Model Pembelajaran Deskripsi Teori

17 jawaban yang telah diperoleh secara individu. Ta hap selanjutnya adalah “Sharing”, setiap pasangan mengemukakan hasil diskusi yang telah dilakukan kepada seluruh kelas. Dalam tahap ini diharapkan terjadi tanya jawab antar peserta didik, sehingga peserta didik dapat memperkaya pengetahuan dan dapat menemukan struktur dari pengetahuan yang dipelajari Suprijono, 2011.

6. Kemampuan Berpikir Kritis

Berpikir Kritis adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh manusia pada era global ini. Sering kita menghadapi suatu keadaan yang menuntut kita untuk berpikir kritis, karena tuntutan tersebut istilah berpikir kritis menjadi sangat populer di dunia pendidikan. Saat ini guru sangat tertarik untuk mengajarkan keterampilan berpikir kritis dari pada melakukan pembelajaran hanya dengan memberikan informasi satu arah. Menurut John Dewey, berpikir kritis adalah suatu pertimbangan yang aktif, terus-menerus dan teliti kepada suatu pengetahuan atau keyakinan yang meyakinkan dipandang dari berbagai alasan-alasan pendukungnya dan kesimpulan- kesimpulan yang menjadi definisinya. Selain itu berpikir kritis juga dikatakan sebagai kegiatan aktif yang selalu memikirkan berbagai hal secara lebih mendalam, mengajukan berbagai macam pertanyaan dan menemukan informasi yang relevan kepada diri kita sendiri ketimbang menerima informasi tersebut secara mentah- mentah Fisher, 2009. Menurut Eward Glaser, berpikir kritis adalah kemauan untuk berpikir lebih mendalam tentang masalah-masalah yang kita alami, mencari tahu tentang metode- metode penalaran yang lebih logis tentang masalah-masalah tersebut, serta mampu 18 menerapkan metode-metode tersebut untuk digunakan dalam menyelesaikan masalah. Berpikir kritis menuntut upaya lebih keras untuk memeriksa setiap teori dan gagasan berdasarkan bukti pendukung dan kesimpulan yang diakibatkan oleh teori dan gagasan tersebut Fisher, 2009. Menurut Robert Ennis berpikir kritis adalah suatu pemikiran manusia yang masuk akal dan reflektif yang memiliki tujuan utama untuk memutuskan hal-hal yang dapat dipercaya dan dilakukan Fisher, 2009. Untuk dapat berpikir kritis kita harus memiliki berbagai keterampilan atau kemampuan yang dapat dijadikan sebagai landasan berpikir kritis. Berikut ini keterampilan-keterampilan yang harus dimiliki untuk dapat berpikir kritis menurut Edward adalah: a. Mengenal masalah. b. Menemukan cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah-masalah itu. c. Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan. d. Mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan. e. Memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas dan khas. f. Menganalisis data. g. Menilai fakta dan mengevaluasi pertanyaan-pertanyaan. h. Mengenal adanya hubungan yang logis antara masalah-masalah. i. Menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan. j. Menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang seseorang ambil. 19 k. Menyusun kembali pola-pola keyakinan seseorang berdasarkan pengalaman yang lebih luas. l. Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu dalam kehidupan sehari-hari Fiesher, 2009, h.7.

7. Motivasi Belajar

Banyak ahli telah mengemukakan gagasan tentang motivasi. Motivasi dapat dikatakan sebagai suatu yang kompleks yang dapat menyebabkan suatu perubahan energi dari dalam diri manusia yang melibatkan kejiwaan, perasaan dan juga emosi sehingga timbul suatu tindakan untuk melakukan sesuatu. Motivasi juga dapat dikatakan sebagai usaha untuk mengubah keadaan sehingga seseorang mampu melakukan kegiatan walaupun tidak menyukai kegiatan tersebut dengan cara meniadakan perasaan tidak suka tersebut. Motivasi dapat dirangsang dari luar namun motivasi tetap tumbuh dari diri manusia itu sendiri. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peran khas dari motivasi belajar adalah menimbulkan gairah, merasa senang dan semangat dalam belajar Sardiman, 2014. Motivasi belajar sangat menentukan keberhasilan dari inteligensia yang tinggi. Ketika seorang peserta didik memiliki inteligensia yang tinggi namun memiliki motivasi belajar yang sangat rendah kemungkinan besar peserta didik tersebut akan gagal. Jadi belajar akan maksimal jika ada motivasi yang tepat Sardiman, 2014. Namun demikian ketika peserta didik memiliki motivasi belajar yang rendah, jangan hanya menyalahkan dari pihak peserta didik saja, namun juga harus