Pada pohon industri tersebut minyak kelapa dapat berasal dari olahan daging kelapa segar, dari olahan kopra, dan dari olahan santan daging kelapa.
Perkembangan olahan daging kelapa saat ini menghasilkan produk minyak yang dikenal sebagai Virgin Coconut Oil VCO yang sering dibedakan dari produk
minyak kelapa oleh karena proses pengolahannya dan sifat fisiko-kimianya.
Agroindustri existing berbasis kelapa di Sulawesi Utara
Industri berbasis kelapa di Sulut, pada beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan menyangkut diversifikasi usaha produk yang mengikuti permintaan
pasar dan perkembangan teknologi secara global. Perkembangan industri pada berbagai jenis produk dan kapasitas potensialnya ditunjukkan pada Tabel 25.
Tabel 25 Agroindustri berbasis kelapa di Sulawesi Utara
No Jenis Industri
Jumlah Unit
Kapasitas Potensial
1 Industri Minyak Kelapa Goreng ton
10 382 290
2 Industri Tepung Kelapa ton
6 24 483
3 Industri Karbon Aktif ton
1 7 200
4 Industri Arang Tempurung ton
3 252 008
5 Industri pengolahan Kayu Kelapa m
3
1 800
6 Industri Mebel Batang Kelapa unit
2 6 892
7 Industri Serat Sabut Kelapa ton
2 47 800
8 Industri Tepung Batok Kelapa ton
1 360
9 Industri Nata de Coco
3 ---
Diolah dari data Dis Perindag Sulut 2003
IV.3.3. Penetapan produk unggulan
Tahap penentuan Produk Unggulan Agoindustri diseleksi dari beberapa alternatif produk pada agroindustri pilihan. Agroindustri pilihan adalah
agroindustri berbasis bahan baku kelapa sebagai unggulan. Penentuan produk unggulan menggunakan Metode Perbandingan Exponensial MPE. MPE
merupakan salah satu metode untuk menentukan urutan prioritas alternatif
keputusan dengan kriteria jamak. Survey pakar dilakukan untuk menginventarisasi dan melakukan pembobotan terhadap kriteria yang dipakai sebagai acuan dalam
penentuan alternatif produk unggulan. Inventarisasi produk Tabel 26 yang dipilih sebagai alternatif produk
unggulan didasarkan pada kesinambungan proses produksi dan kondisi industrinya. Keseluruhan kriteria Lampiran 3 merupakan hasil wawancara
mendalam in-dept interview dengan para pakar. Hasil analisis dengan teknik MPE terlihat pada Tabel 27.
Tabel 26 Alternatif produk agroindustri unggulan Kode
Alternatif produk A
B C
D E
F G
Tepung Kelapa Minyak Kelapa Goreng
Serat Sabut Kelapa Kayu Kelapa Olahan
Arang Tempurung Tepung Batok Kelapa
Mebel Batang Kelapa
Tabel 27 Penilaian alternatif produk unggulan Nilai Alternatif Produk
No K r i t e r i a Bobot
A B
C D
E F
G 1
2 3
4 5
6 7
8 Kondisi Bahan Baku
Daya Serap Tenaga Kerja Nilai Tambah Produk
Teknologi Tersedia Kondisi Tenaga Kerja
Potensi Pasar Dampak pada Lingkungan
Provitabilitas 7
5 6
8 8
9 6
7 7
7 9
7 7
9 6
8 8
8 7
8 7
9 6
7 7
7 6
6 6
8 7
7 7
4 5
4 6
6 6
6 7
6 7
6 6
6 4
6 6
4 6
4 5
5 6
6 7
5 7
4 5
8 6
7
Rangking prioritas unggulan produk
Setelah dilakukan perhitungan nilai alternatif produk dengan teknik MPE, didapatkan urutan produk unggulan berdasarkan nilai tertinggi seperti yang
ditampilkan pada Tabel 28.
Tabel 28 Hasil perhitungan dengan Metode Perbandingan Eksponensial MPE
Prioritas Alternatif terpilih
Nilai MPE Produk unggulan 1
Produk unggulan 2 Produk unggulan 3
Produk unggulan 4 Produk unggulan 5
Minyak kelapa goreng Tepung kelapa
Serat sabut kelapa Mebel batang kelapa
Arang tempurung 413 080 274
402 465 690 139 405 158
136 488 405 14 669 928
Sesuai dengan hasil perhitungan pada Tabel 28 lima produk agroindustri berbasis bahan baku kelapa yang merupakan prioritas produk unggulan adalah
berturut-turut: 1 minyak kelapa goreng; 2 tepung kelapa; 3 serat sabut kelapa; dan 4 mebel batang kelapa; dan 5 arang tempurung.
Produk agroindustri berbasis bahan baku kelapa di Sulawesi Utara saat ini berkembang sebagai produk olahan lanjutan dalam bentuk produk pangan seperti
nata de coco, kue kelapa, produk minuman beralkohol. Peluang produk sebagai bahan baku energi alternatif bio energi masih dalam pengkajian. Aneka produk
tersebut tidak dimasukkan dalam penetapan produk unggulan karena kesinambungan usaha volume produknya relatif masih terbatas.
Sasaran perumusan strategi pengembangan agroindustri untuk pengkajian
selanjutnya diarahkan pada agroindustri berbasis minyak kelapa. IV.4. Formulasi strategi pengembangan
Tahap pengkajian penyusunan formulasi strategi pengembangan diarahkan pada: 1 penetapan agroindustri produk unggulan, 2 evaluasi lingkungan
strategis dan, 3 penetapan alternatif strategi, yang diperlukan untuk kebutuhan strukturisasi sistem pengembangan, analisis keputusan kelompok dan aplikasi
strategi. Alat analisis yang digunakan adalah AI’SWOT, yaitu kombinasi dari alat nalisis SWOT, ISM, dan AHP. Diagram alir tahap formulasi strategi mengikuti
alur sebagaimana pada Gambar 18. Penentuan agroindustri yang dipilih untuk tujuan pengkajian deskriptif dan
formulasi strategi pengembangan adalah agroindustri yang mewakili kategori unggulan yang diartikan sebagai agroindustri dengan bahan baku lokal yang
potensial dari segi ketersediaan lahan, produksi, investasi, penyerapan tenaga kerja dan sektor basis ekonomi.
IV.4.1. Evaluasi lingkungan strategis – analisis SWOT