Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Kontekstual

yang harus dilakukan terlebih dahulu untuk menemukan definisi pernyataan dan kalimat terbuka, bagaimana cara membuat kalimat matematika, menentukan himpunan penyelesaian, hingga menyelesaikan penerapan persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. Pertanyaan yang diajukan lebih bersifat mengkerucut terhadap penyelesaian permasalahan tersebut, sehingga peneliti harus menjawab pertanyaan mereka dengan hal yang bersifat umum dan tidak mengkerucutkan ke jawaban permasalahan yang diberikan. Selain itu, kemandirian peserta didik yang rendah juga menjadi kendala dalam penggunaan bahan ajar tersebut. peserta didik lebih senang jika peneliti menuntun mereka dengan sangat rinci dalam menyelesaikan bahan ajar. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan bahan ajar cukup baik dan teratur. Peserta didik cukup antusias dalam menyelesaikan bahan ajar yang diberikan dengan baik. Pembelajaran kelompok yang dilakukanpun cukup efektif, meskipun ada beberapa kelompok yang anggotanya hanya mengandalkan ketua kelompok mereka masing-masing, dan bersikap acuh terhadap kelompoknya. Anggota kelompok yang tidak mau bekerja sama dengan kelompoknya merupakan salah satu kendala yang dicantumkan oleh observer di dalam lembar observasi. Ketidakinginan belajar kelompok membuat peserta didik tersebut bertanya tentang apa yang sudah dijelaskan oleh teman lainnya, sehingga sedikit menyita waktu belajar. Kendala lain yang dirasakan cukup mengganggu proses pembelajaran yang dilakukan adalah pemahaman konsep pada materi sebelumnya yaitu operasi aljabar, bilangan bulat, dan bilangan pecahan. Konsep awal ketiga materi tersebut merupakan penunjang konsep persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel. Pada prakteknya, peneliti beberapa kali harus mengulang sedikit materi yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas untuk mengingatkan peserta didik. Ketika peserta didik belum cukup memahami konsep dasar materi penunjang, maka peserta didik akan kesulitan dalam memahami materi selanjutnya. Desain di dalam bahan ajar memuat kotak pertanyaan di setiap sub bab dan refleksi di bagian akhir bahan ajar. Kedua item tersebut tidak pernah diisi selama pembelajaran oleh peserta didik. Peserta didik lebih senang bertanya secara langsung kepada peneliti dibandingkan menulis pertanyaan di dalam kotak pertanyaan yang telah disediakan. Beberapa kotak pertanyaan yang disediakan peneliti di setiap sub bab, hanya satu kotak pertanyaan yang diisi oleh satu orang peserta didik, sedangkan lainnya lebih senang bertanya langsung. Tidak jauh berbeda dengan kotak pertanyaan, unit akhir berupa refleksi pun tidak pernah diisi oleh peserta didik di akhir pembelajaran sekalipun peneliti telah meminta peserta didik untuk mengisinya. Namun, peneliti meminta peserta didik untuk mengisi unit refleksi pada akhir pembelajaran siklus I sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan bahan ajar yang diberikan. Selain kedua hal tersebut, unit latihan individu di beberapa bahan ajar juga dirasakan terlalu banyak soal yang diberikan sehingga tidak cukup waktu yang digunakan untuk mengerjakan. Beberapa soal kemudian dijadikan pekerjaan rumah, dan bukan sebagai latihan individu di sekolah. Berdasarkan hasil observasi tersebut, ada beberapa hal yang harus diperbaiki di dalam bahan ajar, diantaranya berupa petunjuk kerja yang harus disertakan di dalam setiap unit sub bab bahan ajar. Petunjuk kerja ini diperlukan agar peserta didik tidak kesulitan untuk menentukan apa yang harus dilakukan terhadap permasalahan yang diberikan. Hasil observasi berkenaan dengan penggunaan bahan ajar ini akan dijadikan salah satu refrensi dalam memperbaiki bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual yang telah dibuat.

4. Tanggapan Peserta Didik

Jurnal harian, merupakan salah satu instrument lain yang diberikan kepada peneliti berkenaan dengan tanggapan peserta didik terhadap bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual. Jurnal harian diberikan kepada peserta didik di akhir pembelajaran pada setiap pertemuan. Jurnal harian berisikan pertanyaan yang berkaitan dengan tanggapan beserta kritik dan saran peserta didik terhadap bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual yang diberikan pada hari tersebut. Hasil analisis jurnal harian berkaitan dengan tanggapan yang telah diberikan kepada peserta didik dapat dilihat pada tabel tanggapan peserta didik berikut ini : Tabel 4.6 Tanggapan Peserta Didik Siklus I No Tanggapan Pert. I Pert. II Pert. III Pert. IV Rata- rata 1 Positif 62,07 72,41 62,07 68,97 66,38 2 Negatif 20,69 20,69 31,03 17,24 22,41 3 Netral 17,24 6,90 6,90 13,79 11,21 Jumlah 100 100 100 100 Ditinjau dari data yang telah disajikan pada halaman sebelumnya, rata-rata persentase tanggapan positif yang diberikan adalah sebesar 66,38, dan dapat dikategorikan pada kategori baik. Persentase tanggapan positif menurun pada pertemuan ketiga. Hal ini dikarenakan materi yang diberikan pada bahan ajar adalah materi baru bagi peserta didik dan dirasakan materi tersebut sangat sulit. Penurunan persentase tersebut bernilai cukup besar yakni sebesar 10,34. Tanggapan positif terbesar diberikan peserta didik pada pertemuan pertama. Peserta didik merasakan pembelajaran lebih menyenangkan dibandingkan pembelajaran yang biasa dilakukan. Bahan ajar yang diberikanpun dirasakan lebih menarik dan memudahkan mereka untuk belajar dibandingkan yang biasa mereka gunakan. Peserta didik yang memberikan tanggapan positif merasakan bahwa mengerjakan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual dianggap seru, mengasyikkan, dan peserta didik senang belajar dalam kelompok. Tanggapan negatif meningkat pada pertemuan ketiga. Peningkatan tanggapan negatif sebesar 10,34. Bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual yang dibuat memuat materi yang cukup sulit bagi peserta didik, selain itu desain yang diberikan dirasakan monoton sehingga kurang menarik bagi peserta didik. Pada pertemuan ketiga, peserta didik terlihat kurang memahami materi yang diberikan yaitu penerapan persamaan linear satu variabel. Peserta didik belum memahami bagaimana cara membuat model matematika berdasarkan permasalahan atau ilustrasi yang ada. Beberapa kali peserta didik masih terlihat kewalahan dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Hal ini menyebabkan tanggapan yang diberikan peserta didik terhadap bahan ajar tidak baik. Beberapa peserta didik menganggap bahan ajar yang dibuat dirasa terlalu sulit untuk dipahami. Tanggapan netral juga diberikan peserta didik terhadap proses pembelajaran yang dilakukan. Tanggapan netral terbesar diberikan pada pertemuan pertama, yaitu sebesar 17,24. Peserta didik merasa memahami beberapa permasalahan yang diberikan, sedangkan permasalahan yang lainnya dirasakan sulit untuk dipahami. Beberapa peserta didik juga menyatakan bahwa mereka menyukai pengerjaan bahan ajar yang dilakukan karena dirasakan sangat menyenangkan, namun mereka juga meminta agar permasalahan yang diberikan tidak sulit sehingga mereka dapat menyelesaikannya. Pengisian jurnal harian oleh peserta didik di akhir pembelajaran banyak dipengaruhi oleh kelompok masing-masing. Tidak sedikit dari mereka yang hanya mengikuti apa yang ditulis oleh teman sekelompoknya. Hal ini dibuktikan dengan tanggapan yang diberikan oleh beberapa peserta didik dalam satu kelompok di dalam jurnal harian berisikan hal yang sama. Secara umum, tanggapan positif yang diberikan oleh peserta didik berkaitan dengan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual dikategorikan pada kategori baik dengan persentase sebesar 66,38. Perolehan skor persentase rata-rata ini menunjukan bahwa persentase tersebut telah mencapai kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu tanggapan positif yang diberikan peserta didik dikategorikan pada kategori

Dokumen yang terkait

Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematik Pada Materi Kesebangunan Dan Kekongruenan (Penelitian Tindakan Kelas Di Mts Sa Raudhatut Tauhid)

4 23 250

Improving students’ skill in writing procedure text through picture sequences: a classroom action research at the ninth grade of MTs Negeri Tangerang 2 Pamulang

0 3 118

Penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik pada materi aljabar di MTsN Tangerang II Pamulang

0 3 307

Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Sma Materi Persamaan Lingkaran Di Sma Negeri 90 Jakarta

2 11 246

Pengaruh pembelajaran kontekstual dengan strategi react terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika (studi eksprimen di MTSN Tangerang II Pamulang)

2 42 251

Penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik pada materi aljabar di MTsN Tangerang II Pamulang

0 8 307

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN KONTEKSTUAL PADA MATERI ALJABAR Strategi Pemecahan Masalah dalam Menyelesaikan Permasalahan Kontekstual pada Materi Aljabar Mahasiswa.

0 3 15

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI PERBANDINGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA.

0 4 45

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMU MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.

0 1 40

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN STRATEGI THINK-TALK-WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIK SISWA SMP Taufiq

0 0 13