Pembobotan kriteria Kriteria: A = Potensi pasar; B = Dukungan kebijakan;

1. Pembobotan kriteria Kriteria: A = Potensi pasar; B = Dukungan kebijakan;

C = Ketersediaan sumber daya; D = Pemodalan dan sumber Matriks Gabungan hasil iterasi ke 2 Kriteria A B C D NE A 1.732 0.645 1.225 0.210 B 0.556 0.866 0.201 C 2.449 0.389 D 0.200 π = 4.099 CI = 0.033 CR = 0.037 RCI : untuk n = 4 adalah 0.90 Nilai CR 0.10 ------- perbandingan berpasangan konsisten. NE = nilai eigen sampai iterasi ke 2. Nilai Eigen mengindikasikan urutan peran pentingnya Kriteria sbb: pertama Ketersediaan sumber daya, kemudian Potensi pasar, Dukungan kebijakan, dan terakhir Pemodalan dan sumber. 2. Pembobotan alternatif – Analisis dengan Criterium Decision Plus CDP Alternatif basis pengembangan agroindustri Alternatif: A = Basis komoditas bahan baku; B = Basis permintaan pasar investasi; C = Basis pengembangan kawasan Gambar 30 CDP - Analisis prioritas basis pengembangan agroindustri KAWASAN POTENSI PASAR BAHAN BAKU Dengan kriteria Potensi pasar, Dukungan kebijakan, Sumber daya, dan Pemodalan, analisis dengan bantuan Criterium Decision Plus Versi 2.0, dengan teknik pairwise comparison menunjukkan prioritas basis pengembangan agroindustri unggulan wilayah dengan urutan: Basis pengembangan kawasan 0,49, Basis permintaan pasar 0,26, dan Basis ketersediaan bahan baku.0,25. Analisis prioritas selanjutnya dilakukan terhadap Basis pengembangan kawasan untuk melihat prioritas pilihan pada berbagai tipe kawasan yang ada, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 31. 2a. Pembobotan sub-alternatif – dengan CDP Alternatif kawasan pengembangan agroindustri Sub-alternatif: A = Basis KIMBUN, B = Basis Agropolitan, C = Basis Kluster Industri, D = Basis Agrin Terpadu Gambar 31 CDP - Analisis prioritas basis kawasan pengembangan agroindustri Dengan kriteria Potensi pasar, Dukungan kebijakan, Ketersediaan sumber daya, dan Pemodalan dan sumbernya, analisis prioritas terhadap basis kawasan pengembangan agroindustri unggulan wilayah menunjukkan nilai prioritas tertinggi pada Basis Kawasan Agroindustri terpadu 0,52, selanjutnya diikuti Basis Kawasan KIMBUN yang memiliki nilai prioritas sama dengan Basis Kawasan Agropolitan 0,20, dan yang terakhir adalah Basis Kawasan Kluster Industri 0,08. AGROPOLITAN KIMBUN AGRIN TERPADU KLUSTER INDUSTRI Alternatif skala usaha sebagai strategi pengembangan agroindustri didasarkan pada tipe skala usaha yang berlaku secara nasional yaitu: Skala usaha besar, Skala usaha menengah, Skala usaha kecil dan mikro. Hasil analisis ditunjukkan pada Gambar 32.

3. Pembobotan alternatif – dengan CDP Alternatif skala usaha agroindustri