II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Agroindustri
Agroindustri dapat didefinisikan sebagai ‘industri yang berbasis pengolahan hasil pertanian’, setelah memperhatikan rumusan beberapa penulis antara lain
Austin 1981 yang mendefinisikan agroindustri sebagai ‘perusahan yang memproses bahan mentah asal pertanian termasuk didalamnya tanaman dan ternak
dengan berbagai variasi tingkatan pengolahan mulai dari pembersihan dan pengelompokan grading sampai dengan penggilingan dan pemasakan.
Simposium Nasional Agroindustri II 1987 merumuskan agroindustri sebagai suatu kegiatan lintas disiplin yang memanfaatkan sumber daya alam pertanian
untuk industri dengan kegiatan mencakup: 1 Industri peralatan dan mesin-mesin pertanian, 2 Industri pengolahan hasil-hasil pertanian, 3 Industri jasa sektor
pertanian dan 4 Industri agrokimia. Dari definisi tersebut maka semua industri yang menggunakan bahan baku hasil pertanian seperti industri textil, sepatu dan
asesoris yang menggunakan bahan sutera, kapas, kulit hewan; industri meubel dengan bahan baku kayu, karet; industri pangan; industri farmasi dengan bahan
baku tanaman obat dan hasil perkebunan; industri minyak wangi, kosmetik, keseluruan industri tersebut menjadi bagian dari agroindustri.
Kontribusi agroindustri menjadi sangat vital bagi pertumbuhan ekonomi negara berkembang. Menurut Brown 1994 lebih setengah dari keseluruhan
aktivitas manufaktur di negara berkembang adalah agroindustri. Menjelang akhir abad XX sekitar 37 persen manufaktur di wilayah Asia dan Pasifik adalah pada
sektor agroindustri. Pengembangan agroindustri di Indonesia didukung oleh kebijakan strategis
dan kebijakan operasional. Kebijakan strategis adalah dengan dimasukkannya agroindustri dalam GBHN sejak tahun 1993, sedangkan kebijakan operasional
memiliki prasyarat yaitu keberhasilan pertanian generasi I generasi bibit benih dan pertanian generasi II budidaya sehingga agroindustri pada hakekatnya
adalah ujung tombak dalam ‘menyempurnakan sukses bidang pertanian’. Agroindustri adalah solusi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagai negara
yang berada pada dua sisi; disatu sisi Indonesia adalah negara agraris yang kehidupan mayoritas masyarakatnya masih bertumpu pada sektor pertanian, di sisi
lain Indonesia berada pada kompetisi global yang menuntut industrialisasi bagi akselerasi pertumbuhan ekonomi. Agroindustri sudah seharusnya dijadikan
tumpuan bagi pelaksanaan resource based strategy yang menurut Martani Huseini 1999 merupakan pendekatan terkini dalam fenomena globalisasi dan strategi
bersaing yang dapat digunakan dalam menata ulang strategi pemasaran internasional Indonesia.
Agroindustri yang memiliki sifat usaha berkelanjutan harus memperhatikan aspek manajemen dan konservasi sumber daya alam yang dalam usaha
pengembangannya harus memperhatikan beberapa hal yaitu: 1. menggunakan teknologi dan kelembagaan yang sesuai dengan daya dukung lingkungannya, 2.
tidak menimbulkan degradasi atau kerusakan, 3. secara ekonomi menguntungkan dan 4. secara sosial dapat diterima masyarakat Soekartawi 2000.
Di wilayah Andes Peru, Ekuador, Columbia strategi pengembangan agroindustri berbasis komunitas pedesaan menjadi kunci keberhasilan
pembangunan wilayah dengan peningkatan produktivitas usaha pertanian skala kecil Domínguez 2002, Website
http:www.mtnforum.orgbgms .
II.2. Wilayah