pembelajaran yang sebenarnya diperlihatkan pada permasalahan yang mengharuskan siswa untuk mentransfer pengetahuan baru
kedalam konteks yang tidak akrab, memadukannya pada cara yang baru dan berbeda untuk memecahkan masalah-masalah nyata di
dunia. e.
Penutupan Setiap kegiatan diakhiri dengan membuat validasi terhadap
hasil yang merela dapatkan, refleksi terhadap apa yang telah mereka pelajari dan menilai penampilan mereka.
4. Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran Guided Inquiry
Kegiatan pembelajaran yang memuat tindak interaksi antara pembelajar dan pengajar berorientasi pada sasaran belajar, berakhir
dengan evaluasi. Kegiatan evaluasi terdiri dari kegiatan evaluasi hasil belajar dan kegiatan evaluasi proses pembelajaran. Hal ini menunjukan
bahwa kegiatan evaluasi merupakan bagian dari integral dari kegiatan pembelajaranpendidikan.
Dalam pendidikan yang lebih tinggi, siswa belajar melalui penilaian yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar, dimana siswa
belajar memahami pendidikan dengan membangun pengetahuan dan menggunakan hasil penilaian tersebut untuk meningkatkan ilmu
pendidikan. Karena pembelajaran itu sendiri dapat diartikansebagai sebuah usaha mempengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang
agar mau belajar dengan kehendaknya sendiri.
28
Evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu evaluation. Oemar Hamalik mengatakan bahwa
,“evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpuulan dan penafsiran informasi untuk menilai assess
keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem
28
Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009, edisi I. Cet. I h. 85
pengajaran”.
29
Sedangkan menurut Ralph Tyler, mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan
sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai.
30
Evaluasi berarti sebagai proses sistematik menetapkan nilai tentang sesuatu hal, seperti objek, unjuk kerja, kegiatan, hasil, tujuan dan
hal lain berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian. Evaluasi belajar adalah proses penetuan pemerolehan hasil belajar berdasarkan kriteria
tertentu.
C. Hakikat Keterampilan Proses Sains
1. Pengertian Keterampilan Proses Sains
Menurut Syamsuar Mochtar dalam A. Samana, keterampilan proses sains adalah cara memandang siswa serta kegiatannya sebagai
manusia seutuhnya,yang diterjemahkan dalam kegiatan belajar mengajar yang memperhatikan perkembangan pengetahuan, nilai hidup serta sikap,
perasaan, dan keterampilan sebagai kesatuan baik sebagai tujuan maupun sekaligus bentuk pelatihannya, yang akhirnya semua kegiatan
belajar dan hasilnya tersebut tampak dalam bentuk kreativitas.
31
Menurut Zulfiani dkk , “keterampilan proses sains merupakan
keterampilan-keterampilan yang biasa dilakukan ilmuwan untuk memperoleh pengetahuan
”.
32
Dalam hal ini, beberapa alasan keterampilan proses sains diperlukan dalam pendidikan dasar dan menengah ialah:
33
a. Memiliki manfaat dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan. b.
Memberi bekal siswa untuk membentuk konsep sendiri dan cara bagaimana mempelajari sesuatu.
29
Oemar Hamalik. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara, 2001 h. 210
30
Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2007 h. 3
31
A Samana, Sistem Pengajaran Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional PPSI dan Pertimbangan Metodologisnya, Yogyakarta: Kanisius, 1992, h. 111
32
Zulfiani, dkk, Op. Cit., h. 51.
33
Ibid., h. 51-52.
c. Membantu siswa mengembangkan dirinya sendiri.
d. Sangat membantu siswa yang masih berada pada taraf
perkembangan berpikir konkret. e.
Mengembangkan kreativitas siswa. Menurut Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad,
“jika seluruh kegiatan pembelajaran dalam proses belajar mengajar dalam gerak dan
tindakan untuk menemukan dan mengembangkan fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai, maka peristiwa
tersebut dinamakan keterampilan proses sains”.
34
Menurut Rustaman,
Keterampilan Proses
Sains melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau
intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual
terlibat karena
dengan melakukan
keterampilan proses sains siswa menggunakan pikirannya, keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan
proses karena mungkin mereka mungkin melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau
perakitan alat, dan keterampilan sosial dimaksudkan bahwa dengan keterampilan proses siswa berinteraksi
dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
dengan keterampilan
proses, misalnya
mendiskusikan hasil pengamatan.
35
Cara berpikir dalam sains, kimia misalnya perlu keterampilan- keterampilan
proses. Dengan
mengembangkan keterampilan-
keterampilan memproseskan perolehan anak akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan
mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
36
Dengan demikian, keterampilan-keterampilan itu menjadi roda penggerak penemuan dan
pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai.
Keterampilan proses sains juga dapat diartikan sebagai kemampuan atau kecakapan untuk melaksanakan suatu
tindakan dalam belajar sains sehingga menghasilkan
34
Hamzah B. Uno Nurdin Mohamad, Op. Cit., h. 38-39.
35
Nuryani Y. Rustaman, et al, Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang: UNM, 2005, cet ke-1, h. 78
36
Conni Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses, Jakarta: Gramedia, 1992,,h. 18.