Pertemuan Keempat DESKRIPSI DATA HASIL PENELITIAN

menyelesaikan permasalahan berikutnya yang terdapat di dalam bahan ajar berkaitan dengan menentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan linear satu variabel. Peserta didik banyak yang tidak memahami bagaimana cara menyelesaikannya, kemudian peneliti memberikan arahan singkat langkah penyelesaiannya memiliki kemiripan dengan penyelesaian persamaan linear satu variabel. Kelompok IV dan kelompok I berhasil menyelesaikan himpunan penyelesaiannya, namun ada sedikit kesalahan di dalam penentuan bilangan-bilangan yang termasuk dalam himpunan penyelesaian. Sedangkan kelompok yang lain tidak berhasil dan ingin materi tersebut dijelaskan saja dan tidak mau mengerjakan. Peneliti kemudian memberikan arahan dan motivasi singkat kepada setiap kelompok, dan kemudian mereka mau mengerjakan sekalipun hasil yang didapakan belum 100 betul. Setelah selesai menyelesaikan, peneliti memberikan penjelasan langkah penyelesaian tersebut, kemudian meminta setiap kelompok untuk mengecek jawaban kelompoknya masing-masing. Sebagai proses refleksi, peneliti meminta peserta didik mengerjakan permasalahan yang diberikan di dalam bahan ajar, dan meminta mereka menyimpulkan apa perbedaannya. Setelah selesai, peneliti kemudian memberikan penyelesaian permasalaahan tersebut, kemudian meminta setiap anggota kelompok mengecek kesalahan yang dilakukan kelompok masing- masing. Sub pokok bahasan yang berikutnya yaitu sifat pertidaksamaan, dan penerapan pertidaksamaan linear satu variabel. Setelah mereka berdiskusi, peneliti meminta salah seorang peserta didik untuk melakukan presentasi, kemudian peneliti meluruskan dan menambahkan hasil presentasi yang telah dilakukan. Peserta didik tidak ada yang mengajukan suatu pertanyaanpun kepada peneliti setelah pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti. Dikarenakan waktu yang banyak terbuang akibat peneliti yang berusaha mengurangi suasana gaduh dan ramai di dalam kelas, peneliti tidak sempat memberikan soal latihan kepada peserta didik. Sehingga peneliti memberikan soal latihan tersebut sebagai PR. Peneliti menginformasikan kepada peserta didik, bahwa pertemuan berikutnya adalah ulangan bagi mereka. Sehingga setiap peserta didik diharapkan mempersiapkan diri mereka masing-masing menghadapi ulangan tes.

5. Pelaksanaan Tes Siklus I

Pada hari Rabu, 20 November 2013, akan dilaksanakan tes siklus I peserta didik kelas VII-11. Pertemuan ini dilaksanakan selama 2 x 40 menit atau 2 jam pelajaran. Tes yang diberikan digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah peserta didik setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar. Pada saat memasuki ruangan, peserta didik terlihat tegang dan sedang mempersiapkan diri mereka dengan belajar bersama teman sebangkunya. Peneliti memulai kegiatan pembelajaran hari ini dengan mengucap basmalah. Kemudian peneliti meminta mereka mengumpulkan buku matematika, bahan ajar matematika, buku catatan, maupun LKS di meja paling depan. Tak lupa peneliti meminta peserta didik mengumpulkan PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Proses persiapan selesai, peneliti membagikan lembar jawaban berupa kertas double folio kepada masing-masing peserta didik. Setelah itu, peneliti meminta mereka menuliskan nama, nomor absen dan kelas pada lembar jawaban tersebut. Sebelum mebagikan lembar soal kepada peserta didik, peneliti meminta mereka untuk bersikap jujur dalam mengerjakan soal tersebut, dengan tanpa menyontek dan mengerjakan soal tersebut secara individu. Setelah dibagikan lembar soal, mereka mengerjakan soal tersebut di lembar jawaban yang telah disediakan. Pada saat mendapatkan soal, peserta didik berkata, “Ibu, soalnya kok susah-susah si bu? ” peneliti pun meyakinkan mereka mampu mengerjakan soal tersebut. Proses pengerjaan soal tersebut, ada beberapa anak yang terlihat mengobrol dan bekerja sama dengan teman sebangkunya, kemudian peneliti menegur mereka, dan meminta mereka percaya akan kemampuan diri mereka masing-masing. Tempat duduk di kelas yang diatur letter U membuat peserta didik dengan mudah berkomunikasi dengan teman lainnya, sehingga memerlukan pengawasan ekstra terhadap pelaksanaan test tersebut.

c. Tahapan Observasi

Pelaksanaan tahapan observasi dilakukan bersamaan dengan tahapan pelaksanaan tes siklus I. Pada praktiknya peneliti melakukan hal tersebut secara bersamaan. Observasi digunakan untuk mengamati peningkatan kemampuan pemecahan masalah peserta didik dengan menggunakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian kemampuan pemecahan masalah yang digunakan berupa tes siklus yang diberikan kepada peserta didik setelah melalui serangkaian proses validasi konten. Sedangkan instrumen lain digunakan sebagai alat observasi proses pembelajaran yang dilakukan peneliti, seperti lembar observasi guru, lembar observasi peserta didik, lembar observasi teman sejawat, jurnal harian, maupun wawancara. Berikut hasil observasi yang dilakukan :

1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik

Berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematik yang dilakukan pada tanggal 20 November 2013, dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 4.2 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus I Interval f relatif Fk 33 – 41 2 6,9 2 42 – 50 7 24,1 9 51 – 59 1 3,5 10 60 – 68 7 24,1 17 69 – 77 7 24,1 24 78 – 86 5 17,3 29 Jumlah 29 100 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai terendah yang didapatkan oleh peserta didik adalah 33,3 sedangkan nilai tertinggi yang didapatkan adalah 83,3. Rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah peserta didik adalah 62,76; median skor tersebut adalah 65,29; modus data skor kemampuan pemecahan masalah tersebut adalah 45,59 dan 68,5; dan standar deviasi yaitu 14,58. Dilihat dari skor rata-rata tes kemampuan pemecahan masalah siklus I yang hanya mendapatkan nilai 62,76, maka hal tersebut belum memenuhi intervensi tindakan yang ditetapkan oleh peneliti yaitu nilai rata-rata skor tes kemampuan pemecahan masalahnya 70. Hal ini menyebabkan proses penelitian akan dilanjutkan ke siklus berikutnya sebagai proses perbaikan penelitian yang telah dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan mencapai intervensi tahapan yang ditentukan oleh peneliti sebelumnya. Secara visual, histogram skor kemampuan pemecahan masalah dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 4.7 Histogram Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus I Berdasarkan histogram diatas, dapat ditunjukan bahwa data yang diperoleh cenderung mengelompok di atas rata-rata kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Namun demikian, rata-rata kemampuan pemecahan masalah tersebut belum memenuhi kriteria pencapaian yang 32,5 41,5 50,5 59,5 77,5 68,5 86,5 1 2 3 4 5 6 7 8

Dokumen yang terkait

Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematik Pada Materi Kesebangunan Dan Kekongruenan (Penelitian Tindakan Kelas Di Mts Sa Raudhatut Tauhid)

4 23 250

Improving students’ skill in writing procedure text through picture sequences: a classroom action research at the ninth grade of MTs Negeri Tangerang 2 Pamulang

0 3 118

Penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik pada materi aljabar di MTsN Tangerang II Pamulang

0 3 307

Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Sma Materi Persamaan Lingkaran Di Sma Negeri 90 Jakarta

2 11 246

Pengaruh pembelajaran kontekstual dengan strategi react terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika (studi eksprimen di MTSN Tangerang II Pamulang)

2 42 251

Penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik pada materi aljabar di MTsN Tangerang II Pamulang

0 8 307

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN KONTEKSTUAL PADA MATERI ALJABAR Strategi Pemecahan Masalah dalam Menyelesaikan Permasalahan Kontekstual pada Materi Aljabar Mahasiswa.

0 3 15

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI PERBANDINGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA.

0 4 45

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMU MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.

0 1 40

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN STRATEGI THINK-TALK-WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIK SISWA SMP Taufiq

0 0 13