Pemahaman terhadap wilayah sangat menentukan dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan program-program yang berkaitan dengan
pembangunan wilayah. Budiharsono 2001 menyebut enam pilar analisis pendukung pembangunan wilayah yaitu: analisis lokasi, analisis lingkungan,
analisis sosial budaya, analisis ekonomi, analisis kelembagaan, dan analisis biogeofisik.
Analisis lokasi merupakan salah satu faktor penentu pembangunan industri termasuk agroindustri pada suatu wilayah. Beberapa literatur membahas tentang
teori lokasi yang kemudian menjadi basis prosedur analisis yang disebut comparative cost technique
, yang digunakan untuk kebutuhan pengembangan industri dalam mengantisipasi kebutuhan pasar dan distribusi geografis dari bahan
baku industri. Hal ini berkaitan dengan prinsip-prinsip dasar penetapan lokasi industri dengan pertimbangan service trades yaitu: 1 akses terhadap sumber
input bahan baku, bahan pendukung, layanan, 2 akses terhadap pasar, dan 3 skala operasional dari unit produksi dan aglomerasi ekonomis Isard et.al 1998.
II.3. Manajemen Stratejik
Manajemen stratejik adalah suatu tipe manajemen yang membuat suatu organisasi secara berkelanjutan dapat selalu fit dengan lingkungannya.
Manajemen stratejik merupakan rangkaian aktifitas yang terdiri dari tiga tahap yaitu tahap formulasi strategi, tahap implementasi strategi dan tahap evaluasi
strategi. Menurut Nichols 2000 istilah strategi berasal dari Greek yang berarti generalship
, lebih dahulu digunakan dalam lingkup militer. Manajemen stratejik dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan
untuk merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai tujuannya. Manajemen
stratejik juga diartikan sebagai kumpulan keputusan-keputusan dan aksi yang berkembang menjadi suatu strategi yang efektif yang memungkinkan suatu
organisasi mencapai tujuan-tujuannya. Manfaat prinsip dari manajemen stratejik adalah membantu organisasi membuat strategi yang lebih baik dengan
menggunakan pendekatan yang lebih sistematis, logis, dan rasional pada pilihan strategis. Manajemen stratejik mengajarkan bagaimana memaksimalkan
efektivitas organisasi secara keseluruhan, disamping mengajarkan bagaimana memperbaiki efisiensinya Shrivastava 1994, David 2002, Lea et.al 2006.
Tiga elemen yang menjadi fokus manajemen adalah organisasi, lingkungan dan strategi. Elemen organisasi berkaitan dengan kepentingan pelaku
stakeholder baik secara individu maupun organisasi dalam pencapaian pelaksanaan visi, misi dan tujuan organisasi termasuk industri. Elemen
lingkungan berkaitan dengan aspek ekonomi kekuatan pasar dan kompetisi, sosiokultural, lokasi geografis, pemerintah, dan teknologi. Elemen strategi
berkaitan dengan tujuan masa depan future intention dan keunggulan bersaing competitive advantage dari organisasi McNamee 1992, Shrivastava 1994,
Dirgantoro 2001. Dari pemahaman beberapa definisi manajemen stratejik terlihat kesamaan
hal-hal yang dapat disebut sebagai elemen-elemen dalam manajemen stratejik yaitu adanya penetapan tujuan organisasi yang ingin dicapai, pemahaman karakter
lingkungan yang perubahannya harus terus diantisipasi, dan perumusan strategi yang akan diimplementasi-kan. Asch dan Bowman 1989, Miller dan Dess
1996 merumuskan elemen-elemen fundamental dari strategi yang terdiri dari alat atau cara dan tujuan, yang dibedakan atas strategi yang diharapkan intended
strategy yaitu dengan perencanaan dan kebijakan untuk mencapai sasaran sesuai
visi, misi, tujuan strategi dan strategi yang dapat dilaksanakan realized strategy yaitu dengan berbagai tindakan mencapai hasil sesuai observasi.
Formulasi strategi berperan sebagai panduan pengambilan keputusan strategis
dalam pengembangan
misi dan
tujuan organisasi
dengan mempertimbangkan faktor-faktor internal dan eksternal organisasi Shrivastava
1994; David 2002. Strategi pengembangan dapat dilakukan dengan pendekatan strategi fundamental McNamee 1992 dan strategi generik Porter 1980.
Implementasi strategi lebih diarahkan pada alokasi sumber daya dalam rangka operasionalisasi langkah-langkah strategis yang dirumuskan. Evaluasi strategi
diarahkan pada peninjauan perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan internal maupun eksternal, pengendalian strategi-strategi yang telah dirumuskan
dan diimplementasikan, dan penyusunan skenario-skenario pengembangan.
Beberapa contoh model manajemen stratejik yang telah dirancang oleh para ahli dapat ditampilkan sebagai berikut:
Assessment of
organization SWOT
Formulation of
organization mission
Formulation of organiza-
tion philoso- phy policy
Determina- tion of
strategic objectives
Determina- tion of
organization strategy
Implemen- tation of
organization strategy
Control of organization
strategy
Feedback, Feedforward, and Recycle
Gambar 1 Model manajemen stratejik dari Boseman dan Phatax 1989
Develop strategic
vision mission
Setting objectives
Crafting strategy to
achieve objectives
Implementa- ting and
executing strategy
Evaluating and
correcting
Revise as needed
Task 1 Task 2
Task 3 Task 4
Task 5
Revise as needed
Improve change
Improve change
Recycle as needed
Gambar 2 Model manajemen stratejik dari Richard D Irwin 1995 dalam Stahl dan Grigby 2006
Develop mission
statement Measure
evaluate performan-
ce Allocate
resources Establish
policies and actual
objectives Generate
evaluate and select
strategies Establish
longterm objectives
Perform internal
audit Perform
external audit
I------------ Strategy formulation ----------------- I Strategy implementation---I----Strategy I
evaluation Gambar 4 Model Manajemen Stratejik dari David FR 2002
Goal formulation
Environ- mental
analysis Internal
resource analysis
Strategy statement
Strategic decision
making proses
Generate strategic
alternati- ves
Corporate social
responsi- bility
Personal values
Strategy formulation
Strategy monitoring
and control Strategy
implemen- tation
Strategy evaluation
Gambar 3 Model manajemen stratejik dari Shrivastava 1994
Model manajemen stratejik yang dirancang beberapa ahli seperti pada Gambar 1, 2, 3, 4, dan 5 menunjukkan adanya kesamaan, yang pertama dalam hal
substansinya yang memberi penekanan pada perlunya pernyataan misi sebagai wujud komitmen yang kuat dari organisasi dalam mencapai tujuannya, perlunya
penetapan pilihan strategi yang tepat, dan perlunya kajian sumber daya internal maupun pengaruh faktor eksternal . Kesamaan yang kedua adalah pada alur pikir
yang terekspresi sebagai proses desain model manajemen stratejik dengan tahapan formulasi strategi, implementasi, dan evaluasi strategi.
Perumusan strategi diarahkan pada perumusan berbagai alternatif strategi yang ditetapkan berdasarkan hasil kajian evaluasi lingkungan strategis yaitu
lingkungan internal menyangkut kekuatan dan kelemahan organisasi, maupun lingkungan eksternal menyangkut berbagai peluang dan kemungkinan ancaman
terhadap perkembangan organisasi atau perusahan. Implementasi strategi terutama didasarkan pada pengkajian ketersediaan sumber daya, sedangkan tahap evaluasi
strategi diarahkan pada pengukuran dan evaluasi prestasi organisasi.
Lingkungan eksternal
Lingkungan internal
Tujuan strategis Misi strategis
Penerapan Strategi Perumusan Strategi
Daya saing strategis Laba
diatas rata-rata
Strategi ting- kat bisnis
Dinamika persaingan
Strategi ting- kat perusahan
Strategi kerjasama
Strategi internasional
Strategi akuisisi restrukturisasi
Penguasaan perusahaan
Struktur control Org
Kepemimpin an strategis
Kewirausahaan dan inovasi
perusahaan
O ut
put S
tr at
egi T
inda k
an S
tra te
gi I
n pu
t S
tra te
gi
Gambar 5 Model manajemen stratejik dari Hitt et.al 2001
Umpan balik
Perbedaan rancangan model para ahli Gambar 1, 2, 3, 4, dan 5 hanya sedikit terlihat pada prosedur dan beberapa spesifikasi misalnya Baseman dan
Platak 1989 maupun Hit et.al 2001 mengawali proses desain dengan melakukan evaluasi lingkungan internal maupun eksternal sebelum menetapkan
pernyataan misi dan penetapan tujuan sedangkan Irwin RD 1995 maupun David FR 2002 memulai dengan pernyataan misi kemudian melakukan audit internal
maupun eksternal, penetapan tujuan kemudian melakukan evaluasi dan pilihan strategi, yang pada model David FR dikelompokkan sebagai tahap formulasi
strategi. Shrivastava 1994 lebih memfokuskan tahap formulasi strategi pada pernyataan strategi melalui proses pengambilan keputusan strategis dengan
mempertimbangkan nilai-nilai preferensi indifidu, peran tanggung jawab sosial organisasi dan berbagai alternatif strategi yang dibangkitkan.
Manajemen stratejik telah berkembang menjadi suatu disiplin ilmu yang didukung adanya organisasi yang disebut Strategic Management Society SMS
yaitu sebuah organisasi internasional yang anggotanya saat ini tersebar pada 60 negara terdiri dari kelompok Academics, Business dan Consultants ABCs yang
mengembangkan konsep manajemen stratejik sebagai aplikasi sistem untuk berbagai keperluan
http:www.smsweb.orgindex.html 2002.
II.4. Berbagai program pengembangan