Pengertian Pemandu Wisata Pemandu Wisata

33 Menurut Muhajir 2005: 13 berdasarkan tempat melaksanakan tugasnya dibedakan menjadi Local Guide dan City Guide, selanjutnya akan dijelaskan sebagai berikut: a. Local Guide atau pemandu wisata lokal yaitu seorang pemandu wisata yang menangani suatu tour selama satu atau beberapa jam di suatu tempat yang khusus, pada suatu atraksi wisata atau di suatu areal yang terbatas, misalnya gedung bersejarah, museum, taman hiburan dan lain-lain. b. City Guide adalah pemandu wisata yang bertugas membawa wisatawan dan memberikan informasi wisata tentang obyek-obyek wisata utama di suatu kota, biasanya dilakukan di dalam bus atau kendaraan lainnya.

3. Tugas-tugas Pemandu Wisata

Pemandu wisata merupakan pemimpin dalam suatu perjalanan wisata, secara umum tugas seorang pemandu wisata adalah sebagai berikut: a. To conductto direct, yaitu mengatur dan melaksanakan kegiatan perjalanan wisata bagi wisatawan yang ditanganinya berdasarkan program perjalanan yang telah ditetapkan. b. To point out, yaitu menunjukkan dan mengantarkan wisatawan ke obyek-obyek dan daya tarik wisata yang dikehendaki. c. To inform, yaitu memberikan informasi dan oenjelasan mengenai obyek dan daya tarik wisata yang dikunjunngi, informasi sejarah dan budaya, dan berbagai informasi lainnya. Selanjunta Suyitno 2005: 16-17 menyatakan bahwa kode etik pramuwisata Indonesia ditetapkan melalui Keputusan Musyawarah Nasional I Himpunan Pramuwisata Indonesia dengan Keputusan No. 34 7MUNAS 1X1988, meliputi hal-hal berikut : a. Pramuwisata harus dapat mewujudkan penilaian yang baik atas daerah, negara, bangsa dan kebudayaan. b. Pramuwisata dalam melaksanakan tugasnya harus bisa berpenampilan yang baik dan bersih, dan dapat menempatkan diri agar tidak berlebihan, misalnya: tidak memakai parfum yang berlebihan. c. Pramuwisata harus mempunyai kepribadian yang baik sebagai warga Indonesia agar dapat mewujudkan suasana gembira dan sopan di mata wisatawan d. Pramuwisata harus melayani dan memperlakukan semua wisatawan dengan adil contohnya tidak memnta uang tip, tidak menjajakan barang dan tidak menuntut komisi e. Pramuwisata harus hisa memahami latar belakang asal-usul wisatawan dan berusaha meyakinkan wisatawan agar mematuhi hukum, peraturan, adat kebiasaan yang berlaku dan ikut melestarikan obyek f. Pramuwisata dapat menghindari munculnya perdebatan tentang kepercayaan adat istiadat, agama, ras dan sistem politik sesial negara asal wisatawan. g. Pramuwisata berupaya memberi penjelasan dengan baik dan benar. Jika ada informasi yang belum bisa dijawab maka pramuwisata akan mencari Jawaban tersebut da akan diberikan jawaban pada pertemuan selanjurnya. h. Pramuwisata tidak boleh mencemarkan nama baik perusahaan, teman seprofesi dan unsur-unsur pariwisata lainnya. i. Pramuwisata tidak boleh bercerita tentang masalah pribadinya pada wisatawan. j. Pramuwisata bisa memberikan kesan baik saat perpisahan pada wisatawan. k. Pramuwisata bisa memberikan kesan baik saat perpisahan pada wisatawan agar wisatawan ingin berkunjung kembali. Seorang pemandu wisata harus menaati kode etik sebagai pengikat dan acuan dari pramuwisata berlisensi untuk melaksanakan tugas serta tindakan jika melakukan kesalahan dalam menjalankan tugas profesinya sebagai pramuwisata. Selain itu, ia harus memiliki kemampuan yang terus menerus ditingkatkan, serta memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam melaksanakan kewajibannya sebagai pemandu wisata. Hal-hal apa 35 yang harus ditunjukkan dalam hal-hal apa yang tidak boleh dilakukan sudah diatur dalam kode etik pemandu wisata, ini demi kenyamanan wisatawan saat melakukan perjalanan wisata.

E. Kompetensi Pemandu Wisata

1. Pengertian Kompetensi

Menurut Sudarwan Danim 2011: 111 “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dari seorang tenaga profesional”. Kompetensi dapat didefinisikan sebagai spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki seseorang serta penerapannya dalam pekerjaan sesuai dengan standar kinerja yang dibutuhkan oleh masyarakat dan dunia kerja. Dalam UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan yang dimaksud “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh pekerja pariwisata untuk mengembangkan profesionalitas kerja”. Menurut Mulyasa 2005: 37 “Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak”. Hal tersebut menunjukkan bahwa kompetensi mencakup pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang harus dimiliki serta harus dihayati dan dikuasai oleh seseorang untuk dapat melaksanakan tugas-tigas sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu.