22
d. penghargaan dalam belajar.
e. kegiatan yang menarik belajar.
f. lingkungan belajar yang kondusif yang memungkinkan untuk belajar.
8. Materi Asam Basa
Definisi umum mengenai asam dan basa diutarakan oleh Svante Arrhenius pada tahun 1887. Arrhenius mendefinisikan asam sebagai zat yang terdisosiasi
dalam air akan menghasilkan ion hidrogen ion H
+
dan mendefinisikan basa sebagai zat yang terdisosiasi dalam air menghasilkan ion hidroksida OH
-
. Definisi dari Arrhenius ini secara tidak langsung menyebutkan bahwa asam mengandung
ion hidrogen sedangkan basa mengandung ion hidroksida Myers, 2003. Ketika terjadi suatu peristiwa misalnya ketika botol asam klorida pekat
terbuka dan disebelahnya terdapat botol larutan ammonia pekat yang terbuka menghasilkan awan atau asap putih ketika kedua uap dari botol tersebut bereaksi,
definisi dari Arrhrnius tidak dapat digunakan. Definisi Arrhenius tentang asam dan basa diatas hanya terbatas pada larutan berair. Johannes Brønsted 1879-1947, dan
Thomas Lowry 1874-1936 kemudian menyadari bahwa peristiwa terpenting dalam reaksi asam basa adalah transfer proton dari partikel satu ke lainnya.
Kemudian mereka mendefinisikan asam sebagai zat yang mendonorkan proton dan basa sebagai zat yang menerima proton Jespersen, Brady, Hyslop, 2012.
Terdapat beberapa sifat-sifat umum dari larutan asam dan basa. Makanan yang mengandung zat asam akan memiliki rasa yang asam, sedangkan jika
mengandung zat basa akan terasa pahit dan terasa licin seperti sabun. Perlu diperhatikan bahwa rasa tidak pernah digunakan dalam tes laboratorium untuk asam
23
dan basa, karena beberapa zat bersifat sangat korosif terhadap jaringan dan cukup beracun. Asam dan basa dapat merubah warna pada pewarna tertentu yang kita
sebut sebagai indikator asam basa. Contoh dari indikator asam basa adalah kertas lakmus, yang memiliki warna merah muda atau merah pada larutan asam dan
berwarna biru pada larutan basa Jespersen, Brady, Hyslop, 2012. Materi pokok tentang asam basa adalah materi yang dipelajari di kelas XI
SMAMA pada semester genap. Materi pokok Asam Basa dalam kurikulum 2013 terdiri dari materi pembelajaran perkembangan konsep asam dan basa, indikator
asam-basa, dan pH asam kuat, basa kuat, asam lemah, dan basa lemah.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang model TPS pernah dilakukan oleh Bamiro 2015 berjudul
“Effects of Guided Discovery and Think-Pair-Share on Secondary School Students’ Achievement in Chemistry”. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa TPS
memberikan efek yang paling baik untuk prestasi peserta didik pada materi kimia, karena hasil post-test peserta didik setelah menggunakan strategi pembelajaran TPS
sangat tinggi. Tertinggi kedua adalah penggunaan strategi guided discovery sedangkan yang paling buruk hasilnya adalah penggunaan metode ceramah.
Penelitian tentang model POEE pernah dilakukan oleh Hilario, Jose S. 2015 berjudul
“ The Use of Predict-Observe-Explain-Explore POEE as New Teaching Strategy in General Chemistry-Laboratory
”. Model POE hanya menghilangkan tahap akhir dari model POEE yaitu tahap Explore. Hasil penelitian
ini menyebutkan bahwa POEE meningkatkan prestasi belajar peserta didik dan sikap peserta didik. Penggunaan POEE dapat meningkatkan kemampuan berpikir
24
kritis peserta didik. Berdasarkan penelitian yang telah model pembelajaran POEE sangatlah efektif untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik dan sikap
belajar peserta didik. berdasarkan data yang diperoleh, prestasi belajar peserta didik dari kelas yang melakukan pembelajaran dengan POEE lebih tinggi dibandingkan
dengan kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran yang konvesional. Dilihat dari data kelompok peserta didik yang diberi perlakuan POEE menunjukkan
bahwa peserta didik merasa kimia adalah pelajaran yang menyenangkan. Penelitian tentang efektivitas dari model POE telah dilakukan oleh Kala,
Nesli., Yaman, Fatma,, dan Ayas, Alipasa 2012 berjudul “The Effectiveness of
Predict-Observe- Explain Technique in Probing Students’ Understanding About
Acid-Base Chemistry: a Case for the Concepts of pH, pOH, and Strength ”.
Berdasarkan data diketahui bahwa peserta didik kurang paham tentang asam lemah dan asam kuat. POE efektif dalam hal pengumpulan prediksi peserta didik dan
alasan prediksi hasil dalam format terbuka. Penggiunaan model POE ini juga dapat diketahui bahwa beberapa peserta didik mengalami miskonsepsi tentang pH dan
pOH, yaitu peserta didik menganggap bahwa pH adalah derajat keasaman sedangkan pOH adalah derajat kebasaan.
Ketiga penelitian yang telah disebutkan diatas memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti karena meneliti efektifitas penggunaan
model TPS dan model POE pada mata pelajaran kimia. Perbedaan ketiga penelitian diatas dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah ketiga penelitian
melakukan penelitian untuk mengetahui efek masing-masing model TPS dan POE
25
saja, namun penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian untuk mengetahui efek dari kolaborasi model TPS dan model POE.
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran dapat diartikan kegiatan saat guru mengorganisir lingkungan tempat pembelajaran. Pada pembelajaran guru berperan menyediakan fasilitas
belajar bagi peserta didik untuk mempelajarinya. Sehinga subjek dari pembelajaran adalah peserta didik dan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
Kenyataan yang ada saat ini di Indonesia guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu ceramah. Dengan metode ini proses pembelajaran
hanya akan berlangsung atau berjalan satu arah, yaitu peserta didik hanya sebagai pendengar dan hal ini membuat peserta didik pasif dalam pembelajaran. Kita perlu
mencari solusi yang tepat untuk meluruskan permasalahan tersebut agar peserta didik tidak hanya sebagai pendengar, tetapi juga terlibat dalam pembelajaran di
kelas, sehingga diharapkan mampu meningkatklan motivasi belajar peserta didik terhadap pelajaran kimia.
Motivasi belajar adalah hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran kimia, karena motivasi belajar dapat mendorong peserta didik untuk lebih
mengetahui tentang pelajaran kimia. Salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik adalah perlu menggunakan model pembelajaran yang dapat
meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik menjadi bersemangat dalam proses pembelajaran di kelas. Guru
sebagai fasilitator dalam pembelajaran, hendaknya dapat merancang model pembelajaran yang menarik.