menyelesaikan permasalahan berikutnya yang terdapat di dalam bahan ajar berkaitan dengan menentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan linear
satu variabel. Peserta didik banyak yang tidak memahami bagaimana cara menyelesaikannya, kemudian peneliti memberikan arahan singkat langkah
penyelesaiannya memiliki kemiripan dengan penyelesaian persamaan linear satu variabel. Kelompok IV dan kelompok I berhasil menyelesaikan
himpunan penyelesaiannya, namun ada sedikit kesalahan di dalam penentuan bilangan-bilangan yang termasuk dalam himpunan penyelesaian. Sedangkan
kelompok yang lain tidak berhasil dan ingin materi tersebut dijelaskan saja dan tidak mau mengerjakan. Peneliti kemudian memberikan arahan dan
motivasi singkat kepada setiap kelompok, dan kemudian mereka mau mengerjakan sekalipun hasil yang didapakan belum 100 betul. Setelah
selesai menyelesaikan, peneliti memberikan penjelasan langkah penyelesaian tersebut, kemudian meminta setiap kelompok untuk mengecek jawaban
kelompoknya masing-masing. Sebagai proses refleksi, peneliti meminta peserta didik mengerjakan
permasalahan yang diberikan di dalam bahan ajar, dan meminta mereka menyimpulkan apa perbedaannya. Setelah selesai, peneliti kemudian
memberikan penyelesaian permasalaahan tersebut, kemudian meminta setiap anggota kelompok mengecek kesalahan yang dilakukan kelompok masing-
masing. Sub pokok bahasan yang berikutnya yaitu sifat pertidaksamaan, dan penerapan pertidaksamaan linear satu variabel. Setelah mereka berdiskusi,
peneliti meminta salah seorang peserta didik untuk melakukan presentasi, kemudian peneliti meluruskan dan menambahkan hasil presentasi yang telah
dilakukan. Peserta didik tidak ada yang mengajukan suatu pertanyaanpun kepada peneliti setelah pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti.
Dikarenakan waktu yang banyak terbuang akibat peneliti yang berusaha mengurangi suasana gaduh dan ramai di dalam kelas, peneliti tidak
sempat memberikan soal latihan kepada peserta didik. Sehingga peneliti memberikan soal latihan tersebut sebagai PR. Peneliti menginformasikan
kepada peserta didik, bahwa pertemuan berikutnya adalah ulangan bagi
mereka. Sehingga setiap peserta didik diharapkan mempersiapkan diri mereka masing-masing menghadapi ulangan tes.
5. Pelaksanaan Tes Siklus I
Pada hari Rabu, 20 November 2013, akan dilaksanakan tes siklus I peserta didik kelas VII-11. Pertemuan ini dilaksanakan selama 2 x 40 menit
atau 2 jam pelajaran. Tes yang diberikan digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah peserta didik setelah diterapkan
pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar. Pada saat memasuki ruangan, peserta didik terlihat tegang dan sedang mempersiapkan diri mereka dengan
belajar bersama teman sebangkunya. Peneliti memulai kegiatan pembelajaran hari ini dengan mengucap basmalah. Kemudian peneliti meminta mereka
mengumpulkan buku matematika, bahan ajar matematika, buku catatan, maupun LKS di meja paling depan. Tak lupa peneliti meminta peserta didik
mengumpulkan PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Proses persiapan selesai, peneliti membagikan lembar jawaban
berupa kertas double folio kepada masing-masing peserta didik. Setelah itu, peneliti meminta mereka menuliskan nama, nomor absen dan kelas pada
lembar jawaban tersebut. Sebelum mebagikan lembar soal kepada peserta didik, peneliti meminta mereka untuk bersikap jujur dalam mengerjakan soal
tersebut, dengan tanpa menyontek dan mengerjakan soal tersebut secara individu. Setelah dibagikan lembar soal, mereka mengerjakan soal tersebut di
lembar jawaban yang telah disediakan. Pada saat mendapatkan soal, peserta didik berkata,
“Ibu, soalnya kok susah-susah si bu?
” peneliti pun meyakinkan mereka mampu mengerjakan soal tersebut. Proses pengerjaan soal tersebut, ada beberapa anak yang terlihat
mengobrol dan bekerja sama dengan teman sebangkunya, kemudian peneliti menegur mereka, dan meminta mereka percaya akan kemampuan diri mereka
masing-masing. Tempat duduk di kelas yang diatur letter U membuat peserta didik dengan mudah berkomunikasi dengan teman lainnya, sehingga
memerlukan pengawasan ekstra terhadap pelaksanaan test tersebut.
c. Tahapan Observasi
Pelaksanaan tahapan observasi dilakukan bersamaan dengan tahapan pelaksanaan tes siklus I. Pada praktiknya peneliti melakukan hal
tersebut secara bersamaan. Observasi digunakan untuk mengamati peningkatan kemampuan pemecahan masalah peserta didik dengan
menggunakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian kemampuan pemecahan masalah yang digunakan berupa tes siklus yang diberikan
kepada peserta didik setelah melalui serangkaian proses validasi konten. Sedangkan instrumen lain digunakan sebagai alat observasi proses
pembelajaran yang dilakukan peneliti, seperti lembar observasi guru, lembar observasi peserta didik, lembar observasi teman sejawat, jurnal
harian, maupun wawancara. Berikut hasil observasi yang dilakukan :
1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik
Berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematik yang dilakukan pada tanggal 20 November 2013, dapat dilihat sebagai
berikut :
Tabel 4.2 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus I
Interval f
relatif
Fk
33 – 41
2 6,9
2 42
– 50 7
24,1 9
51 – 59
1 3,5
10 60
– 68 7
24,1 17
69 – 77
7 24,1
24 78
– 86 5
17,3 29
Jumlah 29
100
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai terendah yang didapatkan oleh peserta didik adalah 33,3 sedangkan nilai tertinggi
yang didapatkan adalah 83,3. Rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah peserta didik adalah 62,76; median skor tersebut adalah 65,29;
modus data skor kemampuan pemecahan masalah tersebut adalah 45,59 dan 68,5; dan standar deviasi yaitu 14,58.
Dilihat dari skor rata-rata tes kemampuan pemecahan masalah siklus I yang hanya mendapatkan nilai 62,76, maka hal tersebut belum
memenuhi intervensi tindakan yang ditetapkan oleh peneliti yaitu nilai rata-rata skor tes kemampuan pemecahan masalahnya
70. Hal ini menyebabkan proses penelitian akan dilanjutkan ke siklus berikutnya
sebagai proses perbaikan penelitian yang telah dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan mencapai intervensi tahapan yang
ditentukan oleh peneliti sebelumnya. Secara visual, histogram skor kemampuan pemecahan masalah dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4.7 Histogram Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus I
Berdasarkan histogram diatas, dapat ditunjukan bahwa data yang diperoleh cenderung mengelompok di atas rata-rata kemampuan
pemecahan masalah peserta didik. Namun demikian, rata-rata kemampuan pemecahan masalah tersebut belum memenuhi kriteria pencapaian yang
32,5 41,5 50,5
59,5 77,5
68,5 86,5
1 2
3 4
5 6
7 8