Tujuan Keterampilan Proses Sains

E. HASIL KAJIAN PUSTAKA YANG RELEVAN

Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai model inquiry di dalam sistem pembelajaran. Diantaranya : a. Nita Nurtafita, dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model Guided Inquiry Terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep kalor ”. Di SMP N 3 Tangsel. Dalam kesimpulannya dikatakan bahwa : terdapat pengaruh yang signifikan dalam model guided inquiry terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep kalor. Pengaruh ini terlihat dari peningkatan persentase dari pretest ke posttest pada setiap aspek KPS yang diukur. Pada aspek menafsirkan terjadi peningkatan persentase tiga kali dari nilai awalnya nilai pretest, sedangkan pada aspek menerapkan konsep dan melakukan komunikasi terjadi peningkatan persentase dua kali dari nilai awalnya. Pada aspek mengobservasi melalui lembar kinerja sebesar 78,75 yang berada pada kategori baik 45 b. TH. Agustanti, dalam jurnal pendidikan IPA Indonesia yang berjudul Implementasi Metode Inquiry untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi” di SMP N 2 Wonosobo Jawa Tengah. Dalam kesimpulannya dikatakan bahwa: pembelajaran dengan meneliti inquiry di kelas VIIE SMP N 2 Wonosobo dapat menjadikan siswa aktif, bergairah, antusias, berpartisipasi dan peduli terhadap perkembangan teknologi. Dan 45 Nita Nurtafita , dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model Guided Inquiry Terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep kalor ”. Di SMP N 3 Tangsel, 2012, UIN Jakarta, Prodi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan IPA, Skripsi tidak diterbitkan. Pembelajaran dengan meneliti inquiry di kelas VIIE SMP N 2 Wonosobo dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa serta menjadikan proses pembelajaran lebih kondusif. 46 c. Wahyudin, Sutikno , A. Isa, dalam jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 2010 58- 62 yang berjudul “Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Minat Dan Pemahaman Siswa”. Dalam kesimpulannya Berdasarkan pembahasan hasil penelitian diperoleh simpulan adalah: peningkatan rata-rata hasil belajar pada siklus II cukup signifikan karena secara individu siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat dari 13 siswa menjadi 38 siswa. Pemahaman siswa meningkat dari 60 siswa yang dinyatakan tidak paham pada siklus I menjadi 5 siswa yang dinyatakan tidak paham pada siklus II, hasil analisis tanggapan siswa terhadap pengajaran diperoleh rata-rata tanggapan siswa sebelum tindakan sebesar 72,90. Setelah tindakan, nilai rata-rata tanggapan siswa meningkat menjadi 76,81. Secara keseluruhan nilai yang diperoleh untuk setiap indikator dalam angket mengalami peningkatan. Jadi, penerapan metode pembelajaran inkuiri terbimbing dengan berbantuan multimedia dapatmeningkatkan minat dan pemahaman siswa kelas X-Isemester 2SMAN14 Semarang. 47

F. KERANGKA BERPIKIR

Pembelajaran inquiry merupakan pengembangan dari proses discovery. Dalam pembelajaran inquiry siswa harus menemukan sendiri konsep materi yang sedang dipelajari. Seorang siswa bertindak sebagai ilmuan scientist, ditandai dengan mengajukan pertanyaan, merumuskan masalah, berhipotesis, melakukan eksperimen, dan memiliki sikap ilmiah. Pembelajaran inquiry menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan masalah yang dipertanyakan. 46 TH. Agustanti, Implementasi Metode Inquiry untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi ” diakses pada 130213, dari http:journal.unnes.ac.idindex.phpjpii 47 Wahyudin, Sutikno , A. Isa, “Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Minat Dan Pemahaman Siswa ”. Diakses pada tanggal 18042013, dari journal.unnes.ac.idindex.phpusejarticleview868892