Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Program Pelatihan Bahasa

103 Tujuan dari pelatihan bahasa inggris bagi pemandu obyek wisata Goa Pindul di Wirawisata ini adalah agar pemandu dapat berkomunikasi dalam bahasa inggris secara lisan maupun tulisan dengan lancar dan sesuai dengan konteks sosialnya serta meningkatkan profesionalitas bagi para pemandu karena keterampilan berbicara bagi pemandu merupakan yang paling dominan digunakan oleh pemandu. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Marzuki dalam Mustofa Kamil 2010: 11 bahwa tujuan pokok yang harus dicapai dalam pelatihan adalah: a. Memenuhi kebutuhan organisasi b. Memperoleh pengertian dan pemahaman yang lengkap temtang pekerjaan dengan standar dan kecepatan yang telah ditetapkan dan dalam keadaan yang normal serta aman c. Membantu para pimpinan organisasi dalam melaksanakan tugasnya Dari data hasil penelitian, pelatihan bahasa inggris tersebut merupakan solusi dari Wirawisata untuk para pemandu dalam rangka meningkatkan profesionalitas sesuai dengan tuntutan kerja. Para pemandu wisata Goa Pindul di Wirawisata memiliki kesadaran akan manfaat yang dihasilkan apabila mengikuti program pelatihan ini dan keterbatasan kemampuan bahasa inggris bagi pemandu juga yang mendasari adanya pelatihan bahasa inggris. Seperti yang diungkapkan oleh Oemar Hamalik 2007: 10, bahwa pelatihan pada hakikatnya mengandung unsur-unsur pembinaan dan pendidikan. Secara operasional dirumuskan bahwa pelatihan adalah suatu proses yang meliputi serangkaian tindak upaya yang dilaksanakan secara sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihan dalam satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan 104 kecakapan peserta pelatihan dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektivitas dan produktivitas dalam suatu organisasi. Pelatihan pada dasarnya suatu kegiatan yang tujuannya untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, ketrampilan dan pengetahuan calon tenaga kerja sesuai dengan tujuan yang telah di tentukan. Hal ini juga menunjukan bahwa pelatihan tidak hanya meningkatkan ketrampilan tetapi mengubah sikap mental dan perilaku secara menyeluruh. Pelatihan bermanfaat untuk menjadikan tenaga kerja yang terampil dan menguasai pekerjaannya, sehingga akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja. Hal tersebut didukung oleh penjelasan Oemar Hamalik 2007: 16 mengatakan bahwa: “Secara umum pelatihan bertujuan mempersiapkan dan membina calon tenaga kerja, baik struktural maupun fungsional, yang memiliki kemampuan dalam profesinya, kemampuan melaksanakan loyalitas, kemampuan berdisiplin yang baik. Kemampuan profesional mengandung aspek kemampuan keahlian dalam pekerjaan, kemasyarakatan dan kepribadian agar lebih berdaya guna dan berhasil guna”. Pada suatu program pelatihan ada tiga tahap dalam pelaksanaan proses pelatihan yang biasanya ada dalam suatu organisasi yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Adapun penjelasannya sebagi berikut:

a. Perencanaan

Tahap perencanaan merupakan langkah awal yang harus dirancang secara matang agar program dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Partisipasi pada tahap perencanaan berupa keterlibatan peserta dalam kegiatan mengidentifikasi kebutuhan belajar, permasalahan dan prioritas masalah, sumber-sumber atau potensi yang tersedia dan kemungkinan