Variabel Bebas Variabel Terikat

33 Negeri 1 Sewon karena peserta didik SMA Negeri 1 Sewon memiliki karakteristik yang hampir sama dengan peserta didik SMA Negeri 1 kasihan. Penggunaan kelas sebelas untuk pengujian validasi empiris dilakukan dengan pertimbangan bahwa peserta didik pada kelas tersebut telah memperoleh materi asam basa sama seperti kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 1. Kisi – Kisi Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis Aspek Kriteria Penilaian Nomor Soal Kemampuan menggali informasi 3 2 1 0 4, 5, 6 Kemampuan menunjukkan perbedaan antara dua hal 3 2 1 0 4 Kemampuan memaparkan langkah-langkah pemecahan masalah dengan rinci 3 2 1 0 3, 4, 5, 7 Kemampuan menyatakan pendapat dengan menyertakan alasan atau perbandingan 3 2 1 0 1, 2, 3 Kemampuan memberikan interpretasi secara logis terhadap permasalahan yang ada 3 2 1 0 6 Butir soal yang telah diuji kepada kelas uji empiris kemudian dianalisis validitasnya. Uji validitas butir soal menggunakan rumus Pearson menghasilkan kesimpulan bahwa dari 15 butir soal uraian dinyatakan bahwa 10 butir soal valid. Namun soal yang digunakan untuk tes kemampuan berpikir kritis di kelas eksperimen dan kelas kontrol berjumlah 7 butir soal. Pengurangan jumlah soal dilakukan setelah melalui tahap konsultasi dengan guru pengampu mata pelajaran kimia kelas XI SMA Negeri 1 Kasihan dengan pertimbangan waktu ujian. Setelah uji validitas dilakukan kemudian dilakukan uji reliabilitas soal kemampuan berpikir kritis. Uji reliabilitas kepada soal yang terdiri dari 7 butir soal menggunakan rumus Alpha Cronbach, menghasilkan bahwa soal kemampuan 34 berpikir kritis memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,8166. Nilai reliabilitas yang ada dapat dinyatakan bahwa soal kemampuan berpikir kritis reliabel, karena r hitung 0,8166 r tabel 0,3291.

d. Lembar Angket Motivasi Belajar Peserta didik

Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya Sugiyono, 2011, h.192. Angket motivasi belajar kimia merupakan Instrumen yang digunakan untuk megukur seberapa besar kemauan dan usaha peserta didik untuk belajar kimia sebelum dan sesudah diterapkan kolaborasi m odel POE dengan model TPS. Pada penelitian ini, digunakan angket motivasi belajar kimia peserta didik yang disusun oleh Maryance Vitrianingsih 2006 dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Evaluasi Portofolio terhadap Prestasi dan Motivasi Belajar Kimia Peserta Didik Kelas X Semester I SMA Negeri 1 Pakem Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 20052006”. Angket motivasi belajar kimia peserta didik tersebut terdiri dari 36 pernyataan dan telah divalidasi secara logis dan empiris oleh Maryance Vitrianingsih dengan reliabilitas sebasar 0,941. Adapun kisi-kisi penyu- sunan angket motivasi disajikan pada Tabel 2. Angket ini menggunakan skala Likert dengan 5 alternatif pilihan jawaban yaitu Selalu SL, Sering SR, Kadang-Kadang KR, Jarang J, dan Tidak Pernah TP. Pemberian skor untuk skala Likert tersebut adalah sebagai berikut: Selalu SL skor 5, Sering SR skor 4, Kadang-kadang KR skor 3, Jarang J skor 2, dan Tidak pernah TP skor 1.