Kemampuan menyelesaikan masalah yang tidak rutin

Rendahnya aktivitas menyampaikan idegagasan dikarenakan peserta didik tidak mau memberikan idea atau cara lain yang dapat digunakan dalam proses penyelesaian masalah. Mereka lebih terpaku pada proses penyelesaian yang biasa dilakukan oleh mereka dan tidak memperhatikan penyelesaian dengan menggunakan cara lainnya. Selain itu, sifat malu-malu juga masih terdapat dalam diri mereka meskipun beberapa diantara mereka sudah berani dalam mengemukakan pendapat. Aspek menyelesaikan bahan ajar merupakan aspek yang tetap mendapatkan persentase tertinggi. Hal ini dikarenakan peserta didik masih bersemangat dalam menyelesaikan bahan ajar yang dirasakan memiliki desain yang berbeda dengan buku paket mereka, dan penggunaannya lebih mudah untuk dipahami. Aspek mempresentasikan hasil diskusi kelompok mengalami peningkatan dibandingkan siklus sebelumnya. Hal ini dikarenakan beberapa peserta didik yang pasif sudah mulai berani untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, meskipun masih harus diberikan semangat lebih agar tidak malu-malu. Beberapa peserta didik juga sudah berani dalam mengemukakan pendapat mereka dalam pembelajaran. Bekerja sama di dalam kelompok menduduki urutan kedua pada siklus II. Peningkatan tersebut terjadi oleh karena peneliti mengganti ketua kelompok dengan peserta didik yang pasif dan mengingatkan peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam kelompok dengan memberikan tambahan nilai psikomotor bagi peserta didik yang aktif di dalam pembelajaran juga dalam berkelompok. Peserta didik pada siklus II tidak terlhat ragu untuk berdiskusi bersama dengan kelompoknya, dan sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran berkelompok. Secara umum, aktivitas terendah peserta didik terjadi pada pertemuan ketujuh. Hal ini diakibatkan semangat peserta didik yang sangat menurun pada pertemuan ketujuh. Pada pertemuan ketujuh, dilaksanakan kegiatan Jum’at bersih oleh pihak sekolah dimana peserta didik

Dokumen yang terkait

Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematik Pada Materi Kesebangunan Dan Kekongruenan (Penelitian Tindakan Kelas Di Mts Sa Raudhatut Tauhid)

4 23 250

Improving students’ skill in writing procedure text through picture sequences: a classroom action research at the ninth grade of MTs Negeri Tangerang 2 Pamulang

0 3 118

Penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik pada materi aljabar di MTsN Tangerang II Pamulang

0 3 307

Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Sma Materi Persamaan Lingkaran Di Sma Negeri 90 Jakarta

2 11 246

Pengaruh pembelajaran kontekstual dengan strategi react terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika (studi eksprimen di MTSN Tangerang II Pamulang)

2 42 251

Penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik pada materi aljabar di MTsN Tangerang II Pamulang

0 8 307

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN KONTEKSTUAL PADA MATERI ALJABAR Strategi Pemecahan Masalah dalam Menyelesaikan Permasalahan Kontekstual pada Materi Aljabar Mahasiswa.

0 3 15

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI PERBANDINGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA.

0 4 45

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMU MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.

0 1 40

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN STRATEGI THINK-TALK-WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIK SISWA SMP Taufiq

0 0 13