Pengertian Madrasah Diniyah Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah

3 Tujuan khusus a Tujuan khusus kelembagaan Diniyah Takmiliyah Awaliyah dalam bidang pengetahuan ialah agara pesera didik : 1 Memiliki pengetahuan dasar tentang Agama Islam. 2 Memiliki pengetahuan dasar tentang Bahasa Arab sebagai alat untuk memahami ajaran Agama Islam. b Tujuan khusus kelembagaan Diniyah Takmiliyah Awaliyah dalam bidang pengamalan ialah agara pesera didik : 1 Dapat mengamalkan ajaran Agama Islam. 2 Dapat belajar dengan cara yang baik. 3 Dapat bekerja sama dengan orang lain dan dapat mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan masyarakat. 4 Dapat menggunakan dasar-dasar Bahasa Arab c Tujuan khusus kelembagaan Diniyah Takmiliyah Awaliyah dalam bidang nilai dan sikap ialah agara pesera didik : 1 Cinta terhadap Agama Islam dan berkeinginan untuk melakukan ibadah shalat dan ibadah lainnya. 2 Berminat dan bersikap positif terhadap ilmu pengetahuan. 3 Mematuhi disiplin dan peraturan yang berlaku. 4 Menghargai kebudayaan Nasional dan kebudayaan lain yang tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam. 5 Memiliki sikap demokratis, tenggang rasa, dan mencintai sesama manusia dan lingkungan lainnya. 6 Menghargai setiap pekerjaan dan usaha yang halal. 7 Menghargai waktu, hemat, dan produktif. 10 10 Ibid, h.2

2. Kurikulum Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah

a. Definisi Kurikulum

Ditinjau dari asal katanya, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang mula-mulai digunakan dalam bidang olahraga, yaitu kata currere yang berarti jarak tempuh lari. Dalam kegiatan berlari tentu saja ada jarak yang harus ditempuh mulai dari start sampai dengan finish. Jarak dari start hingga finish ini disebut currere. Atas dasar tersbut pengertian kurikulum diterapkan dalam bidang pendidikan. 11 Kemudian banyak ahli pendidikan dan ahli kurikulum membuat macam- macam batasan tentang kurikulum tersebut, mulai dari pengertian tradisional sampai dengan pengertian modern, mulai dari pengerian yang sederhana sampai pengertian yang kompleks. Setiap ahli memiliki versi batasan yang berbeda- beda, bahkan didalamnya seringkali terjadi ketidak samaan pengertian atau konseptualnya. Hal ini disebabkan oleh perbedaan sudut pandang serta latar belakang keilmuan para ahli tersebut, meskipun pada intinya terkandung maksud yang sama. Sebagai gambaran terdapat beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh beberapa orang ahli. Hilda Taba dalam bukunya Curriculum Development, Theory, and Practice 1962 mendifinisikan kurikulum sebagai a plan for learning. Sedangkan J. F. Kerr 1966 mendifinisikan kurikulum sebagai “All the learning which is planned or guided by the school, whether it is carried on in groups or individually, inside of or outside the school”. Definisi yang lebih kompleks tentang kurikulum dikemukakan oleh Rene Ochs 1964 yang dikutip oleh Ariech Lewy 1970 sebagai berikut “This term often to design equally a programme for a given subject matter for the entire cycle or even the whole range of cycles. Further, the term curriculum is 11 Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta: Raja Grafindo, 1996, Cet.2, h.1 sometimes used in a wider sense to cover the various educational activities through which the content is conveyed as well as materials used and method employed” 12 Oemar Hamalik melihat kurikulum dari beberapa tafsiran sebagai berikut: 1 Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran, yang berarti didalam kurikulum terdapat sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa selama mengikuti kegiatan pendidikan pada jenjang tertentu. 2 Kurikulum sebagai rencana pemebalajaran, merupakan suatu program dan rencana yang disesuaikan untuk membelajarkan siswa. 3 Kurikulum sebagai pengalaman belajar, yang berarti dirancang untuk memberikan pengalaman belajar serta mengembangkan kecakapan hidup siswa. 13 Dari beberapa definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa kurikulum merupakan suatu aktivitas dan kegiatan belajar yang direncanakan dan diprogramkan bagi peserta didik dalam bimbingan sekolah baik didalam maupun diluar kelas. Adapun secara operasional, kurikulum dapat didefinisikan sebagai berikut: 1 Suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan suatu sekolah baik didalam maupun diluar sekolah yang dilaksanakan dari tahu ke tahun. 2 Bahan tertulis yang dimaksudkan untuk digunakan oleh guru dalam melaksanakan pengajaran untuk siswa-siswanya. 3 Suatu usaha untuk menyampaikan asas dan ciri terpenting dari suatu rencana pendidikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan guru di sekolah. 12 Ibid, h.2 13 Darwyan Syah, dkk., Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Faza Media, 2006, Cet.1, h.11