23
baik perorangan maupun kelompok, untuk menyusun program pendidikan luar sekolah. Penyusunan program tersebut dengan memperhatikan komponen,
proses, dan tujuan sistem pendidikan luar sekolah. Program pendidikan luar sekolah yang sistemik terdiri atas:1 Lokasi Kegiatan, 2 Kurikulum, pendidik
pengelola dan tutor, sarana prasarana dan dana, 3 Karateristik warga belajar, 4 Metode, 5 Keluaran pembelajaran, 6 Pengaruh program.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas maka suatu program pendidikan luar sekolah terkait pelatihan dapat disusun dengan urutan sebagai
berikut, yaitu: Lokasi program, konteks program, tujuan program, warga belajar, pendidik, kurikulum, metode-teknik dan media pembelajaran, proses
pembelajaran, hasil belajar, daya dukung, pengaruh, waktu, dan jadwal pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Tahapan selanjutnya yang dilakukan setelah semua proses perencanaan dilakukan yaitu tahap pelaksanaan pelatihan. Pelaksanaan pelatihan merupakan
proses pembelajaran dengan penyampaian materi yang dilakukan oleh fasilitatordengan peserta pelatihan. Menurut Mustofa Kamil 2010: 159
komponen-komponen pelaksanaan meliputi: 1
Materi pelatihan 2
Pendekatan, metode pelatihan, dan teknik pelatihan 3
Pendanaan program pelatihan 4
Penilaian dan evaluasi
24
5 Hasil pelatihan.
Menurut Mulyasa 2005: 93, pelaksanaan merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan
praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan, pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.
Menurut AMH Manullang 2006: 47 setelah semua perencanaan selesai dilakukan, langkah berikutnya adalah tahap pelaksanaan yang meliputi:
1 Pembukaan dimana menandakan kegiatan pelatihan dimulai
2 Pelaksanaan proses pembelajaran
3 Penutupan
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan pelaksanaan merupakan tahapan yang dilakukan setelah proses perencanaan selesai.
Secara umum tahapan pelaksanaan meliputi pembukaan, proses pembelajaran dan penutupan. Tahap-tahapan dalam proses pelaksanaan
pelatihan harus benar-benar dipersiapkan secara baik agar program pelatihan yang telah direncanakan dapat tercapai tujuannya.
Pelaksanaan pelatihan bahasa Inggris ini termasuk ke dalam pendidikan orang dewasa yang mana memiliki karateristik student-
centered. Menurut Suprijanto 2007: 11 mengungkapkan bahwa pendidikan orang dewasa andragogi berbeda dengan pendidikan anak
pedagogi. Pendidikan anak berlangsung dalam bentuk identifikasi atau peniruan, sedangkan pendiidkan orang dewasa berlangsung dalam bentuk