Tahapan Perencanaan Penelitian Siklus II

apersepsi selesai, peneliti kemudian menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan kepada peserta didik. Peneliti menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan tidak jauh berbeda dengan pembelajaran sebelumnya, perbedaannya hanya terletak pada anggota kelompok, ketua kelompok, dan peneliti yang menentukan siapa yang akan melakukan presentasi di depan kelas, sehingga setiap peserta didik harus siap ketika ditunjuk oleh peneliti. Beberapa peserta didik yang pasif tidak setuju dengan langkah pembelajaran yang telah dibuat, namun peneliti menjelaskan bahwa hal tersebut adalah proses pelatihan keberanian dan kepercayaan diri peserta didik untuk presentasi di depan umum. Pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok. Terlihat beberapa peserta didik senang dengan kelompok barunya, namun ada juga peserta didik yang merasa tidak nyaman dengan kelompok barunya. “Bu, saya kok dipisah bu sama yang kemarin, kan kelompok yang kemarin udah enak bu.” Protes salah seorang peserta didik. Peneliti kemudian menjawab “Itu supaya kamu bisa beradaptasi lagi dengan orang lain, dan mengurangi mengobrol dengan teman sekelo mpok kamu yang kemarin.” Akhirnya peserta didik tersebut setuju dengan kelompok barunya, dan mulai mengelompokkan diri mereka masing-masing. Peneliti kemudian menunjuk ketua kelompok dari masing-masing kelompok, dan meminta ketua kelompok untuk mengambil bahan ajar untuk dibagikan kepada kelompok mereka masing-masing. Materi pembelajaran pada pertemuan ini dimulai dengan pembahasan nilai keseluruhan dan nilai per unit. Setiap kelompok diminta untuk memahami problem 1, dan melengkapi bagian-bagian kosong yang telah ditentukan. Pada prosesnya, beberapa kelompok mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan teknis pengerjaan bahan ajar tersebut, kemudian peneliti memberikan penjelasan bahwa peserta didik diminta untuk mengisi bagian yang kosong berdasarkan konteks problem 1, dan memberikan kesimpulan sementara mereka di kolom kesimpulan. Setelah mendapatkan penjelasan berkaitan dengan teknis pengerjaan tersebut, peserta didik bersama dengan kelompoknya masing-masing kemudian menyelesaikan permasalahan tersebut. Beberapa kelompok terlihat antusias dalam mengerjakan bahan ajar tersebut. Peneliti kemudian meminta salah seorang ketua kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Ketua kelompok yang terpilih adalah SM. SM merupakan salah satu peserta didik yang sulit untuk bekerja sama di dalam kelompok, untuk itu peneliti meminta SM mempresentasikan hasil diskusinya. SM terlihat malu-malu dalam mempresentasikan hasil diskusinya sehingga suaranya tidak terdengan dengan jelas, kemudian peneliti meminta SM mengulangi dengan suara yang lebih keras. Setelah itu, peneliti meluruskan konsep yang telah dipresentasikan peserta didik dalam rangka memperluas konsep yang telah dibangun oleh peserta didik. berikut adalah contoh hasil diskusi materi nilai keseluruhan dan nilai per unit yang paparkan oleh SM : Gambar 4.10 Contoh Hasil Diskusi Nilai Keseluruhan dan Per Unit Peneliti kemudian memberikan pertanyaan lanjutan di dalam bahan ajar kepada peserta didik sebagai salah satu proses refleksi awal pembelajaran. Peneliti mempersilahkan peserta didik untuk mengajukan

Dokumen yang terkait

Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematik Pada Materi Kesebangunan Dan Kekongruenan (Penelitian Tindakan Kelas Di Mts Sa Raudhatut Tauhid)

4 23 250

Improving students’ skill in writing procedure text through picture sequences: a classroom action research at the ninth grade of MTs Negeri Tangerang 2 Pamulang

0 3 118

Penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik pada materi aljabar di MTsN Tangerang II Pamulang

0 3 307

Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Sma Materi Persamaan Lingkaran Di Sma Negeri 90 Jakarta

2 11 246

Pengaruh pembelajaran kontekstual dengan strategi react terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika (studi eksprimen di MTSN Tangerang II Pamulang)

2 42 251

Penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik pada materi aljabar di MTsN Tangerang II Pamulang

0 8 307

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN KONTEKSTUAL PADA MATERI ALJABAR Strategi Pemecahan Masalah dalam Menyelesaikan Permasalahan Kontekstual pada Materi Aljabar Mahasiswa.

0 3 15

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI PERBANDINGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA.

0 4 45

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMU MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.

0 1 40

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN STRATEGI THINK-TALK-WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIK SISWA SMP Taufiq

0 0 13