santri ke MD karena santri seringkali istirahat sejenak untuk makan siang baru kemudian bersiap melanjutkan pendidikan di MD.
30
2. Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah Yatalatop
Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah Yatalatop berdiri pada tahun 2003 dan berada di bawah naungan Yayasan Yatalatop. Terletak di Perum
Mutiara Sakinah Rt.10 Rw.7 Kecamatan Cileungsi. MDTA ini berada di lingkungan komplek perumahan sebagai wadah bagi warga sekitar untuk
memberikan pendidikan agama bagi putraputrinya. MDTA ini hanya memiliki visi namun misi madrasah tidak dirumuskan, dan visi yang diusung
yakni, ”Menyiapkan lulusan yang memiliki pondasi agama yang kuat dengan
berlandaskan Iman dan Taqwa Kepada Allah SWT”. MDTA ini termasuk ke dalam kategori MDTA yang dikelola oleh
Pendidikan Formal, karena yayasan yatalatop memiliki lembaga pendidikan yakni Madrasah Ibtidaiyah Yatalatop. Jika melihat MDTA ini disandingkan
dengan sekolah formal yakni MI, seharusnya secara administrasi sudah rapi sebagaimana MI yang dimilikinya, menentukan Visi yang dilengkapi dengan
Misi, memiliki Visi dan Misi yang matang dan memiliki target pencapaian.
a Siswa, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan
Jumlah siswa yang terdaftar di MDTA Yatalatop pada tahun ajaran 20152016 sebanyak 57 Orang terdiri dari 20 laki-laki dan 37 perempuan.
MDTA ini dikepalai oleh Ibu Afiah Rospiatin, M.Pd.I yang juga merangkap sebagai tenaga pendidik, dengan latar belakang pendidikan S2 Pendidikan
Agama Islam. Sementara tenaga pendidik berjumlah 4 orang dengan 3 tiga orang lulusan pendidikan tinggi S1 dan 1 satu orang lulusan SLTA dan
pesantren.
31
Standar Pelayanan Minimal yang dikeluarkan oleh Dirjen Pendis Nomor 3201 Tahun 2013
yakni ”Di setiap MDTA tersedia 1 satu orang guru untuk 40 orang peserta didik, jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar
unt uk MDTA tidak melebihi 40 orang”. Akan tetapi jika melihat rasio, jumlah
30
Wawancara dengan Kepala MDTA Riyadlul Jannah
31
Wawancara dengan Kepala MDTA Yatalatop
santri jauh dibawah standard dibandingkan dengan tenaga pendidik yang dimiliki MDTA ini. Berdasarkan wawancara dengan kelapa MDTA
Yatalatop, jumlah santri di MDTA yang dipimpinnya terus berkurang setiap tahunnya, meskipun di lingkungannya hanya terdapat MDTA ini, tapi minat
warga untuk menyekolahkan putraputrinya tidak juga terbangun bahkan semakin berkurang.
b Sarana dan Prasarana
Proses belajar mengajar berlangsung di gedung milik bersama yang dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar sekolah formal yakni MI
Yatalatop pada pagi hingga siang hari, Madrasah Diniyah pada malam hari setelah maghrib. Proses pembelajaran dibagi menjadi 2 dua rombel dan
dilakukan secara rapi dengan fasilitas kursi dan meja, juga terdapat ruang ibadah dan praktikum di mushola yang berada di gedung madrasah secara
terpisah. Semua proses pembelajar dilakukan di dalam ruang kelas. Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh MDTA ini juga sudah sesuai
dengan Standar Pelayanan Minimal SPM MD, dibuktikan dengan gedung milik sendiri, ruang kelasrombel yang cukup, fasilitas belajar lengkap.
Untuk ruang
kelasrombel hanya
dibagi menjadi
dua dengan
mempertimbangkan tingkat atau usia santri, sehingga ada penggabungan ruangan untuk kelas 1 dengan 2, dan kelas 3 dengan 4 dan membentuk
kelompok sesuai dengan tingkatan masing-masing santri. c
Kurikulum Kurikulum yang diterapkan MDTA ini mengacu pada kurikulum yang
ditetapkan oleh Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat tahun 2010 yang meliputi pelajaran al-
qur’an, hadist, aqidah, akhlak, fiqih, tarikh islam, bahasa arab, dan muatan lokal didalamnya yakni pelajaran
Imla’. Sementara itu, alokasi jam pelajaran hanya mencapai 15 jam pelajaran per minggu. Buku
teks yang digunakan guru dan siswa bersumber dari buku referensi yang dikeluarkan oleh kementerian agama dan dilengkapi oleh buku penunjang
yang digunakan oleh guru masing-masing.
Pembelajaran dilaksanakan dari Senin sd Sabtu dimulai pukul 18.30 sd 20.00 setiap harinya, MDTA ini berupaya melakukan penyeseuaian jam
belajar karena banyaknya anak usia MD yang berada di lingkungan MDTA Yatalatop mengenyam pendidikan formalnya di SDMI yang menerapkan
Full Day School, akan tetapi ternyata penyesuaian yang dilakukan tidak juga meningkatkan minat belajar di MDTA yang terlihat dari jumlah santri sedikit
dan terus menurun.
32
3. Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah Tarbiyatul Falah
Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah Tarbiyatul Falah berdiri pada tahun 2005 dan berada dibawah naungan Yayasan Tarbiyatul Falah. Terletak
di Kampung Bojong Kecamatan Gunung Putri. MDTA ini berada di lingkungan perkampungan dan berada di wilayah industri dimana mayoritas
warga sekitar bekerja di perusahaanpabrik yang berada di lingkungan sekitar. MDTA ini hanya memiliki visi namun misi madrasah tidak dirumuskan, dan
visi yang diusung yakni, ”Melaksanakan pendidikan yang menghasilkan
santri yang sehat secara jasmani dan memiliki dasar keagamaan yang kuat berlandaskan pada Al-Q
ur’an dan Hadist.”
33
MDTA Tarbiyatul Falah penulis masukkan kedalam kategori MDTA yang dikelola oleh Mandiri, lokasi MDTA Tarbiyatul Falah berada di
lingkungan perindustrian di Kecamatan Gunung Putri, sehingga banyak warga sekitar yang bekerja menjadi buruh, berawal dari kepedulian pendiri
MDTA yang melihat anak-anak yang hanya bermain-main selepas pulang sekolah karena mungkin tidak ada pengawasan dari orang tua yang mayoritas
bekerja di perusahaanpabrik yang berada dikawasan MDTA, sehingga kemudian Bpk. Rahmat mulai membuat pengajian sebagai wadah bagi anak-
anak sekitar yang kemudian diresmikan menjadi MDTA Tarbiyatul Falah.
34
a Siswa, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan
Jumlah siswa yang terdaftar di MDTA Tarbiyatul Falah pada tahun ajaran 20152016 sebanyak 95 Orang terdiri dari 39 laki-laki dan 56
32
Wawancara dengan Kepala MDTA Yatalatop
33
Dokumen Profil MDTA Yatalatop
34
Wawancara dengan Kepala MDTA Tarbiyatul Falah
perempuan. MDTA Tarbiyatul Falah dikepalai oleh Bapak Rahmat, S.Pd.I yang juga merangkap sebagai tenaga pendidik, dengan latar belakang
pendidikan S1 Pendidikan Agama Islam. Sementara tenaga pendidik berjumlah 7 orang dengan 1 satu orang lulusan pendidikan tinggi S1 dan 6
enam orang lulusan SLTA dan pesantren.
35
Jumlah perbandingan antara santri dengan tenaga pendidik sudah sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal yang dikeluarkan oleh Dirjen Pendis
Nomor 3201 Tahun 2013 yakni ”Di setiap MDTA tersedia 1 satu orang
guru untuk 40 orang peserta didik, jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar unt
uk MDTA tidak melebihi 40 orang”. Jika melihat lokasi MDTA yang berada ditengah kawasan industri, jumlah santri bisa
dikatakan cukup karena sebagaimana diketahui jika mayoritas orang tua bekerja, maka sedikit waktu bagi orangtua untuk dapat mengontrol waktu
belajar putraputrinya di siang hari. b
Sarana dan Prasarana Proses belajar mengajar berlangsung di gedung milik sendiri yang berada
disamping kediaman kepala madrasah, yang mana ruangan tersebut juga dipergunakan untuk kegiatan PAUD pada pagi hari, dan Madrasah Diniyah
pada siang hari. Proses pembelajaran dibagi menjadi 2 dua rombel dan 2 dua gelombang setiap harinya, kegiatan pembelajaran dilakukan secara
lesehan, dan tidak terdapat ruang ibadah dan praktikum yang terpisah. Semua proses pembelajar dilakukan di dalam ruang kelas.
36
c Kurikulum
Kurikulum yang diterapkan MDTA ini mengacu pada kurikulum yang ditetapkan oleh Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat tahun 2010
yang meliputi pelajaran al- qur’an, hadist, aqidah, akhlak, fiqih, tarikh islam,
bahasa arab, dan muatan lokal didalamnya yakni pelajaran Imla’. Sementara
itu, alokasi jam pelajaran hanya mencapai 15 jam pelajaran per minggu. Buku teks yang digunakan guru dan siswa bersumber dari buku referensi yang
35
Dokumen Profil MDTA Tarbiyatul Falah
36
Wawancara dengan Kepala MDTA Tarbiyatul Falah