Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 Gunungkidul ini mengalami dinamika naik turunnya pengunjung. Naik turunnya pengunjung ini dipengaruhi oleh momen-momen terntentu, misalkan pada libur hari besar atau libur sekolah. Peningkatan jumlah wisatawan baik nusantara maupun mancanegara sebagai dampak dari perkembangan pariwisata di Kabupaten Gunungkidul disajikan pada tabel 1 berikut: Tabel 1.1 Data Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010 – Oktober 2014 No TAHUN ANGGARAN WISATAWAN MANCANEGARA JUMLAH 1 2010 585 548.857 2 2011 1.299 616.696 3 2012 1.800 1.000.387 4 2013 3.751 1.337.438 5 2014 3.060 1.955.817 6 Oktober 2015 3.223 2.108.014 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kab. Gunungkidul Tahun 2015 Berdasarkan Tabel 1.1, bahwa setiap tahun hingga tahun 2015 jumlah wisatawan nusantara meningkat. Hal ini menandakan adanya perkembangan dan mulai dikenalnya pariwisata di Kabupaten Gunungkidul baik oleh wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Goa pindul merupakan salah satu obyek wisata yang sedang naik daun karena tingginya volume kunjungan wisata dan ramainya media sosial membicarakan tentang destinasi ini. Goa pindul terletak di desa wisata Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul. Obyek wisata ini menawarkan keindahan 5 ornamen goa dan menyusuri sungai bawah tanah sejauh 350 m menggunakan ban dalam tubing. Kegiatan wisata alam Goa Pindul saat ini terus mengalami pengembangan yang signifikan. Salah satu indikatornya dapat dilihat dari data kunjungan wisata. Secara rinci jumlah kunjungan wisata periode Januari 2015 – November 2015 dapat dilihat pada grafik 1.1 berikut: Grafik 1.1 Data Jumlah Wisatawan Mancanegara Kawasan Goa Pindul Tahun 2015 Operator Wisata Goa Pindul Data grafik 1.1 menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara di kawasan Goa Pindul periode tahun 2015 mencapai 3182 jiwa. Jumlah kunjungan wisatawan mengalami fluktuasi, peningkatan tertinggi pada bulan Agustus 2015 sebesar 498 jiwa, selanjutnya wisata tersebut mengalami penurunan kunjungan yang fluktuatif. Pengembangan potensi wisata Goa Pindul tersebut tidaklah lepas dari campur tangan pihak operator atau pengelola sebagai promotor dalam rangka mewujudkan Desa Wisata Bejiharjo yang banyak diminati wisatawan. Salah satunya dikelola oleh Wirawisata yang dimotori oleh karangtaruna Dusun Gelaran 6 II sejak awal tahun 2011, mempunyai visi dan misi memajukan kesejahteraan masyarakat sekitar. Salah satu unsur yang tidak kalah penting dalam pengembangan kepariwisataan adalah seorang pramuwisata atau yang biasa disebut pemandu wisata. Suatu obyek wisata akan berkembang dengan baik apabila didukung oleh pemandu wisata yang baik pula. Pemandu wisata merupakan seseorang yang mendampingi wisatawan, bertugas memimpin suatu perjalanan, memberikan informasi dan penjelasan tentang obyek wisata yang dikunjungi. Menurut Oka A. Yoeti, pramuwisata atau pemandu wisata adalah seorang yang memberi penerangan, penjelasan serta petunjuk kepada wisatawan dan traveler lainnya, tentang segala sesuatu yang hendak dilihat dan disaksikan bilamana mereka berkunjung pada suatu obyek, tempat atau daerah tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut tampak bahwa betapa pentingnya peranan pemandu wisata dalam suatu perjalanan wisata tour. Banyak faktor yang dapat mendukung pengembangan potensi pariwisata Goa Pindul. Namun ada salah satu kendala yang diduga menghambat upaya tersebut. Satu kendala yang dimaksud adalah rendahnya kemampuan bahasa Inggris para pemandu wisata lokal yang ada di Wirawisata. Berdasarkan hasil wawancara, Slamet Riyanto mengungkapkan rata-rata wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Goa Pindul menggunakan jasa operator Wirawisata. Banyaknya wisatawan mancanegara tidak sebanding dengan banyaknya pemandu wisata yang mampu berbahasa Inggris sehingga terkadang mereka menyesuaikan dengan keadaan dimana mereka menggunakan bahasa Inggris yang 7 dikombinasikan dengan bahasa isyarat. Hal itu memberikan kesan yang kurang baik bagi wisatawan mancanegara. Kendala tersebut terjadi karena latar belakang pendidikan para pemandu di Wirawisata masih sangat minim. Sebagian besar para pemandu hanya tamat sekolah dasar, hanya sebagian kecil yang tamat sekolah menengah SMP dan SMA. Berdasarkan hal tersebut diatas, dalam upaya pengembangan sumber daya manusia di Wirawisata dalam berbahasa Inggris maka Wirawisata mengadakan Pelatihan Bahasa Inggris bagi para pemandu wisata Goa Pindul yang diharapkan para pemandu memiliki kemampuan berbahasa Inggris apabila sedang memandu wisatawan mancanegara. Minat para pemandu untuk mengikuti pelatihan ini sangat tinggi, dilihat dari jumlah pemandu yang mengikuti pelatihan ini kurang lebih 20 orang. Berdasarkan penjelasan dari wawancara bahwa para pemandu yang berminat dan mengikuti pelatihan bahasa Inggris, dalam pelaksanaan pelatihan terlihat bersungguh-sungguh dan mereka berantusias dalam menjalaninya. Dalam pelaksanaan pelatihan terdapat kendala atau permasalahan yaitu kurang efektifnya pelatihan bahasa inggris ini karena tidak adanya tutor sehingga dalam pelaksanaan pelatihan tersebut para pemandu hanya sekedar berbagi sharing antar sesama pemandu yang dirasa memiliki kemampuan lebih dalam Bahasa Inggris. Masalah lain yang muncul adalah sulitnya mengatur waktu antar pemandu untuk melakukan pelatihan ini membuat pelatihan ini sedikit tersendat. Dari semua permasalahan atau kendala yang ada, maka peneliti ingin mengkaji lebih mendalam tentang program pelatihan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan program pelatihan bahasa Inggris. Maka dari itu, peneliti 8 mengambil judul Program Pelatihan Bahasa Inggris Bagi Para Pemandu Wisata Goa Pindul.

B. Scope atau Area Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka peneliti menentukan scope atau area penelitian untuk memberikan limitasi terhadap penelitian yang mana penelitian akan mengkaji lebih dalam tentang program pelatihan bahasa Inggris bagi pemandu obyek wisata Goa Pindul di Wirawisata yang meliputi beberapa tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Maka dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Perencanaan Pada tahap perencanaan, peneliti mendeskripsikan tentang perencanaan yang dilakukan pada pelaksanaan program pelatihan Bahasa Inggris bagi pemandu obyek wisata Goa Pindul di Wirawisata. 2. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, peneliti mendeskripsikan tentang pelaksanaan yang dilakukan pada program pelatihan bahasa Inggris bagi pemandu obyek wisata Goa Pindul di Wirawisata. 3. Evaluasi Pada tahap evaluasi, peneliti mendeskripsikan evaluasi yang dilakukan untuk melihat sejauh mana ketercapaian program pelatihan bahasa Inggris bagi pemandu obyek wisata Goa Pindul di Wirawisata.

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang terjadi, agar penelitian lebih mendalam maka fokus penelitian yang akan dikaji dibatasi pada pelaksanaan program 9 pelatihan bahasa Inggris bagi para pemandu obyek wisata Goa Pindul di Wirawisata. Yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Mengingat akan pentingnya pelaksanaan program pelatihan bahasa Inggris bagi pemandu obyek wisata Goa Pindul dalam meningkatkan kualitas pekerjaan pemandu obyek wsiata Goa Pindul di Wirawisata.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pelaksanaan program pelatihan Bahasa Inggris bagi pemandu wisata Goa Pindul di Wirawisata? 2. Apa saja faktor pendukung dalam pelaksanaan program pelatihan bahasa Inggris bagi pemandu wisata Goa Pindul di Wirawisata? 3. Apa saja faktor penghambat dalam pelaksanaan program pelatihan bahasa Inggris bagi pemandu wisata Goa Pindul di Wirawisata?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : 1. Pelaksanaan pelatihan bahasa Inggris bagi pemandu wisata Goa Pindul di Wirawisata 2. Faktor pendukung dalam pelaksanaan program pelatihan bahasa Inggris bagi pemandu wisata Goa Pindul di Wirawisata 3. Faktor penghambat dalam pelaksanaan program pelatihan bahasa Inggris bagi pemandu wisata Goa Pindul di Wirawisata. 10

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini meliputi : 1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat berguna memberikan sumbangan pemikiran khusunya bidang pariwisata yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi pemandu wisata dalam berbahasa Inggris dan sebagai penelitian lebih lanjut. 2. Secara Praktis a. Bagi Peneliti 1 Membantu peneliti untuk mengetahui dan memahami tentang pelaksanaan program pelatihan Bahasa Inggris bagi pemandu obyek wisata Goa Pindul di Wirawisata. 2 Menjadikan penambah pengalaman dan wawasan baru tentang kondisi di lapangan. b. Bagi Wirawisata Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi Wirawisata guna pengembangan program pelatihan bahasa Inggris bagi pemandu wisata ke depannya sesuai dengan kebutuhan pemandu wisata. c. Bagi Jurusan PLS Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pengembangan keilmuan dan pengetahuan terutama di bidang Pendidikan Luar Sekolah yang terkait dalam hal pelatihan yang berkualitas. 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Nonformal

Pendidikan merupakan kewajiban yang penting dalam kehidupan manusia. Karena dari pendidikan itulah kita akan tahu banyak tentang wawasan di dunia dalam kehidupan ini. Pendidikan juga mempunyai peran untuk membentuk pribadi-pribadi manusia menjadi lebih baik dan terarah. Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 13 ayat 1 yang menyebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Lebih lanjut di dalam pasal 26 ayat 2 menjelaskan : Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai, pengganti, penambah danatau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Selanjutnya dipertegas ayat 3 yang menyebutkan bahwa: Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Hal tersebut mennjukan antara pendidikan formal, informal dan nonformal mempunyai Saleh Marzuki 2010: 137 mengungkapkan bahwa pendidikan nonformal nonformal education adalah proses belajar yang terjadi secara terorganisasikan di luar sistem persekolahan atau pendidikan formal, baik dilaksanakan terpisah maupun merupakan bagian penting dari suatu kegiatan yang lebih besar yang dimaksudkan untuk melayani sasaran didik tertentu dan belajarnya tertentu pula.