I.3. Ruang Lingkup
Penelitian dititikberatkan dalam kerangka kerja analitis analytical framework
agroindustri. Kelompok agroindustri yang dikaji lanjut pada seleksi agroindustri
unggulan dalam penelitian ini adalah pada lingkup agroindustri berbasis perkebunan.
Ruang lingkup pengkajian konsep meliputi karakteristik wilayah yang berkaitan dengan potensi internal menyangkut karakter geofisik
administrasi, kondisi sosial budaya, ekonomi, kebijakan; struktur sistem agroindustri, potensi input, proses dan output agroindustri; dengan
mempertimbangkan pengaruh faktor eksternal menyangkut berbagai peluang dan ancaman terhadap sistem pengembangan; dan konsep
manajemen stratejik yang meliputi perumusan strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi lintas fungsional dengan memanfaatkan
berbagai pendekatan analisis untuk perumusan berbagai skenario pengembangan dan alternatif strategi sebagai faktor kunci pengembangan
agroindustri unggulan. Pengertian lintas fungsional pada penelitian ini adalah berkaitan dengan peran berbagai sektor real terhadap sistem
pengembangan agroindustri pada wilayah kajian. Kajian operasional akan dibuat sebagai verifikasi dari kajian model
konseptual yang telah disusun berdasarkan studi kasus di wilayah Sulawesi Utara, sebagai lokasi pengambilan data potensi wilayah. Kajian
model konseptual dikerjakan di Laboratorium Manajemen dan Teknik Industri, Departemen Teknologi Industri Pertanian Institut Pertanian
Bogor..
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Agroindustri
Agroindustri dapat didefinisikan sebagai ‘industri yang berbasis pengolahan hasil pertanian’, setelah memperhatikan rumusan beberapa penulis antara lain
Austin 1981 yang mendefinisikan agroindustri sebagai ‘perusahan yang memproses bahan mentah asal pertanian termasuk didalamnya tanaman dan ternak
dengan berbagai variasi tingkatan pengolahan mulai dari pembersihan dan pengelompokan grading sampai dengan penggilingan dan pemasakan.
Simposium Nasional Agroindustri II 1987 merumuskan agroindustri sebagai suatu kegiatan lintas disiplin yang memanfaatkan sumber daya alam pertanian
untuk industri dengan kegiatan mencakup: 1 Industri peralatan dan mesin-mesin pertanian, 2 Industri pengolahan hasil-hasil pertanian, 3 Industri jasa sektor
pertanian dan 4 Industri agrokimia. Dari definisi tersebut maka semua industri yang menggunakan bahan baku hasil pertanian seperti industri textil, sepatu dan
asesoris yang menggunakan bahan sutera, kapas, kulit hewan; industri meubel dengan bahan baku kayu, karet; industri pangan; industri farmasi dengan bahan
baku tanaman obat dan hasil perkebunan; industri minyak wangi, kosmetik, keseluruan industri tersebut menjadi bagian dari agroindustri.
Kontribusi agroindustri menjadi sangat vital bagi pertumbuhan ekonomi negara berkembang. Menurut Brown 1994 lebih setengah dari keseluruhan
aktivitas manufaktur di negara berkembang adalah agroindustri. Menjelang akhir abad XX sekitar 37 persen manufaktur di wilayah Asia dan Pasifik adalah pada
sektor agroindustri. Pengembangan agroindustri di Indonesia didukung oleh kebijakan strategis
dan kebijakan operasional. Kebijakan strategis adalah dengan dimasukkannya agroindustri dalam GBHN sejak tahun 1993, sedangkan kebijakan operasional
memiliki prasyarat yaitu keberhasilan pertanian generasi I generasi bibit benih dan pertanian generasi II budidaya sehingga agroindustri pada hakekatnya
adalah ujung tombak dalam ‘menyempurnakan sukses bidang pertanian’. Agroindustri adalah solusi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagai negara
yang berada pada dua sisi; disatu sisi Indonesia adalah negara agraris yang kehidupan mayoritas masyarakatnya masih bertumpu pada sektor pertanian, di sisi