5 Informasi
Mengeni hal- hal
yang terjasi selama
penelitian,kea daan
dan kondisi
sekolah,guru dan siswa
Sekolah,guru dan siswa
Catatan Lapangan
Dokumentasi
F. Kalibrasi Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian harus diuji apakah instrumen tersebut telah memiliki validitas atau daya ketepatan dalam mengukur apa yang
seharusnya diukur. Jika instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti
instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dari pengertian tersebut dapat diartikan lebih luwes lagi bahwa valid
itu mengukur apa yang hendak diukur.
57
1. Validitas isi
Validitas isi dari suatu instrumen penelitian adalah validitas yang diperoleh setelah dilakukan penganalisaan, penelusuran atau pengujian
terhadap isi yang terkandung dalam instrumen tersebut. Validitas isi ditilik dari segi isi tes itu sendiri berkenaan dengan isi dan format dari
instrumen. Apakah intstrumen tepat mengukur hal yang ingin diukur, apakah butir-butir pertanyaan telah mewakili aspek-aspek yang akan
diukur, dan apakah pemilihan format instrumen cocok untuk mengukur segi tersebut.
58
Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah
57
Riduwan, Op Cit, h. 97
58
Nana Syaodih, Op Cit., h. 229
diajarkan.
59
Seorang peneliti yang memberikan tes di luar konteks yang telah ditetapkan, berarti instrumen tersebut tidak memiliki validitas isi.
Untuk instrumen yang akan mengukur efektifitas pelaksanaan program, maka pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan
antara isi instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan.
2. Validitas konstruksi
Validitas konstruksi dari suatu instrumen dapat dilakukan penganalisaanya dengan jalan melakukan pencocokan antara aspek-aspek
berpikir yang terkandung dalam instrumen tersebut, dengan aspek-aspek berpikir yang dikehendaki untuk diungkap oleh tujuan instruksional
khusus. Uji validitas isi dan konstruksi akan dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen atau matrik pengembangan instrumen.
Dalam kisi-kisi ini terdapat variabel yang akan diteliti yaitu keterampilan proses siswa dimana akan terfokuskan pada mengamati percobaan,
menerapkan konsep, merancang percobaan dan mengkomunikasikan hasil percobaan. Kalibrasi instrumen penelitian dilakukan oleh seorang ahli
untuk mendapatkan instrumen yang valid dan reliabel. Yang menjadi seorang ahli untuk mengkalibrasi instrumen penelitian ini adalah orang
sudah dianggap ahli dalam bidang pendidikan seperti dosen pendidikan kimia, atau guru kimia. Instrumen dikalibrasi berdasarkan struktur
instrumen, gaya bahasa, hubungan dengan indikator materi dan tingkat kesukaran instrumen.
G. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, analisis yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif, dalam Suharsimi Arikunto dijelaskan bahwa “penelitian deskriptif
Merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi
mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu gejala menurut apa adanya saat penelitian d
ilakukan”.
60
59
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R D, Bandung: , 2008, h.
129
60
Suharsimi Arikunto, Menejemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2007, Cet. Ke-9, h. 234.
1. Lembar Observasi
Data yang diperoleh dari format lembar observasi kemudian dianalisis lebih lanjut dengan cara:
a. Untuk setiap pernyataan, siswa diberikan skor yang sesuai dengan
kegiatan yang dilakukannya dan selanjutnya, skor siswa pada setiap pernyataan dijumlahkan. Jadi, skor pada setiap pernyataan merupakan
rating dan karena rating itu dijumlahkan untuk kesemua pernyataan maka metode ini dinamai metode rating yang dijumlahkan atau method
of sum mated ratings yang dikenal dengan metode pengembangan skala sikap model Likert. Dalam Kusaeri dan Suprananto dijelaskan
bahwa “Metode rating yang dijumlahkan atau Metode penyekalaan Likert merupakan metode penyekalaan pernyataan sikap yang
menggunakan distribusi jawaban sebagai dasar penentuan nilai ska
lanya”.
61
b. Menentukan kategori kemampuan untuk masing-masing siswa
berdasarkan skala kategori KPS. Hasil presentase yang diperoleh dan dikategorikan dalam pedoman konversi presentase rata-rata KPS
siswa. Sebelum menentukan skor, peneliti harus menentukan dulu kategori penilaian dengan menggunkan standar 100. Peneliti
menggunakan kategori nilai menjadi 4 empat kategori maka tiap-tiap bagian jarak nilainya 25.
62
Tabel 3.2 Persentase KPS
Tingkat Penguasaan Nilai
Huruf Bobot
Predikat 86
– 100 A
4 Sangat baik
76 – 85
B 3
Baik 60
– 75 C
2 Cukup
55 – 59
D 1
Kurang ≤ 54
TL Kurang sekali
61
Kusaeri., Suprananto, Pengukuran dan Penilaian Pendidikan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012, Cet. Pertama, h. 221.
62
Ngalim Purwanto, Prinsip – Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010, h. 102 - 103
a. Kemudian dicari rata-rata dan presentase masing-masing
keterampilan proses sains siswa berdasarkan rumus berikut: rata-rata =
∑
Presentase
=
x 100 b.
Menganalisis hasil jawaban LKS. c.
Menginterpretasikan secara deskriptif data presentase tiap-tiap aspek keterampilan proses siswa yang muncul selama berlangsungnya
kegiatan pembelajaran dan selama praktikum,
2. Lembar Kerja Siswa
Pada lembar kerja siswa, untuk penilaian setiap pernyataan, siswa diberikan skor yang sesuai dengan kegiatan yang dilakukannya dan
selanjutnya, skor siswa pada setiap pernyataan dijumlahkan. pada lembar kerja siswa, penilaiannya hampir sama dengan penilaian lembar
observasi. Pada lembar kerja siswa, penilaiannya dilakukan per individu. sedangkan pada lembar observasi penilaianya per kelompok. Setelah
dijumlahkan, Kemudian hasil tersebut dikonversi ke dalam persen dan selanjutnya persentase tersebut dikonversi ke dalam bentuk kategori yang
sesuai dengan range yang telah ditentukan para ahli seperti pada tabel persentase KPS diatas.
3. Tes
Penilaian pada tes dilakukan perorangan yaitu dengan cara menjumlahkan per indikator keterampilan proses sains pada setiap butir
soal. Selanjutnya hasil yang didapat dibuat rata-rata. Kemudian hasil rata-rata setiap indikator tersebut kemudian dikonversi ke dalam bentuk
persen dan selanjutnya ditentukan kategori persentase tersebut sesuai dengan range persentase yang telah ditetapkan oleh para ahli seperti pada
tabel persentase KPS diatas.
4. Data Wawancara
Data yang
didapatkan setelah
melakukan wawancara
ditranskipkan secara verbatim dan diklasifikasikan berdasarkan