Berbagai program pengembangan Manajemen stratejik pengembangan agroindustri berbasis unggulan wilayah

Perbedaan rancangan model para ahli Gambar 1, 2, 3, 4, dan 5 hanya sedikit terlihat pada prosedur dan beberapa spesifikasi misalnya Baseman dan Platak 1989 maupun Hit et.al 2001 mengawali proses desain dengan melakukan evaluasi lingkungan internal maupun eksternal sebelum menetapkan pernyataan misi dan penetapan tujuan sedangkan Irwin RD 1995 maupun David FR 2002 memulai dengan pernyataan misi kemudian melakukan audit internal maupun eksternal, penetapan tujuan kemudian melakukan evaluasi dan pilihan strategi, yang pada model David FR dikelompokkan sebagai tahap formulasi strategi. Shrivastava 1994 lebih memfokuskan tahap formulasi strategi pada pernyataan strategi melalui proses pengambilan keputusan strategis dengan mempertimbangkan nilai-nilai preferensi indifidu, peran tanggung jawab sosial organisasi dan berbagai alternatif strategi yang dibangkitkan. Manajemen stratejik telah berkembang menjadi suatu disiplin ilmu yang didukung adanya organisasi yang disebut Strategic Management Society SMS yaitu sebuah organisasi internasional yang anggotanya saat ini tersebar pada 60 negara terdiri dari kelompok Academics, Business dan Consultants ABCs yang mengembangkan konsep manajemen stratejik sebagai aplikasi sistem untuk berbagai keperluan http:www.smsweb.orgindex.html 2002.

II.4. Berbagai program pengembangan

Keterkaitan antara pengembangan pertanian, industri dan pengembangan wilayah telah menarik perhatian berbagai pihak baik lembaga pemerintah, swasta bahkan individu dalam memunculkan berbagai program dan kajian model pengembangan yang bertujuan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya setiap wilayah, terutama yang diyakini sebagai keunggulan komparatif wilayah. Program Klaster Industri yang ditawarkan Departemen Perindustrian Deperindag 2000 mengutamakan penetapan industri inti localcore industry yang saling berhubungan secara intensif dan membentuk partnership baik dengan industri pendukung supporting industry maupun industri terkait related industry . Beberapa dasar pemahaman dari Departemen Perindustrian yang disitir adalah: - program klaster industri akan bermanfat sebagai pendorong keunggulan komparatif suatu wilayah menjadi keunggulan kompetitif – meningkatkan efisiensi, memanfaatkan aset sumber daya untuk mendorong diversifikasi produk dan meningkatkan terciptanya inovasi – umumnya keunggulan lokal dibatasi oleh batas-batas geografis sehingga klaster industri akan berkembang secara regional. BAPPENAS yang melakukan kajian kawasan andalan termasuk Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu KAPET yang salah satu diantaranya adalah KAPET Manado-Bitung merekomendasikan keterkaitan antar kawasan lintas sektor secara luas dan pemilihan fokus pengembangan dalam industri pendorong DPKKT 2004. Program pengembangan KAPET Manado-Bitung diarahkan sebagai pengembangan pusat pariwisata, pusat perikanan dan sumber daya laut, dan pusat pengembangan industri Program Kawasan Agropolitan yang dirancang Departemen Kimpraswil didasarkan pada pertimbangan pentingnya infrastruktur terutama sarana transportasi dalam pengembangan pertanian dengan penataan suatu kawasan yang terdiri dari kota tani, daerah pertumbuhan sebagai kawasan sentra produksi KSP dan kawasan budidaya yang tidak ditentukan berdasarkan wilayah administrasi tetapi berdasarkan skala ekonomi. Pada tahun 2002 dan 2003 Sulawesi Utara telah memproses usulan lima Kawasan Agropolitan KA yang proses pengajuannya berdasarkan usulan pemerintah daerah kabupaten yaitu KA Tomohon, KA Sangihe, KA Modoinding, KA Pakakaan dan KA Dagho. Karya Manunggal 2003. Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan KIMBUN, adalah program Departemen Pertanian yang didasarkan antara lain luasan kawasan budidaya komoditas tertentu. Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan adalah pembangunan perkebunan yang menggunakan kawasan sebagai pusat pertumbuhan dan pengembangan sistim dan usaha agribisnis perkebunan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memperhatikan dimensi ruang, waktu, skala usaha dan pengelolaannya, yang diselenggarakan dengan azas kebersamaan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat petani pekebun dan pelaku usaha lainnya yang selaras berkeadilan menjamin pemantapan usaha yang harmonis dan berkesinambungan Deptan 2004. Salah satu dari 19 KIMBUN yaitu KIMBUN Kelapa di pantai barat Minahasa telah dikaji kelayakannya Warouw 2002. Dedi Mulyadi 2001 merancang-bangun model strategi terpadu dengan menggabungkan pendekatan market based, resource based dan teori kelembagaan. Martani Huseini 1999 merancang model ‘Satu Kabupaten Satu Kompetensi Inti’ Saka-Sakti sebagai model pengembangan yang berusaha menyelaraskan kebijakan otonomi daerah dan konsep kompetensi inti dari suatu wilayah kabupaten. Beberapa program lain dari Departemen Pertanian yang sudah berjalan adalah program Kawasan Usaha Peternakan KUNAK, Sentra Pengembangan Agribis Komoditas Unggulan SPAKU dan, Industri Peternakan Rakyat INAYAT. Beragam program pengembangan yang ditawarkan dapat bersifat sinergis karena saling melengkapi tetapi dapat bersifat antagonis karena perbedaan target operasional dan kecenderungan mengidentifikasi faktor-faktor kunci berdasarkan ruang lingkup yang spesifik

II.5. Kontribusi sektor perkebunan