Analytical Hierarchy Process AHP

• Saling ketergantungan: AHP dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam suatu sistem dan tidak memaksakan pemikiran linier. • Penyusunan hirarki: AHP mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah-milah elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokan unsur yang serupa dalam setiap tingkat. • Pengukuran: AHP memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal dan terwujud suatu metode untuk menetapkan prioritas. • Konsistensi: AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan- pertimbangan yang digunakan untuk menetapkan berbagai prioritas. • Sintesis: AHP menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan suatu alternatif. • Tawar-menawar: AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan organisasi memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan-tujuan mereka. • Penilaian dan konsensus: AHP tidak memaksakan konsensus tetapi mensintesiskan suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian yang berbeda. • Pengulangan proses: AHP memungkinkan organisasi memperhalus definisi mereka pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian mereka melalui pengulangan Pada beberapa penelitian, AHP digunakan untuk pemilihan strategi pengembangan misalnya penelitian pengembangan agroindustri minyak pala dari Irawadi et al. 2002 yang menggunakan teknik pendekatan sistem dan teknik AHP. Teknik pendekatan sistem untuk memudahkan identifikasi faktor-faktor yang penting dalam perencanaan pengembangan, dan teknik AHP untuk memudahkan permodelan prioritas permasalahan dan memilih alternatif strategi pengembangan. Menurut Dedi Mulyadi 2001 yang menggunakan AHP pada rancang bangun strategi terpadu agroindustri rotan, kekuatan AHP terletak pada rancangannya yang bersifat holistik yang menggunakan pertimbangan berdasarkan intuisi, data kuantitatif dan preferensi kualitatif.

II.5.4. Interpretative Structural Modeling ISM

Interpretative Structural Modeling ISM, adalah suatu teknik yang digunakan dalam permodelan yang mampu mensinkronisasi pendapat para ahli dalam memberikan gambaran yang konkrit tentang struktur hirarki sub-elemen dari setiap elemen sistem, dan dalam menemukan sub-elemen kunci serta karakter setiap sub-elemen, sebagai basis pengetahuan yang bermanfaat untuk menyusun perencanaan strategi pengembangan agroindustri yang terpadu dan lintas sektor Machfud 2001. Menurut Eriyatno 2003 ISM adalah salah satu alat strukturisasi dalam teknik permodelan deskriptif yang digunakan terutama untuk pengkajian oleh suatu tim tetapi juga dapat dipergunakan oleh seorang peneliti. Model-model struktural dihasilkan guna memotret perihal yang kompleks dari suatu sistem melalui pola yang dirancang dengan menggunakan grafis dan kalimat. Penggunaan teknik ISM mengikuti beberapa tahap pengkajian sebagai berikut: 1 Pembangkitan elemen-elemen yang terkait dengan perihal yang dikaji, 2 setiap elemen diuraikan menjadi sejumlah sub-elemen yang memadai, 3 penetapan hubungan kontekstual antar sub-elemen, 4 berdasarkan pertimbangan hubungan kontekstual disusun Structural Self-Interaction Matrix SSIM menggunakan simbol V, A, X, dan O, 5 transformasi VAXO menjadi Reachability Matrix RM bilangan biner, 6 lakukan Aturan Transivity sampai mendapatkan RM final, 7 penggambaran skema setiap elemen menurut jenjang vertikal maupun horisontal. Elemen kunci diperoleh dari hasil rangking yang mengacu pada aspek Driver Power, 8 klasifikasi sub-elemen dengan menempatkan Driver Power DP dan Dependence D sebagai ordinat x,y pada sumbu koordinat . Klasifikasi sub-elemen digolongkan dalam empat sektor yaitu: Sektor 1: Weak driver-weak dependent variables Autonomous. Hubungan peubah di sektor ini dengan sistem relatif kecil atau tidak ada kaitannya. Sektor 2: Weak driver-strongly dependent variables Dependent. Peubah pada sektor ini sangat tergantung dari input dan tindakan yang diberikan terhadap sistem terutama dari peubah linkage. Sektor 3: Strong driver-strongly dependent variables Linkage. Hubungan antar peubah pada sektor ini tidak stabil. Setiap tindakan pada peubah tersebut akan berdampak pada peubah lainnya. Sektor 4: Strong driver-weak dependent variables Independent. Peubah pada sektor ini disebut peubah bebas. Hubungan kontekstual antar sub-elemen teknik ISM dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis dan interpretasinya seperti terlihat pada Tabel 1 Eriyatno 2003. Tabel 1 Jenis dan interpretasi hubungan kontekstual antar sub-elemen ISM Jenis Interpretasi 1 Perbandingan comparative - A lebih penting besar indah daripada B 2 Pernyataan Definitive - A adalah atribut B - A mengartikan B - A termasuk dalam B 3 Pengaruh Influence - A menyebabkan B - A sebagian penyebab B - A mengembangkan B - A menggerakkan B - A meningkatkan B 4 Keruangan Spatial - A diselatanutara B - A diatas B - A sebelah kiri B 5 Kewaktuan Temporal Time Scale - A mendahului B - A mengikuti B - A mempunyai prioritas lebih dari B

II.5.5. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah framework dari keempat faktor yaitu Strengths kekuatan, Weaknesses kelemahan, Opportunities peluang dan Threats ancaman yang sangat erat kaitannya dengan konsep strategi Manktelow 2004 Rangkuti 2001 menyebut analisis SWOT sebagai identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman.