Pertemuan Kedua DESKRIPSI DATA HASIL PENELITIAN

didik merasa bingung untuk mendapatkan solusi persamaan tersebut. Akhirnya, peneliti meminta salah seorang perwakilan kelompok yang telah menjawab persamaan tersebut dengan benar untuk mempresentasikan bagaimana cara mendapatkan solusinya. Peserta didik tersebut menggunakan substitusi dalam penyelesaian persamaan tersebut. kemudian peneliti bertanya, “siapakah yang punya cara lain dalam menyelesaikan permasalahannya? ”, dan tidak ada seorang peserta didik pun yang menjawab. Akhirnya, peneliti memberikan langkah-langkah penyelesaian yang digunakan melalui pemamparan powerpoint. Peneliti mempersilahkan peserta didik untuk bertanya kepada peneliti berkaitan dengan materi yang telah disampaikan, namun tidak ada peserta didik yang mengajukan pertanyaan kepada peneliti. Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti, peserta didik kemudian diminta untuk menyelesaikan persamaan ketiga bersama dengan kelompoknya hal ini dilakukan sebagai proses refleksi terhadap apa yang telah dipelajari peserta didik. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, 3 kelompok yaitu kelompok 1, kelompok 3, dan kelompok 5 berhasil menjawab dengan benar himpunan penyelesaian persamaan tersebut. Berikut adalah salah satu contoh jawaban yang diberikan oleh peserta didik: Gambar 4.5 Contoh Penyelesaian Persamaan 2 Oleh Peserta Didik Peneliti kemudian mengeluarkan undian yang berisikan nomor kelompok. Salah seorang peserta didik mengambil undian tersebut, dan keluar kelompok 3 yang akan mempresentasikan hasil diskusinya. Ketua kelompok 3 menunjuk salah satu anggotanya untuk mempresentasikan hasil diskusi. Setelah perwakilan anggota kelompok 3 mempresentasikan hasil diskusi, peneliti memberikan penjelasan mengenai langkah-langkah yang digunakan dalam menentukan himpunan penyelesaian persamaan linear satu variabel. Hal ini dilakukan peneliti untuk menyamakan persepsi peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan persamaan linear satu variabel. Soal tantangan diberikan kepada peserta didik, sebagai sarana dalam melatih kemampuan pemecahan masalah mereka. Nilai tambahan pun akan diberikan oleh peneliti jika kelompok tersebut berhasil menyelesaikan soal tantangan tersebut. Kelompok IV berhasil menyelesaikan soal tantangan tersebut terlebih dahulu, dan peneliti meminta salah seorang perwakilan kelompok untuk mempresentasikan solusi yang telah didapatkan oleh kelompok. Peneliti kemudian meluruskan presentasi yang telah diberikan oleh perwakilan peserta didik tersebut. sub pokok bahasan yang diberikan telah selesai. Peserta didik diminta untuk mengerjakan latihan individu yang diberikan di dalam bahan ajar kemudian membahasnya. Setelah membahas latihan individu tersebut, peneliti kemudian bersama dengan peserta didik membuat kesimpulan dan refleksi pembelajaran mengenai sub pokok bahasan pada hari ini dengan melakukan Tanya jawab. Sebelum pertemuan di akhiri, peneliti tak lupa memberikan PR kepada peserta didik untuk lebih memahami sub pokok bahasan yang telah dipelajari hari ini. Sebelum menutup pembelajaran, peneliti meminta ketua kelompok untuk mengumpulkan bahan ajar yang telah diberikan untuk dinilai. Peneliti bersama dengan peserta didik mengucapkan hamdalah sebagai penutup rangkaian kegiatan pembelajaran pada hari ini.

3. Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga penelitian dilaksanakan pada hari Rabu, 13 November 2013. Sub bab pokok bahasan yang akan dibahas pada hari ini adalah penerapan persamaan linear satu variabel. Seperti biasanya, pembelajaran dimulai dengan membaca basmalah, mengecek kehadiran peserta didik, mereview pembelajaran sebelumnya, mengecek pemahaman awal peserta didik, menyampaikan tujuan pembelajaran matematika pada hari ini, dan menjelaskan kegunaan pembelajaran matematika yang akan dilakukan pada hari ini. Tercatat seorang peserta didik tidak hadir dikarenakan sakit. Kegiatan pembelajaran berikutnya adalah meminta peserta didik untuk berkumpul bersama anggota kelompoknya masing-masing. Suasana dikelas pada hari ini sangat ricuh, dan banyak peserta didik yang tidak menghiraukan instruksi peneliti. Hal ini mungkin disebabkan karena peserta didik baru selesai beristirahat. “Ibu, males belajar sama dia bu, berisik banget di kelompok ” keluh beberapa orang peserta didik. Peneliti mencoba meyakinkan peserta didik untuk tetap bersama dengan kelompoknya masing- masing. Peneliti juga melihat beberapa peserta didik yang terlihat diam dan pasif di dalam kegiatan kelompok. Setelah peserta didik berkumpul bersama dengan kelompoknya masing-masing, peneliti membagikan bahan ajar kepada setiap peserta didik, dan meminta peserta didik untuk membaca halaman pertama bahan ajar, petunjuk belajar, dan petunjuk kerja penggunaan bahan ajar. Setelah selesai, peneliti meminta peserta didik mengerjakan problem 1 di dalam bahan ajar. Problem 1 menyajikan konteks penerapan persamaan linear satu variabel dalam kehidupan sehari-hari, kemudian peserta didik diminta melengkapi langkah-langkah penyelesaian yang diberikan di dalam bahan ajar tersebut. Saat peneliti berkeliling setiap kelompok, ada beberapa kelompok yang bertanya “Ibu, model matematika itu bagaimana?bingung bu”, kemudian peneliti menjelaskan bahwa membuat model matematika itu memiliki cara yang sama dengan membuat kalimat matematika, memisalkan sesuatu dengan variabel. Beberapa kelompok berhasil menyelesaikan problem 1 dengan baik dan benar, sisanya kelompok tersebut tidak dapat menyelesaikannya. Peneliti mengundi kelompok yang akan mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, kemudian ketua kelompok tersebut menunjuk salah satu anggotanya atau dirinya sendiri untuk presentasi. Berikut adalah contoh jawaban peserta didik yang melakukan kesalahan proses penyelesaian : Gambar 4.6 Hasil Diskusi Problem 1 yang Kurang Sesuai Peneliti kemudian meluruskan hasil presentasi yang diberikan sekaligus menyamakan persepsi peserta didik. Selesainya peneliti meluruskan hasil diskusi, peneliti meminta kelompok mengerjakan pertanyaan lanjutan yang diberikan di dalam bahan ajar. Semua kelompok berhasil mengerjakan pertanyaan lanjutan tersebut, hanya ada beberapa kelompok yang keliru dalam menentukan uang kembalian. “bagaimana cara kalian mencari jumlah uang kembalian? ” Tanya peneliti. Salah seorang peserta didik menjawab “uang yang kita punya dibagi total belanjaan kita bu.”, kemudian peneliti meluruskan jawaban yang diperoleh peserta didik. Peserta didik kemudian diminta mengerjakan problem 2. Beberapa anggota kelompok mengeluh, “ibu, soalnya susah banget sih, ini diapain bu, ngga ngerti, bingung mau di apain. ”, penelitipun menjelaskan bahwa langkah yang digunakan sudah

Dokumen yang terkait

Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematik Pada Materi Kesebangunan Dan Kekongruenan (Penelitian Tindakan Kelas Di Mts Sa Raudhatut Tauhid)

4 23 250

Improving students’ skill in writing procedure text through picture sequences: a classroom action research at the ninth grade of MTs Negeri Tangerang 2 Pamulang

0 3 118

Penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik pada materi aljabar di MTsN Tangerang II Pamulang

0 3 307

Penggunaan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Sma Materi Persamaan Lingkaran Di Sma Negeri 90 Jakarta

2 11 246

Pengaruh pembelajaran kontekstual dengan strategi react terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika (studi eksprimen di MTSN Tangerang II Pamulang)

2 42 251

Penggunaan bahan ajar berbasis pendekatan kontekstual untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik pada materi aljabar di MTsN Tangerang II Pamulang

0 8 307

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN PERMASALAHAN KONTEKSTUAL PADA MATERI ALJABAR Strategi Pemecahan Masalah dalam Menyelesaikan Permasalahan Kontekstual pada Materi Aljabar Mahasiswa.

0 3 15

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI PERBANDINGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA.

0 4 45

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMU MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.

0 1 40

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN STRATEGI THINK-TALK-WRITE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIK SISWA SMP Taufiq

0 0 13