Hasil Rata-rata Keseluruhan Instrumen Hasil Wawancara Terhadap Siswa

disampaikan 4 Interpretasi Interprertasi yang dilakukan cukup baik. 5 Prediksi Siswa melakukan prediksi cukup baik. Hal tersebut terlihat dari prediksi mereka tentang konsep yang diberikan hampir tepat. 6 Mengajukan pertanyaan Siswa sangat antusias dalam bertanya. Hal tersebut bertujuan untuk lebih memahami konsep yang belum mereka pahami 7 Berhipotesis Siswa belum maksimal dalam berhipotesis. Hal tersebut terlihat dari siswa yang masih merasa bingung tentang hipotesis itu sendiri 8 Merencanakan percobaan Siswa belum maksimal dalam merencanakan percobaan. Mereka masih bergantung pada LKS instan yang diberikan oleh guru. 9 Menerapkan Konsep Siswa cukup baik dalam menerapkan konsep. 10 Mengkomunikasikan Siswa cukup baik dalam mengkomunikasikan. Hal ini terlihat dari pembuatan laporan, membuat grafik yang lumayan baik. Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa di MAN 1 Bayah guru kimia masih menerapkan metoda ceramah dalam penyampaian materi kimia kepada siswa. Kemudian RPP yang digunakan oleh guru kimia di MAN 1 Bayah masih menerapkan RPP biasa. Setelah dikonfirmasi kepada guru tersebut tentang mengapa tidak menerapkan RPP kurikulum 2013, guru kimia menjawab hal tersebut berkaitan dengan keterbatasan informasi serta kurangnya pelatihan yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan. Dalam hal ini pun peneliti menemukan bahwa siswa masih kurang dalam hal berhipotesis dan merencanakan percobaan. Setelah dilakukan konfirmasi kepada siswa, hal tersebut terjadi karena siswa masih diberikan konsep ceramah dalam pembelajaran sehingga mereka belum bisa dalam mengkonstruk pengetahuan mereka. Kemudian mereka juga masih bingung dalam membedakan antara prediksi dan hipotesis. Mereka bahkan belum tahu apa hipotesis itu sendiri. Dalam hal merencanakan percobaan, mereka mengkonfirmasi bahwa hal tersebut terjadi karena mereka jarang dalam melakukan percobaan walaupun fasilitas laboratorium sudah mendukung. Dan juga mereka terbiasa menggunakan LKS yang sudah jadi. Sehingga mereka tidak bisa ketika disuruh membuat perencanaan percobaan sendiri.

B. Pembahasan

“Keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan yang biasa dilakukan ilmuwan untuk memperoleh pengetahuan ” 63 . Dimana keterampilan proses sains tersebut meliputi berbagai aspek. Diantaranya observasi, mengelompokan, menafsirkan pengamatan Interpretasi, meramalkan Prediksi, berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaanpenyelidikan, menerapkan konsepprinsip, dan mengajukan pertanyaan. Berdasarkan data keterampilan proses sains yang telah dipaparkan pada bagian hasil penelitian akan dibahas lebih lanjut dengan membandingkan aspek keterampilan proses sains dari masing-masing data berdasarkan setiap indikator.

1. Keterampilan Proses Sains KPS Berdasarkan Setiap Indikator

Setelah dilakukan pemaparan dari ketiga instrumen yang digunakan, terlihat indikator keterampilan proses sains yang tergolong rendah dan tinggi. Dalam hal ini akan dijelaskan perbandingan dari setiap indikator berdasarkan analisis data yang diperoleh. Berikut penjelasan dari keseluruhan indikator. a. Observasi Keterampilan proses sains aspek observasi memiliki 2 indikator yaitu menggunakan sebanyak mungkin indra dan menggunakan fakta relevan 64 . Pada aspek tes, observasi memperoleh persentase sebesar 82,75 Baik, dan pada lembar 63 Zulfiani, dkk, Loc. Cit., h. 51. 64 Zulfiani, dkk, Loc. Cit., h. 56 kerja siswa LKS, observasi memperoleh persentase sebesar 81,00 Baik, dan pada lembar observasi memperoleh persentase sebesar 80,00 Baik. Kemudian untuk rata-rata keseluruhan instrumen, persentase yang diperoleh sebesar 81,00 dan termasuk ke dalam kategori “Baik”. Hal ini terjadi dikarenakan siswa hanya mengobservasi benda yang ditunjukkan oleh guru kepada siswa sebagai apersepsi. Dalam hal ini siswa hanya mengobservasi jeruk, sabun, besi karat, bunga dan lain- lain. Hal ini pun diperkuat data wawancara yang mengatakan bahwa mereka merasa dengan mengobservasi dapat dapat membantu mereka dalam memahami konsep awal materi tersebut, dan catatan lapangan yang mengatakan bahwa siswa melakukan observasi dengan baik. b. Mengklasifikasi Keterampilan proses sains aspek mengklasifikasikan memiliki beberapa indikator yaitu mencatat setiap pengamatan, mencari perbedaanpersamaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan, mencari dasar pengelompokkan, menghubungkan hasil pengamatan. Pada Tes, aspek mengklasifiksikan memperoleh persentase sebesar 75,50 Baik, dan pada lembar kerja siswa LKS memperoleh persentase sebesar 75,75 Baik, dan pada lembar observasi memperoleh persentase sebesar 75,00 Cukup. Kemudian untuk rata-rata keseluruhan instrumen memperoleh persentase sebesa r 75,42 dan termasuk ke dalam kategori “Baik”. Hal ini disebabkan para siswa selalu membawa peralatan yang dibutuhkan untuk mendokumentasikan setiap data yang didapat selama kegiatan belajar mengajar, diantaranya para siswa membawa kamera baik dari handphone maupun kamera digital, alat tulis dan sebagainya. Sehingga hasil akhir yang diperoleh sangat bagus karena data yang mereka peroleh sangat sistematis.