Reliabilitas instrumen Indeks Kesukaran Daya pembeda

77 materi pelajaran yang telah diajarkan. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk mengetahui pelaksanaan program, maka instrumen disusun berdasarkan program yang telah direncanakan. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolok ukur, dan nomor butir item pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi instrumen itu, maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis. Inilah alasan mengapa peneliti menggunakan validitas isi sebagai validitas instrument. Sugiyono 2008:363 menyatakan bahwa, validitas alat ukur akan menunjukkan pada keabsahaan alat ukur, atau sejauh mana alat tersebut benar- benar mengukur sesuatu yang akan diukur. Dalam mencari validitas alat ukur, akan digunakan rumus korelasi Product Moment, sebagi berikut: Rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y X = Skor item setiap nomor soal Y = Skor total setiap peserta N = Banyaknya peserta tes, Arikunto, 2002: 72

3.8.2 Reliabilitas instrumen

Reliabilitas merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur tingkat konsistensi suatu instrumen, artinya apabila digunakan untuk mengukur berkali-kali akan menghasilkan data yang sama Sugiyono, 2007.            2 2 2 2 xy r            78 Peneliti menggunakan rumus Rulon untuk mengetahui reliabilitas instrumen dengan menggunakan teknik belah dua sebagai berikut : Keterangan: r 11 = reliabilitas soal k = Jumlah Butir Soal S 2 = Variasi skor total kuadrat simpangan baku skor total ∑ pq = Jumlah dari pq Arikunto, 2002:100.

3.8.3 Indeks Kesukaran

Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0 Arikunto, 2002:207. Untuk mencari indeks kesukaran dalam penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut: Keterangan : IK = Indeks kesukaran JB A = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas JB B = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah JS A = Banyaknya siswa pada kelompok atas JS B = Banyaknya siswa pada kelompok bawah Arikunto, 2002:207 Menurut Arikunto 2002:210 indeks kesukaran diklasifikasikan berikut: Soal dengan IK = 0,00 – 0,30 adalah soal sukar; Soal dengan IK = 0,30 – 0,70 adalah soal sedang; Soal dengan IK = 0,70 – 1,00 adalah soal mudah.              2 2 11 S pq S 1 - k k r B A B A JS JS JB JB IK    79

3.8.4 Daya pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah Arikunto, 2002:211. Indeks deskriminasi ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Untuk menghitung daya pembeda dari alat yang diukur, maka digunakanlah rumus sebagai berikut: Keterangan : DP = Daya pembeda soal JB A = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas JB B = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atasbawah JS A = Banyaknya siswa pada kelompok atas Arikunto, 2002:213. Klasifikasi daya pembeda Arikunto, 2002:218: DP = 0,00 – 0,20 = jelek DP = 0,20 – 0,40 = cukup DP = 0,40 – 0,70 = baik DP = 0,70 – 1,00 = baik sekali DP = negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai DP negatif sebaiknya dibuang saja.

3.9 Metode Analisis Data