuannya dalam bekerja. Pada Tabel 13 terlihat bahwa usia kepala keluarga contoh antara 35-44 tahun yang terdapat pada desa non transmigrasi
mencapai 46 persen. Sedang pada desa transmigrasi usia kepala keluarga contoh antara 35-44 tahun dan 45-54 tahun masing-masing 30 persen dan 32
persen. Seseorang yang berada dalam usia primautama atau dikenal dengan prime age yang mempunyai selang umur 15 – 54 tahun pada umumnya
memiliki kemampuan prima dalam bekerja, sehingga dapat menghasilkan pekerjaan yang lebih baik.
Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan rata-rata anggota keluarga yang tinggal pada desa-desa sekitar daerah penyangga TNKS
berjumlah 3,77 orang ≈ 4 orang. Tabel 13 di atas menunjukkan bahwa jumlah
66 anggota keluarga 3-4 orang lebih banyak terdapat pada desa non transmigrasi
yakni sebesar 80 persen, sedang pada desa transmigrasi mencapai 74 persen. Angota keluarga yang dimaksud terdiri atas: ayah, ibu dan anak serta anggota
keluarga lain yang tinggal dan hidup bersama dalam satu rumah. Jumlah anggota keluarga juga terkait dengan beban tanggungan
dependency ratio setiap keluarga.
Dependency ratio pada desa contoh adalah sebsar 82,91, artinya setiap 100 orang penduduk menanggung 83 orang penduduk tidak
produktif. Tingkat pendidikan mempunyai peran penting dalam membentuk pola pikir
masyarakat dalam bertindak. Tingkat pendidikan yang rendah mempengaruhi pola pikir masyarakat, sehingga sulit untuk menerima hal-hal baru atau inovasi
yang dapat menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan. Masyarakat akan cenderung untuk memenuhi kebutuhan saat itu. Implikasinya mempunyai
kecenderungan pasrah pada nasib dan tidak mau merubah diri serta sering bersikap irasional. Tabel 13 di atas menunjukkan tingkat pendidikan kepala
keluarga contoh sangat beragam mulai dari tidak tamat Sekolah Dasar SD hingga jenjang Perguruan Tinggi. Pada kedua masyarakat sebagian besar
tingkat pendidikan kepala keluarga contoh tergolong masih rendah yaitu hanya berpendidikan dasar SD dan SLTP sebesar 77. Selain itu, masih terdapat
kepala keluarga tidak menamatkan pendidikan sekolah dasar SD sebesar enam persen, sehingga perlu pembinaan dan penyuluhan lebih baik. Kondisi demikian
sangat dimungkinkan karena keterbatasan seperti: biaya, sarana dan prasarana bagi masyarakat sekitar. Selanjutnya jenjang pendidikan menengah formal yang
mampu ditamatkan kepala keluarga pada desa non transmigrasi mencapai 14 persen, sedangkan pada desa transmigrasi berjumlah 16 persen. Hal ini
merupakan potensi yang harus dimanfaatkan secara optimal dalam pengelolaan daerah penyangga.
4.7.2. Karakteristik Ekonomi