lain Indonesia berada pada kompetisi global yang menuntut industrialisasi bagi akselerasi pertumbuhan ekonomi. Agroindustri sudah seharusnya dijadikan
tumpuan bagi pelaksanaan resource based strategy yang menurut Martani Huseini 1999 merupakan pendekatan terkini dalam fenomena globalisasi dan strategi
bersaing yang dapat digunakan dalam menata ulang strategi pemasaran internasional Indonesia.
Agroindustri yang memiliki sifat usaha berkelanjutan harus memperhatikan aspek manajemen dan konservasi sumber daya alam yang dalam usaha
pengembangannya harus memperhatikan beberapa hal yaitu: 1. menggunakan teknologi dan kelembagaan yang sesuai dengan daya dukung lingkungannya, 2.
tidak menimbulkan degradasi atau kerusakan, 3. secara ekonomi menguntungkan dan 4. secara sosial dapat diterima masyarakat Soekartawi 2000.
Di wilayah Andes Peru, Ekuador, Columbia strategi pengembangan agroindustri berbasis komunitas pedesaan menjadi kunci keberhasilan
pembangunan wilayah dengan peningkatan produktivitas usaha pertanian skala kecil Domínguez 2002, Website
http:www.mtnforum.orgbgms .
II.2. Wilayah
Wilayah didefinisikan sebagai suatu unit geografis yang dibatasi oleh kriteria tertentu yang bagian-bagiannya tergantung secara internal. Wilayah dapat
dibedakan atas: 1 wilayah homogen, yaitu suatu wilayah yang dipandang dari satu aspek kriteria mempunyai sifat-sifat atau ciri-ciri yang relatif sama, 2
wilayah nodal, yaitu suatu wilayah yang secara fungsional mempunyai ketergantungan antara pusat inti dan daerah belakangnya hinterland, 3
wilayah perencanaan, dipahami sebagai suatu wilayah yang relatif luas yang memperlihatkan kesatuan dalam keputusan-keputusan ekonomi dan 4 wilayah
administratif, yaitu suatu wilayah yang batas-batasnya ditentukan berdasarkan kepentingan administrasi pemerintahan atau politik Budiharsono 2001.
Pengelompokan dilakukan dengan memperhatikan berbagai kriteria tertentu sebagai dasar pembedaan. Shukla 2000 mengidentifikasi tujuh kriteria yang
dapat dipakai untuk pembedaan wilayah yaitu: geografis, historis, politis, administrasi, sosial, dan ekonomi.
Pemahaman terhadap wilayah sangat menentukan dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan program-program yang berkaitan dengan
pembangunan wilayah. Budiharsono 2001 menyebut enam pilar analisis pendukung pembangunan wilayah yaitu: analisis lokasi, analisis lingkungan,
analisis sosial budaya, analisis ekonomi, analisis kelembagaan, dan analisis biogeofisik.
Analisis lokasi merupakan salah satu faktor penentu pembangunan industri termasuk agroindustri pada suatu wilayah. Beberapa literatur membahas tentang
teori lokasi yang kemudian menjadi basis prosedur analisis yang disebut comparative cost technique
, yang digunakan untuk kebutuhan pengembangan industri dalam mengantisipasi kebutuhan pasar dan distribusi geografis dari bahan
baku industri. Hal ini berkaitan dengan prinsip-prinsip dasar penetapan lokasi industri dengan pertimbangan service trades yaitu: 1 akses terhadap sumber
input bahan baku, bahan pendukung, layanan, 2 akses terhadap pasar, dan 3 skala operasional dari unit produksi dan aglomerasi ekonomis Isard et.al 1998.
II.3. Manajemen Stratejik