Kerangka Berpikir Hipotesis LANDASAN TEORI

63 memahami materi yang disampaikan serta dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

2.7 Kerangka Berpikir

Berdasarkan penelitian awal, menunjukkan bahwa pembelajaran Geografi di SMP Negeri 7 Semarang masih menggunakan metode ceramah dalam proses belajar mengajar, tentu saja hal ini kurang diminati siswa karena isi materi pelajaran yang terlalu banyak. Mata pelajaran Geografi termasuk mata pelajaran yang kurang diminati atau dispelekan bagi siswa, karena dalam penyampaiannya masih dengan metode ceramah. Salah satu upaya untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa agar lebih baik adalah dengan menggunakan media bahan ajar yang lebih kreatif, mudah dimanfaatkan baik oleh pendidik maupun siswanya dalam proses pembelajaran. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi atau IT, media bahan ajar pembelajaran selalu mengalami perkembangan pula. Hal itu disebabkan karena setiap media bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran mempunyai kelemahan. Oleh sebab itu, perlu diadakan penemuan baru dalam media bahan ajar dan pemanfaatan bahan ajar yang baru guna meningkatkan hasil siswa yaitu dengan memanfaatkan blog sebagai media penyajian materi pada pelajaran Geografi. 64 Berdasarkan hal di atas, maka dapat dirumuskan kerangka berfikir seperti pada gambar sebagai berikut:

2.8 Hipotesis

Untuk memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan perlu diberi dugaan sementara. Dugaan sementara itu lebih sering dikenal dengan istilah hipotesis. Dengan demikian hipotesis sering diartikan sebagai satu jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbuktinya data Arikunto, 2002:64. Dari uraian diatas maka hipotesis dari penelitian ini adalah: Ho: Tidak terdapat perbedaan hasil belajar Geografi pada siswa, baik itu pembelajaran yang menggunakan blog maupun yang menggunakan pembelajaran secara konvensional atau ceramah Ha: Terdapat perbedaan secara signifikan hasil belajar Geografi pada siswa antara pembelajaran yang dengan menggunakan blog dengan pembelajaran yang dilakukan secara konvensional atau ceramah. Pembelajaran Pemanfaatan media blog Ceramah disertai penggunaan media LKS Student Centered Learning Teacher Centered - Mampu menampilkan objek yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang - Audiovisual yang interaktif - Memberikan keseragaman mencegah kebosanan siswa belajar - Siswa lebih tertarik dan lebih aktif sehingga pemb. menyenangkan. - Pemb. kurang menarik - Siswa kurang paham isi materi - Siswa pasif Aktifitas hasil belajar secara teoritis optimal Aktifitas hasil belajar secara teoritis kurang optimal 65 65

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyeledikan dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu serta teknologi Margono, 2005:1. Metode penelitian adalah hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Setiap penelitian harus memiliki metode penelitian yang sesuai dengan jenis-jenis penelitian. Metode tersebut merupakan prosedur yang berisi langkah-langkah yang akan menuntun peneliti dalam menjalani sebuah penelitian. Sama halnya seperti yang diungkapkan oleh Surakhmad 1990:121: Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya menguji serangkaian hipotesa dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta situasi penyelidikan. Peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif yang jenisnya adalah kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen dipilih menjadi metode penelitian ini karena sesuai dengan hakekat penelitian yang akan dilakukan, yaitu untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang relevan. Menurut Ali 1992:140: “Kuasi eksperimen hampir mirip dengan eksperimen yang sebenarnya. Perbedaannya terletak pada penggunaan subyek yaitu pada kuasi eksperimen tidak dilakukan penugasan random, melainkan dengan menggunakan kelompok yang telah ada intact group. ”